Liputan6.com, London Saat punya gangguan kelamin seperti kanker testis kebanyakan pria lebih memilih bercerita ke orangtua atau pasangannya dibanding ke dokter. Karena itulah, peran `omelan` wanita sangat dibutuhkan agar kaum pria segera memeriksakan diri saat menemukan benjolan di buah zakar (testis).
Meski demikian, penelitian yang dilakukan oleh badan amal kanker pria di Inggris, Orchid, menemukan sebanyak 82 persen pria zaman kini yang berusia 18 sampai 50 tahun lebih peduli dengan kanker testis dibandingkan lima tahun lalu. Sedangkan, sepertiganya masih menghindari dokter ketika menemui benjolan, dan curhat ke pasangan wanitanya.
Kanker testis merupakan penyakit paling umum yang dialami pria usia 15 sampai 45 tahun dengan diagnosa lebih dari 2.200 kasus setiap tahunnya. Jenis kanker ini merupakan salah satu yang bisa diobati, terutama apabila didiagnosa lebih awal.
Tapi, keengganan mencari nasihat dari dokter bisa menyebabkan terlambatnya pengobatan dan ini berisiko.
"Kanker testis sekarang menjadi penyakit yang banyak dikenal orang, yang mengesankan 87 persen pria mengakui benjolan testis sebagai gejala kemungkinan penyakit," kata Chief Executive Orchid Rebecca Porta seperti dilansir FemaleFirst, Kamis (3/4/2014).
Menurutnya, banyak pria yang mengetahui gejalanya tapi enggan mencari dukungan dan saran medis ketika membutuhkannya.
"Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa `omelan` pasangan baik untuk kesehatan pria, dan temuan ini mendukung peran penting perempuan dalam perang melawan kanker laki-laki," ujarnya.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pria lajang kurang mengenali tanda peringatan dan gejalanya. Hanya 18 persen pria lajang secara teratur memeriksa diri dari benjolan.