Liputan6.com, Bandung Bermacam penyakit campak mungkin sudah tidak asing lagi namanya di masyarakat kita. Namun berbeda halnya dengan penyakit Rubella dan Conginetal Rubella Syndrome (CRS). Akibat kurangnya informasi terkait dua hal itu, maka program vaksinasi Rubella oleh pemerintah agak terkendala.
Rubella sebenarnya tidak kalah berbahayanya dengan campak, merupakan penyakit infeksi virus akut yang sangat menular.
Baca Juga
Menurut Kepala Divisi Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial Fakultas Kedokteran Unpad - RS Hasan Sadikin, Kusnandi Rusmil, Rubella sering juga disebut sebagai campak Jerman karena gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini, seperti demam ringan, adanya bercak kemerahan atau ruam makulopapuler di kulit terutama di wajah, lengan dan kulit kepala, mirip campak biasa.
Advertisement
"Ruam ini hanya terjadi dua hingga tiga hari dan hilang sendiri. Gejala lainnya adalah adanya pembesaran kelenjar Limfe di belakang telinga, leher belakang dan sub oksipital," kata Kusnandi Rusmil dalam keterangannya yang ditulis Health-Liputan6.com, Bandung (15/8/2017).
Kusnandi Rusmil menjelaskan Rubella sangat berbahaya, karena jika menular ke ibu hamil pada awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella Konginetal atau Conginetal Rubella Syndrome (CRS).
Kusnandi mengatakan CRS adalah sindrom kecacatan pada bayi baru lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan. Ibu hamil yang terinfeksi virus Rubella kata dia, menulari janinnya melalui saluran plasenta.
"Resiko infeksi tertinggi ialah pada 10 minggu awal kehamilan. Janin beresiko tinggi mengalami kelainan telinga, mata dan jantung. Gangguan pendengaran terjadi jika terinfeksi di usia gestasi 18 minggu. Cacat struktur jantung dan mata terjadi jika infeksi di usia gestasi kurang dari 8 minggu," ujar Kusnandi.
Dia menyatakan, infeksi itu juga dapat mengakibatkan gangguan perkembangan lainnya, seperti pembesaran hati dan limpa, berat badan lahir rendah, Diabetes tipe 1 dan Hipertiroid. Yang paling berbahaya tegasnya adalah terjadinya kematian bayi di dalam kandungan. Untuk mencegah terjadinya CRS, imunisasi dengan vaksin MR merupakan upaya pencegahan yang terbaik. *