Liputan6.com, Jakarta Selain lupus, penyakit multiple sclerosis (MS) juga disebut penyakit seribu wajah. Penyakit autoimun yang menyerang saraf ini memiliki gejala-gejala yang bervariasi terhadap setiap orang. Hal ini tergantung bagian saraf mana yang diserang.
Baca Juga
Penyakit saraf yang satu ini menyerang sistem saraf pusat dan merusak isolasi pelindung (myelin) di antara saraf sehingga pesan dari otak dan saraf tulang belakang tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya sejumlah fungsi tubuh jadi berkurang seperti diungkapkan dokter spesialis saraf di RSCM, Riwanti Estiasari.
Menurut dokter yang sempat belajar MS jangka pendek di Jepang ini, gejala pada setiap pasien amat bervariasi. Ada yang merasa kelelahan, keseimbangan terganggu, tiba-tiba lumpuh tapi esok harinya bisa berjalan.
Advertisement
Untuk bisa menegakkan diagnosa ini pun tidak mudah karena gejala awal tidak khas. "Penyakit ini tidak mudah didiagnosis apalagi jika masih gejala awal. Kami (dokter) butuh waktu untuk mendiagnosis. Bahkan datang ke dokter yang memahami MS sekalipun jika masih terlalu awal belum bisa ditegakkan," terang dokter yang aktif di Yaysan Multiple Sceloris Indonesia dalam acara yang digelar di FKUI, Jakarta pada Selasa (26/1/2016).
Penegakan diagnosis amat dibutuhkan guna menghambat perburukan penyakit lewat terapi relaps maupun maupun jangka panjang.
Penyakit ini umumnya terdiagnosis dalam usia produktif, antara 15-50 tahun. Dalam 1,5 tahun terakhir di RSCM ada sekitar 14 orang yang terdiagnosis penyakit ini. Lalu, MS lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria. Namun hingga kini belum bisa dipastikan apa penyebab MS.Â