Istrinya Ketahuan Punya Masalah Mental, Pria di China Minta Pernikahannya Dibatalkan

Sang istri tidak menolak permintaan dari suaminya untuk membatalkan perkawinan mereka. Ini yang terjadi selanjutnya atas kisah mereka.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 25 Nov 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 19:40 WIB
Palu hakim
Ilustrasi palu hakim pengadilan. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Beijing - Pengadilan di China membatalkan sebuah perkawinan atas permintaan pihak pria yang baru mengetahui bahwa istrinya telah menyembunyikan riwayat kesehatan mental dan catatan histerektominya sebelum pernikahan mereka.

Dilansir SCMP, Senin (25/11/2024), kasus tersebut disidangkan oleh Pengadilan Rakyat Jiaxian County di Provinsi Henan, China tengah.

Menurut putusan tersebut, pria yang diidentifikasi dengan nama keluarga Zhou tersebut, bertemu dengan seorang wanita yang tujuh tahun lebih tua darinya melalui seorang mak comblang pada bulan September tahun lalu.

Ia membayar mahar sebesar 10.000 yuan (Rp21,8 juta) dalam pertunangan mereka pada awal Oktober. Setelah itu, ia memberinya tambahan 40.000 yuan (Rp87,5 juta), dan pasangan tersebut mendaftarkan pernikahan mereka ke otoritas urusan sipil pada hari yang sama.

Mereka menggelar upacara pernikahan pada bulan November. Namun, Zhou segera menyadari bahwa kondisi mental istrinya tampak tidak normal.

Ia kemudian menemukan bahwa istrinya telah didiagnosis menderita skizofrenia sebelum pernikahan mereka. Dia juga terkejut saat mengetahui bahwa wanita itu dan keluarganya telah menyembunyikan fakta bahwa dia telah menjalani histerektomi.

 

Perkawinannya Dibatalkan

Arti Mimpi Bercerai dengan Suami Tercinta
Ilustrasi perceraian/credit: Freepik.com

Zhou kemudian mengajukan gugatan hukum yang meminta pembatalan pernikahan karena dia menyembunyikan masalah kesehatan yang serius. Wanita itu tidak menentang permintaannya.

Pengadilan memutuskan mendukung Zhou, dengan menyatakan bahwa individu memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan kondisi fisik mereka yang sebenarnya, terutama jika melibatkan masalah kesehatan yang serius, sebelum menikah.

Namun, masih belum jelas apakah mahar sebesar 50.000 yuan dikembalikan kepada Zhou.

Tidak seperti proses perceraian, ketika pernikahan dibatalkan oleh pengadilan, status perkawinan individu dalam sistem pendaftaran penduduk pemerintah kembali menjadi "lajang" dan bukan ditandai sebagai pasangan "bercerai".

Picu Diskusi di Media Sosial

Mimpi Bercerai Menurut Primbon Jawa
Ilustrasi Perceraian Credit: pexels.com/Engin

Pengalaman Zhou kemudian memicu diskusi hangat di media sosial.

"Mereka menikah setelah saling mengenal kurang dari dua bulan. Jelas bahwa pria itu mencari pasangan reproduksi tetapi akhirnya menikahi seorang wanita tanpa rahim. Sungguh pria yang malang!" kata salah satu pengguna.

"Bukankah wanita itu bersalah karena menipu? Mengapa dia tidak menghadapi konsekuensi apa pun?" tulis yang lain

Kasus di mana salah satu pasangan menyembunyikan masalah kesehatan yang serius dari pasangannya bukanlah hal yang jarang terjadi di China.

Bulan lalu, pengadilan di Sichuan, mengabulkan permintaan seorang wanita untuk membatalkan pernikahannya setelah suaminya gagal mengungkapkan bahwa dia mengidap HIV.

Mereka telah menikah tahun sebelumnya tanpa menjalani pemeriksaan pranikah, karena wanita itu yakin mereka telah saling kenal selama bertahun-tahun. Masalah kesehatan pria itu baru diketahuinya sembilan bulan setelah pernikahan mereka ketika dia secara tak terduga menemukan obat-obatan untuk mengobati AIDS di tasnya. Untungnya, wanita itu tidak tertular HIV.

Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya