Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak orang yang memulai hidup sehat dengan mengatur pola makan sehari-hari dan berolahraga rutin.
Namun sayangnya tidak semua makanan dan minuman yang dikonsumsi mereka sehat, bahkan yang dikemas dengan baik pun bisa mengancam fungsi sejumlah organ dalam tubuh tanpa kita ketahui reaksi apa yang terjadi sampai bisa ke titik itu.
Baca Juga
Gibran Tinjau 2 Puskesmas di Jaktim, Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Efektif
4 Pernyataan Kepala Daerah Terpilih dari Jakarta hingga Sulsel Usai Jalani Pemeriksaan Kesehatan di Kemendagri
Rayakan Ultah dengan Cek Kesehatan Gratis, Menko Pratikno Jadi Menteri Pertama yang Dapat Kado dari Negara
Mengetahui sulitnya mengetahui secara pasti dampak makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, sekelompok ilmuwan dari tiga institusi pendidikan berbeda, Imperial College London, Newcastle University dan Aberystwyth University, berkolaborasi untuk mengembangkan alat pengecek sehat atau tidaknya makanan yang kita konsumsi lewat urin.
Advertisement
“Kami berupaya menyediakan alat yang membantu setiap orang memantau program dietnya sendiri sekaligus membantu mereka mempertahankan gaya hidup sehat,” Kata Isal Garcia-Perez, salah satu peneliti dari Imperial College London kepada BBC, mengutip Selasa (24/1/2017).
Seperti yang telah dipublikasikan dalam jurnal Lancet Diabetes and Endocrinology, tes ini dibuat agar bisa mendeteksi bahan kimia hasil prosesan makanan yang telah dikonsumsi.
Sampel urin dianalisa untuk menentukan struktur kimia yang beredar di dalamnya menggunakan teknik yang disebut spektroskopi resonansi magnetik nuklir.
Tes urin pendeteksi bahan kimia hasil proses asupan makanan dan minuman sehari-hari manusia ini sekarang masih dalam tahap pengembangan dan akan tersedia untuk publik dua tahun lagi.
Para ilmuwan percaya kreasi mereka itu dapat digunakan untuk membantu setiap orang memperbaiki gizi, menurunkan berat badan, mengatur kebiasan makan buruk menjadi baik dan memberikan petunjuk kesehatan lainnya yang sifatnya berjangka panjang.