Liputan6.com, Jakarta Seks bukan sebatas untuk mencari kesenangan dan kepuasan saja. Seks juga bisa masuk ke dalam kategori kebutuhan pria dan wanita untuk mendapatkan keturunan. Sayangnya, penelitian menemukan seks yang berlebihan memiliki potensi besar terhadap gangguan mental seseorang.
Penelitian yang dipimpin oleh Brian O'Donoghue, MD, PhD, the National Center of Excellence in Youth Mental Health and the University of Melbourne, Australia, mengatakan gangguan mental yang dialami orang-orang muda disebabkan karena tingkat perilaku seks yang tinggi.
Baca Juga
Erotomania Adalah Gangguan Mental yang Bisa Membahayakan, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Melankolia Adalah Kondisi Psikologis yang Kompleks: Pahami Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Jahatnya Penyebar Rumor Ella Emhoff Terkena Gangguan Mental karena Menangis Usai Kamala Harris Kalah dari Donald Trump
Tim mempelajari 103 anak muda usia 15 sampai 24 yang datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan psikosis, gangguan kepribadian, dan gangguan mood. Peserta penelitian lalu mengisi kuesioner yang diberikan oleh tim peneliti.
Advertisement
Hasilnya, 78 persen dari peserta memiliki sejarah hubungan seksual yang mereka lakukan mulai usia 16. Mereka mengaku aktif berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi. Perilaku mereka pada akhirnya menjerumuskan pada penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga mental mereka terganggu.
"Masalah kesehatan seksual itu pada akhirnya membuat mereka mengalami gangguan mental," ujar O'Donoghue.
Agar remaja dan dewasa muda terhindar dari gangguan mental, menurut O'Donoghue tiap individu harus mengurangi bahkan menjauhkan perilaku adan hak-hal dengan konsekuensi yang tinggi.
"Kami juga sedang melihat bagaimana perawat dan dokter melayani pasien untuk menyadari mereka masalah kesehatan seksual yang berisiko dengan gangguan mental,"kata O'Donoghue kepada Medscape, Selasa (11/4/2017).