Agen antiteroris Amerika Serikat bekerja sama dengan aparat Rusia memburu seorang 'janda putih' bernama Ruzanna Ibragimova alias Salima, yang merupakan istri dari teroris yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di Moskow.
Ibragimova diduga tengah bersembunyi di dalam zona pengamanan Olimpiade Musim Dingin yang digelar di Sochi. Wanita berusia 22 tahun itu diduga berhasil menyusup dan dikhawatirkan akan melakukan aksi teror.
Ibragimova diketahui bepergian dari Dagestan ke Sochi pada atau sekitar tanggal 11 Januari 2014. "Seorang anggota kelompok jihadis Chechnya terlihat di jalan di depan Kementerian Luar Negeri," tulis FoxNews.com yang dikutip dari News.com.au, Selasa (21/1/2014).
Sementara, pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pasukan pengamanan Rusia, FSR berisi, "Menurut informasi yang kami dapatkan, Ibragimova mungkin saja dimanfaatkan oleh para pemimpin kelompok-kelompok ilegal bersenjata untuk melakukan aksi-aksi teror di zona Olimpiade Musim Dingin 2014".
Guna mencegah serangan terorisme selama Olimpiade Musim Dingin, AS dan Rusia bekerja sama mengamankan zona pengamanan seluas 2.400 km. "Rusia telah mengerahkan 40 ribu polisi dan personel pengamanan di 'ring of steel' di sekitar Sochi guna mencegah serangan kelompok militant dari Republik Kausasus Utara," demikian pemberitahuan yang dimuat dalam buletin keamanan AS.
Ibragimova diberi gelar 'janda putih' – istilah yang digunakan untuk menyebut para janda para militan yang berusaha membaur untuk menyusun penyerangan.
Istilah 'janda putih’'ini pertama kali disematkan kepada Samantha Lethwaite, wanita asal Inggris yang merupakan janda dari teroris yang tewas dalam bom bunuh diri di London, 7 Juli 2005 -- Germaine Lindsay.
Dia diduga menjadi anggota kelompok militan Islam radikal Somalia, al Shabaab dan sekarang Samantha menjadi salah satu tersangka teroris yang paling dicari.
Sedangkan, istilah 'janda hitam' biasa digunakan untuk mendeskripsikan janda-janda Chechnya yang suami-suaminya terbunuh dalam perlawanan melawan Rusia. Mereka siap balas dendam.
AS dan sejumlah ahli internasional mengkhawatirkan situasi keamanan di gala Olimpiade Musim Dingin menyusul sejumlah serangan baru-baru ini dan ancaman dari Doku Umarov -- pemimpin jihad yang sering dijuluki 'Osama Bin Laden-nya Rusia' -- yang menyerukan serangan untuk menghentikan gala olahraga tersebut.
Baru-baru ini, juga muncul video yang diposting online oleh pihak yang mengatasnamakan sebagai Vilayat Dagestan --dua pria yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di sebuah stasiun kereta api dan bus yang menewaskan 34 orang di Volgograd. Mereka mengancam, serangan bunuh diri lain akan menyusul.
Sementara, Presiden Rusia, Vladimir Putin menjamin para olahrgawan dan pengunjung di Sochi akan aman. "Kami akan mencoba untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan tidak mengganggu atau terlalu mencolok bagi para atlet, tamu atau wartawan Olimpiade," kata Putin.
"Tapi pada saat yang sama, kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa pengamanan tersebut efektif." (Ega/Ein)
Baca juga:
Lagi! 10 Orang Tewas dalam Teror Volgograd, Amuk `Janda Hitam`?
Para Perempuan `Sangar` Pelaku Aksi Teror Fenomenal
Nadia Meledakkan Diri dalam Bus di Rusia, Renggut Nyawa 6 Orang
Ibragimova diduga tengah bersembunyi di dalam zona pengamanan Olimpiade Musim Dingin yang digelar di Sochi. Wanita berusia 22 tahun itu diduga berhasil menyusup dan dikhawatirkan akan melakukan aksi teror.
Ibragimova diketahui bepergian dari Dagestan ke Sochi pada atau sekitar tanggal 11 Januari 2014. "Seorang anggota kelompok jihadis Chechnya terlihat di jalan di depan Kementerian Luar Negeri," tulis FoxNews.com yang dikutip dari News.com.au, Selasa (21/1/2014).
Sementara, pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pasukan pengamanan Rusia, FSR berisi, "Menurut informasi yang kami dapatkan, Ibragimova mungkin saja dimanfaatkan oleh para pemimpin kelompok-kelompok ilegal bersenjata untuk melakukan aksi-aksi teror di zona Olimpiade Musim Dingin 2014".
Guna mencegah serangan terorisme selama Olimpiade Musim Dingin, AS dan Rusia bekerja sama mengamankan zona pengamanan seluas 2.400 km. "Rusia telah mengerahkan 40 ribu polisi dan personel pengamanan di 'ring of steel' di sekitar Sochi guna mencegah serangan kelompok militant dari Republik Kausasus Utara," demikian pemberitahuan yang dimuat dalam buletin keamanan AS.
Ibragimova diberi gelar 'janda putih' – istilah yang digunakan untuk menyebut para janda para militan yang berusaha membaur untuk menyusun penyerangan.
Istilah 'janda putih’'ini pertama kali disematkan kepada Samantha Lethwaite, wanita asal Inggris yang merupakan janda dari teroris yang tewas dalam bom bunuh diri di London, 7 Juli 2005 -- Germaine Lindsay.
Dia diduga menjadi anggota kelompok militan Islam radikal Somalia, al Shabaab dan sekarang Samantha menjadi salah satu tersangka teroris yang paling dicari.
Sedangkan, istilah 'janda hitam' biasa digunakan untuk mendeskripsikan janda-janda Chechnya yang suami-suaminya terbunuh dalam perlawanan melawan Rusia. Mereka siap balas dendam.
AS dan sejumlah ahli internasional mengkhawatirkan situasi keamanan di gala Olimpiade Musim Dingin menyusul sejumlah serangan baru-baru ini dan ancaman dari Doku Umarov -- pemimpin jihad yang sering dijuluki 'Osama Bin Laden-nya Rusia' -- yang menyerukan serangan untuk menghentikan gala olahraga tersebut.
Baru-baru ini, juga muncul video yang diposting online oleh pihak yang mengatasnamakan sebagai Vilayat Dagestan --dua pria yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di sebuah stasiun kereta api dan bus yang menewaskan 34 orang di Volgograd. Mereka mengancam, serangan bunuh diri lain akan menyusul.
Sementara, Presiden Rusia, Vladimir Putin menjamin para olahrgawan dan pengunjung di Sochi akan aman. "Kami akan mencoba untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan tidak mengganggu atau terlalu mencolok bagi para atlet, tamu atau wartawan Olimpiade," kata Putin.
"Tapi pada saat yang sama, kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa pengamanan tersebut efektif." (Ega/Ein)
Baca juga:
Lagi! 10 Orang Tewas dalam Teror Volgograd, Amuk `Janda Hitam`?
Para Perempuan `Sangar` Pelaku Aksi Teror Fenomenal
Nadia Meledakkan Diri dalam Bus di Rusia, Renggut Nyawa 6 Orang