Taliban Incar Bunuh Malala, Gadis Belia yang Pernah Ditembak

Juru bicara Taliban, Shahidullah Shahid menyatakan pihaknya sedang mengincar Malala.

oleh Riz diperbarui 08 Okt 2013, 09:31 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2013, 09:31 WIB
malala-131008a.jpg

Malala Yousafzai, gadis Pakistan berusia 16 tahun menjadi salah satu orang yang beruntung. Ia masih hidup setelah terkena tembakan di kepala oleh kelompok Taliban.

Setelah siuman dari luka tembak, Malala kembali mengibarkan pemikirannya dengan menjadi aktivits wanita. Ia menulis buku berjudul "I am Malala" dan bersuara di PBB, Malala semakin dikenal sebagai pegiat perdamaian melawan terorisme.

Namun petaka tengah mengancamnya. Taliban merencanakan skenario pembunuhan yang menargetkan Malala. Taliban geram atas tindak-tanduk Malala yang mereka sebut telah menyuarakan perlawanan kepada kelompok tersebut.

"Dia (Malala) bukan gadis pemberani. Kami menargetkan akan menyerangnya lagi kapanpun, setiap ada kesempatan," kata juru bicara Taliban, Shahidullah Shahid, seperti dimuat New York Post, Selasa (8/10/2013).

Pada Oktober 2012, Malala diserang Taliban di sebuah bus sekolah di dekat rumahnya dulu, di Pakistan, karena berbicara lantang tentang hak-hak gadis muda mendapatkan pendidikan.

Saat ini, gadis belia itu tinggal di Birmingham, Inggris, setelah menjalani perawatan berbulan-bulan dan sejumlah operasi untuk memulihkan tengkoraknya yang retak.

Pernyataan jubir Shahidullah Shahid itu merupakan tanggapan Taliban yang kedua kalinya. Sebelumnya komandan senior Taliban Adnan Rashid pernah mengirim surat ke Malala, pada Juli 2013.

Dalam suratnya, Adnan Rashid menyebut Malala menjadi target bukan karena ia mengadvokasi hak pendidikan bagi anak perempuan. Namun, karena kritik kerasnya terhadap Taliban.

"Taliban meyakini, kau sengaja menulis untuk melawan mereka, dan melakukan kampanye kotor untuk memfitnah usaha mereka untuk mendirikan sistem Islam di Lembah Swat. Dan tulisan-tulisanmu dianggap provokatif," demikian surat yang dikirim seorang sumber intelijen Pakistan, yang dilansir CNN, Kamis 18 Juli 2013.

"Kau telah mengatakan dalam pidatomu ... bahwa pena lebih tajam dari pedang. Jadi mereka menyerang "pedangmu", bukan buku atau sekolah." (Riz/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya