Ini kedengaran seperti naskah film Indiana Jones, namun seorang arkeolog Belanda yakin benar, ia telah memecahkan kode rahasia menuju lokasi penyimpanan emas Nazi, melalui selembar partitur musik-- yang ia klaim adalah 'kode peta harta karun'.
Dari temuan itu, Leon Giesen (51) -- nama arkeolog itu, melakukan 3 penggalian di dekat Mittenwald, perbatasan dengan Austria. Namun, sejauh ini ia belum menemukan apapun.
Ia mendasarkan pencariannya pada partitur musik yang disebut 'March Impromptu', yang ditulis komposer musik klasik, Gottfried Federlein, yang meninggal pada 1952.
Leon Giesen juga meyakini, lembaran musik tersebu memuat diagram "rel kereta api" yang pernah melaju di wilayah Mittenwald di tahun 1940-an. Dan bahwa kalimat terakhir dalam lirik, 'Enden der Tanz' yang berarti 'akhir tarian' menjadi petunjuk, emas tersebut ada di penyanggah kereta api yang berhenti.
Menurut Spiegel Online, yang dimuat Daily Mail, Senin 23 September 2013, Bos Nazi, Adolf Hitler memerintahkan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, mengubur 'emas haram' di suatu tempat di perbukitan Bavaria, di hari-hari terakhir Reich Ketiga.
Bormann, kemudian diperintahkan menyisipkan huruf, angka, dan lambang di kertas musik atau partitur, yang bila diuraikan, akan mengungkap koordinat letak harta karun. Emas-emas itu diduga rencananya akan dikirim ke Munich, namun tak pernah sampai.
Sekitar 50 tahun kemudian, jurnalis Belanda, Karl Hammer Kaatee, menemukan dokumen itu dan melakukan sejumlah penggalian, Yang semua gagal total. Tak ada emas yang ditemukan.
Sementara Leon Giesen telah menemukan beberapa kantong logam 'anomali', bukan emas berharga. Namun ia bersikukuh, penggalian yang ia lakukan tidak sia-sia. Ia sedang mengumpulkan dana untuk penggalian berikutnya.
"Ini seperti peta harta karun yang tak dapat diuraikan," kata Jurgen Proske, sejarawan Jerman kepada Spiegel sepeti dikutip Liputan6.com. "Itu bisa jadi jalan menuju peti-peti harta karun. Namun, ini bisa jadi penutup lubang (pengalih)."
Emas Nazi
Sudah lama jadi rahasia umum, Nazi punya banyak emas, perak, dan perhiasan dari hasil jarahan selama mereka berkuasa.
Rezim yang dipimpin Hitler juga melakukan kebijakan menjarah aset korban untuk membiayai perang dan mengumpulkan aset jarahan di pusat deposit rahasia.
Sebagian besar dirampas dari para tahanan yang dimasukkan ke kamp konstentrasi -- perhiasan mereka lalu dilebur menjadi emas batangan.
Namun, saat perang hampir berakhir, Nazi berusaha keras membuat aset mereka 'menghilang' daripada jatuh ke tangan musuh.
Beberapa telah ditemukan di gua-gua atau lemarin besi, tetapi banyak yang masih belum ditemukan. Beberapa di antaranya bahkan diyakini telah dicuci ke sejumlah bank-bank Eropa pada tahun 1945.
Perburuan harta karun Nazi tak hanya dilakukan individu. Baru-baru ini, Pemerintah Jerman menyetujui tawaran seorang peneliti Israel untuk menemukan harta karun bernilai miliaran dolar milik Nazi dalam bentuk emas batangan, di sebuah danau dekat Berlin.
Legenda menyebut, 18 peti berisi emas dan platinum diceburkan oleh skuad SS dibantu sejumlah tawanan dari Polandia -- yang lantas dieksekusi mati -- di Danau Stolpsee di Brandenburg di pengujung Perang Dunia II. Harta itu diperkirakan terbaring di kedalaman kurang dari 50 kaki atau 15,24 meter.
Emas tersebut diduga dilempar ke danau sebagai bagian dari operasi rahasia dengan kode 'Operation Nibelung'-- mengambil nama dari mitos Burgundi yang kisah dipentaskan dalam opera berjudul "Der Ring des Nibelungen" atau "Cincin dari Nibelung" karya Richard Wagner. (Ein/Yus)
Baca selengkapnya: Memburu Mitos Emas Harta Karun Nazi di Dasar Danau Stolpsee
Dari temuan itu, Leon Giesen (51) -- nama arkeolog itu, melakukan 3 penggalian di dekat Mittenwald, perbatasan dengan Austria. Namun, sejauh ini ia belum menemukan apapun.
Ia mendasarkan pencariannya pada partitur musik yang disebut 'March Impromptu', yang ditulis komposer musik klasik, Gottfried Federlein, yang meninggal pada 1952.
Leon Giesen juga meyakini, lembaran musik tersebu memuat diagram "rel kereta api" yang pernah melaju di wilayah Mittenwald di tahun 1940-an. Dan bahwa kalimat terakhir dalam lirik, 'Enden der Tanz' yang berarti 'akhir tarian' menjadi petunjuk, emas tersebut ada di penyanggah kereta api yang berhenti.
Menurut Spiegel Online, yang dimuat Daily Mail, Senin 23 September 2013, Bos Nazi, Adolf Hitler memerintahkan sekretaris pribadinya, Martin Bormann, mengubur 'emas haram' di suatu tempat di perbukitan Bavaria, di hari-hari terakhir Reich Ketiga.
Bormann, kemudian diperintahkan menyisipkan huruf, angka, dan lambang di kertas musik atau partitur, yang bila diuraikan, akan mengungkap koordinat letak harta karun. Emas-emas itu diduga rencananya akan dikirim ke Munich, namun tak pernah sampai.
Sekitar 50 tahun kemudian, jurnalis Belanda, Karl Hammer Kaatee, menemukan dokumen itu dan melakukan sejumlah penggalian, Yang semua gagal total. Tak ada emas yang ditemukan.
Sementara Leon Giesen telah menemukan beberapa kantong logam 'anomali', bukan emas berharga. Namun ia bersikukuh, penggalian yang ia lakukan tidak sia-sia. Ia sedang mengumpulkan dana untuk penggalian berikutnya.
"Ini seperti peta harta karun yang tak dapat diuraikan," kata Jurgen Proske, sejarawan Jerman kepada Spiegel sepeti dikutip Liputan6.com. "Itu bisa jadi jalan menuju peti-peti harta karun. Namun, ini bisa jadi penutup lubang (pengalih)."
Emas Nazi
Sudah lama jadi rahasia umum, Nazi punya banyak emas, perak, dan perhiasan dari hasil jarahan selama mereka berkuasa.
Rezim yang dipimpin Hitler juga melakukan kebijakan menjarah aset korban untuk membiayai perang dan mengumpulkan aset jarahan di pusat deposit rahasia.
Sebagian besar dirampas dari para tahanan yang dimasukkan ke kamp konstentrasi -- perhiasan mereka lalu dilebur menjadi emas batangan.
Namun, saat perang hampir berakhir, Nazi berusaha keras membuat aset mereka 'menghilang' daripada jatuh ke tangan musuh.
Beberapa telah ditemukan di gua-gua atau lemarin besi, tetapi banyak yang masih belum ditemukan. Beberapa di antaranya bahkan diyakini telah dicuci ke sejumlah bank-bank Eropa pada tahun 1945.
Perburuan harta karun Nazi tak hanya dilakukan individu. Baru-baru ini, Pemerintah Jerman menyetujui tawaran seorang peneliti Israel untuk menemukan harta karun bernilai miliaran dolar milik Nazi dalam bentuk emas batangan, di sebuah danau dekat Berlin.
Legenda menyebut, 18 peti berisi emas dan platinum diceburkan oleh skuad SS dibantu sejumlah tawanan dari Polandia -- yang lantas dieksekusi mati -- di Danau Stolpsee di Brandenburg di pengujung Perang Dunia II. Harta itu diperkirakan terbaring di kedalaman kurang dari 50 kaki atau 15,24 meter.
Emas tersebut diduga dilempar ke danau sebagai bagian dari operasi rahasia dengan kode 'Operation Nibelung'-- mengambil nama dari mitos Burgundi yang kisah dipentaskan dalam opera berjudul "Der Ring des Nibelungen" atau "Cincin dari Nibelung" karya Richard Wagner. (Ein/Yus)
Baca selengkapnya: Memburu Mitos Emas Harta Karun Nazi di Dasar Danau Stolpsee