Liputan6.com, Jakarta Mengatasi masalah anak pendek atau stunting memang bukan perkara mudah. Nah, salah satu cara untuk memutus tali rantai anak pendek, ternyata bisa dilakukan dengan perbanyak konsumsi protein.
Seperti disampaikan dokter spesialis anak pada Divisi Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, Damayanti R. Sjarif, kadar konsumsi protein berpengaruh pada pertambahan tinggi dan berat badan pada anak berusia di atas 6 bulan.
Baca Juga
"Anak yang mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori memiliki badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang hanya mendapat protein 7.5 persen dari total asupan kalori," katanya, melalui keterangan pers, ditulis Senin (6/7/2015).
Advertisement
Lagipula, kata dia, anak usia di atas 6-12 bulan membutuhkan konsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sedangkan anak usia 1-3 tahun membutuhkan konsumsi protein harian sebesar 1.05 g/kg berat badan.
"Batita dianjurkan mengonsumsi 13 gr protein yang berkualitas tinggi (mengandung asam amino esensial lengkap) setiap hari, yang didapat dari sumber hewani yaitu daging (sapi, ayam, ikan), telur atau susu," katanya.
Damayanti menerangkan, kualitas dan kuantitas asupan protein sangat penting untuk mencegah stunting. Protein hewani (susu, telur, ayam) mengandung asam amino esensial yang penting bagi pertumbuhan linear.
Sumber protein nabati (kacang-kacangan, umbi-umbian, biji-bijian, dan sayuran) mengandung asam amino berupa methionine, tryptophan, dan lysine. yang rendah(limiting asam amino).
Sedangkan asam amino yang terkandung dalam protein hewani yaitu mengandung asam amino esensial lengkap (lysine, threonine, valine, phenylalanine, tyrosine, leucine, isoleucine, tryptophan, methionine, cystenine.)
"Konsumsi susu dapat disesuaikan dengan kebutuhan batita dan juga dikombinasikan dengan asupan makanan lainnya untuk menjamin kecukupan gizi yang baik. Dalam konteks makanan bergizi lengkap, cukup dan seimbang, makan anak diatas 1 tahun dibatasi untuk mengonsumsi susu tidak melebihi 30 persen dari total kalori, untuk memastikan mereka mengonsumsi makanan padat yang beragam," pungkasnya.