Liputan6.com, Jakarta Saluran pencernaan kerap menjadi `korban` bagi segelintir orang yang sulit melampiaskan emosinya. Pada awal pembentukan, otak dan saluran cerna berasal dari satu jaringan yang sama, yang membuat keduanya saling berhubungan.
"Di dalam kehidupan, hubungan antara keduanya memang dihubungkan oleh saraf dan mediator-mediator. Saraf yang memerintahkan otot di saluran cerna dan sebagainya," kata Ketua UKK Gastrohepatologi - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. M. Juffrie, SpA(K), PhD kepada Health Liputan6.com dalam acara `Bebenutri Plus Untuk Bantu Optimalkan Asupan Gizi Anak` di Bunga Rampai, Jakarta, Rabu (11/6/2014)
Kalau orang merasa stres, marah, dan tertekan, lanjut Juffrie, saraf di dalam otak akan segera memerintahkan saraf-saraf itu ke saluran cerna untuk berkontraksi, sehingga orang akan merasakan sakit pada perutnya karena gerakan lebih cepat. "Yang terkadang sampai membuat orang mencret-mencret karena feses didorong sampai ke bawah," kata dia melanjutkan.
Pria bertubuh gemuk ini melanjutkan, sedangkan dari saluran pencernaan ke otak melalui mediator yang ada.
"Jadi, di dalam saluran cerna itu ada mikrobiota. Nah, mikrobiota ini memacu sel-sel di saluran cerna mengeluarkan yang namanya mediator. Mediator ini memacu neurotransmeter yang pergi ke otak. Di otak inilah yang bisa mengatur emosi, kognitif, dan perasaan," kata Juffrie menerangkan.
Bila dalam tempo tujuh hari orang tersebut masih juga mengalami mencret, tandanya ada yang tidak beres pada saluran pencernaannya. Sebab, jika mencret yang diakibatkan oleh depresi, memiliki sifat yang sesaat dan akan sembuh bila kondisi orang yang mengalami itu merasa lebih tenang.
"Kalau misalnya lebih dari dua hari, yang dikhawatirkan saluran cernanya yang memang sakit. Misalnya saja terjadi inflamasi," kata dia menjelaskan.
Untuk tahap pencegahan, Juffrie mengatakan semua itu berasal dari diri sendiri. "Istilahnya kalau saya, menerima apa yang kita punya, menikmati apa yang kita punya, dan menjalankan apa yang harus kita jalankan. Kalau seperti itu, hidup akan lebih enak," kata Juffrie menekankan.
Amarah Tak Tersalurkan, Pencernaan Jadi Korban
Kalau orang merasa stres, marah, dan tertekan, akan merasakan sakit pada perutnya. Apa alasannya?
diperbarui 11 Jun 2014, 19:00 WIBDiterbitkan 11 Jun 2014, 19:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Makna Maskot Cagub-Cawagub Jakarta yang Dibawa Pendukung di Debat Perdana
IHSG Rawan Koreksi, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 7 Oktober 2024
Jangan Asal Minum Antibiotik, Ini Dampak Mengerikan yang Bisa Terjadi!
4 Zodiak Ini Dikenal sebagai Pecinta Kucing Sejati, Kamu Termasuk?
Kereta Motif Batik Meluncur di Jepang per 7 Oktober 2024, tapi Bukan Terkait Indonesia
6 Potret Prewedding Anthony Ginting dan Mitzi Abigail, Cintanya Segera Berlabuh
Gagal Menang di 5 Laga, Bos Manchester United Malah Banggakan Rekor Ini
Melihat Efektivitas Penghijauan Vertikal untuk Menurunkan Suhu Bangunan
Ganjil Genap Jakarta Kembali Berlaku Senin 7 Oktober 2024: Panduan Lengkap untuk Pengendara
Zona Merah: Kisah Korupsi dan Wabah Mayit Hidup di Rimbalaya
Verrell Bramasta Ngode Ingin Nikah Usai Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Netizen Sorot Lagi Natasha Wilona
Ada Miliader Rela Begadang Demi Periksa Email Kantor, Simak Alasannya!