Liputan6.com, Jakarta Pasien tuberkulosis (TB) yang kebal obat (resisten) perlu penanganan intensif dan waktu yang lebih lama. Namun, mereka kerap menolak pengobatan.
Padahal, penyakit menular yang disebabkan kuman mycrobacterium tuberculosis ini bisa mengakibatkan kematian bila pasien tidak segera diobati.
Baca Juga
Erlina Burhan, dokter spesialis paru-paru dari RS Persahabatan membeberkan, penyebab pasien TB yang kebal obat menolak berobat.
Advertisement
"Saya punya banyak pasien TBC resisten dewasa, yang aktif sebagai pekerja. Mereka kadang menolak pengobatan. Alasannya, nanti pekerjaan terganggu. Karena pengobatannya harus disuntik anti-TBC tiap hari selama enam bulan penuh,"Â ucap Erlina dalam acara Kampanye Peduli Kita, Peduli TBC di Gedung Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Pusat, Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â
Takut Dikeluarkan dari Tempat Kerja
Menurut Erlina, alasan pasien yang kebal obat menolak berobat lebih cenderung menyangkut pekerjaan.
"Alasannya, ada juga yang takut menyampaikan kepada atasan kalau diri mereka TBC. Bahkan ada juga tempat kerja yang membuat pekerja berhenti dipekerjakan gara-gara dia kena TBC. Di-approach buat keluar (berhenti kerja),"Â ucap Erlina.
Pasien TBC yang kebal obat bisa diobati dengan suntikan anti-TBC selama enam bulan dan pemberian obat-obatan anti-TBC lain. Pasien harus menjalani pengobatan ini dengan rutin agar sembuh total.
Advertisement