Liputan6.com, Jakarta Berjalan kaki untuk mencapai tujuan Anda--baik itu menurunkan berat badan, menghilangkan stres, menurunkan tekanan darah, dan lainnya--ternyata tidak hanya semata masalah berjalannya saja. Pola pikir Anda turut menentukan keberhasilan program berjalan kaki Anda.
Sarah Kusch, seorang pakar kebugaran dari LosAngeles, AS, mengatakan, orang cenderung memiliki gagasan tersendiri tentang berjalan kaki yang malahan membuat mereka menyabotase keberhasilan program mereka sendiri. Tanpa mereka sadari tentunya.Â
Advertisement
Baca Juga
Baca Juga
Karena itu, Kusch lantas menjabarkan empat mitos terbesar tentang berjalan kaki yang bisa membuat Anda malas, dan apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Advertisement
Mitos: Berjalan kaki haruslah berupa olahraga
Tidak ada keraguan lagi, berjalan kaki adalah latihan yang baik. Kebiasaan ini meningkatkan detak jantung Anda, menurunkan stres, dan memiliki manfaat lainnya. Tapi, jebakan yang sering membuat banyak orang terjerumus, menurut Kusch, adalah bahwa Anda harus melakukannya secara serius atau tidak sama sekali.
"Dan jika Anda tidak bisa menyisihkan waktu selama 30 atau 60 menit, lebih baik tidak usah berjalan kaki sama sekali."
Padahal menurut Kusch, bahkan jika Anda tidak memiliki waktu untuk berolahraga, mengambil kesempatan untuk sedikit berjalan kaki sangatlah berguna. Tak masalah apakah Anda melakukannya dalam pakaian kerja atau baju olahraga.
Dan jumlahnya bisa terus bertambah--jika Anda berjalan menuju tiga tempat dan masing-masingnya mengharuskan Anda berjalan selama 10 sampai 15 menit, Anda sebenarnya sudah berhasil "mengumpulkan" waktu selama 30 menit yang dapat membakar kalori, dan meningkatkan detak jantung.
Bagusnya lagi, suatu penelitian mengatakan, membagi latihan 30 menit Anda menjadi tiga latihan kecil selama 10 menit sama bagusnya atau bahkan lebih baik dalam mengendalikan tekanan darah, meningkatkan kebugaran, dan menurunkan gula darah selayaknya olahraga yang dilakukan terus menerus selama 30 menit.Â
Mitos 10.000 langkah per hari
Mitos: Anda harus mencapai 10.000 langkah setiap hari
"Beberapa orang merasa sangat termotivasi jika mereka memiliki gol, tapi saya khawatir terlalu berfokus pada angka tertentu malah merugikan," ujar Kusch. "Pada akhir hari, Anda bisa jadi malah lebih fokus pada berapa kekurangan Anda, dibanding pada berapa banyak langkah yang sudah Anda lakukan. Dan hal itu bisa sangat mengempeskan semangat."
Kusch menyamakan hal tadi dengan kebiasaan lebih memikirkan angka pada di timbangan dibanding memfokuskan energi Anda pada perubahan yang dapat meningkatkan kesehatan dan menurunkan berat badan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ menunjukkan, berhasil mencapai 10.000 langkah per hari memang menunjukkan perubahan yang signifikan pada indeks massa tubuh dan sensitivitas insulin. Namun, meningkatkan jumlah langkah Anda hanya sebanyak 2000 langkah lebih banyak dari jumlah Anda biasanya juga sudah menguntungkan bagi indeks masa tubuh dan menurunkan risiko diabetes.
Mitos: Anda harus melakukan interval untuk bisa melihat hasilnya
Jika Anda hanya memiliki waktu 15 menit, melakukan jalan cepat atau berjalan menaiki bukit bisa membantu Anda membakar kalori secara efektif, ujar Kusch. "Tapi, jika Anda tidak suka melakukan interval atau berjalan cepat membuat lutut Anda sakit, jangan dilakukan."
Yang paling penting, menurutnya, adalah membuat jalan kaki menjadi suatu kegiatan yang Anda sukai, sehingga Anda akan lebih sering melakukannya. Jadi, jika Anda lebih memiliki berjalan kaki di luar ruangan dibanding di atas treadmill, lebih suka berjalan lebih pelan namun dalam waktu yang lebih lama, lakukan saja sesuka Anda. Yang penting, pastikan Anda lebih sering melakukannya.
Mitos: Berjalan kaki tidak seefektif jogging
Menganggap berjalan kaki tidaklah sebaik jogging atau berlari bisa membuat Anda mengecilkan usaha Anda sendiri. Tak hanya berjalan kaki sama baiknya dengan berlari, dalam beberapa hal berjalan kaki malah lebih baik. Hal itu disampaikan oleh para peneliti dari suatu penelitian yang dilakukan di Lawrence Barkeley National Laboratory.
Studi yang dilakukan selama enak tahun dan melibatkan 50.000 partisipan ini menemukan, berlari menurunkan risiko darah tinggi sebanyak 4,2 persen, kolesterol tinggi sebanyak 4,3 persen, diabetes sebanyak 12 persen, dan penyakit jantung sebanyak 5 persen.
Untuk jumlah pembakaran kalori yang sama, berjalan kaki menurunkan risiko darah tinggi sebanyak 7,2 persen, kolesterol tinggi 7 persen, diabetes 12,3 persen dan risiko penyakit jantung sebanyak 9 persen.
Advertisement