Anak yang Rajin Olahraga Jauh dari Depresi

Anak-anak yang sering berolahraga (intensitas sedang hingga tinggi), lebih sedikit menunjukkan gejala depresi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Jan 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2017, 08:00 WIB
Olahraga dan depresi
Anak-anak yang sering berolahraga (intensitas sedang hingga tinggi), lebih sedikit menunjukkan gejala depresi.

Liputan6.com, Jakarta Olahraga bukan obat untuk mengatasi depresi. Namun aktivitas fisik yang aktif terbukti mengurangi gejala depresi pada remaja dan orang dewasa. Lalu, bagaimana dengan anak-anak?

Peneliti dari Norwegian University of Science and Technology mencari tahu kaitan olahraga dengan depresi pada anak usia 8-10 tahun. Setelah dianalisis, anak-anak yang sering berolahraga (intensitas sedang hingga tinggi), lebih sedikit menunjukkan gejala depresi setahun sesudahnya.

Hal ini makin meyakinkan kita bahwa olahraga bukan hanya bermanfaat bagi fisik tapi juga mental. "Saya pikir bahwa dokter, orangtua, dan pembuat kebijakan harus memfasilitasi aktivitas fisik anak-anak," kata peneliti utama, Tonje Zahl seperti dikutip dari situs Time, Senin (9/1/2017).

Pentingnya Olahraga bagi Anak Alergi

Tak dijelaskan lebih lanjut keterkaitan anak-anak yang lebih sering olahraga menunjukkan lebih sedikit gejala depresi. Zahl berharap ada peneliti lain yang turut mengungkap keterkaitan kedua hal ini.

Berdasarkan studi ini juga Zahl menyarankan agar orangtua yang anak-anaknya memiliki gejala depresi mengajak anak mereka lebih aktif. Toh selain mental yang sehat, rutin berolahraga baik untuk jantung, otak, dan metabolisme tubuh anak.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya