Liputan6.com, Kentucky, Amerika Serikat Jordan Talley (25), ibu dari dua anak asal Bowling Green, Kentucky, Amerika Serikat berpikir, dirinya mengalami masalah menyusui karena ASI tidak cukup banyak setelah melahirkan putri bungsunya, Lucy Eleanor bulan lalu. Berat badan Lucy tidak juga naik.
Baca Juga
Advertisement
Talley dan suaminya menyambut bayi perempuan mereka pada 9 April 2018. Lucy lahir saat kehamilan Talley mencapai minggu ke-38. Persalinannya mudah dan Lucy lahir dengan berat 2,9 kg. Bayi mungil itu juga segera menyusu.
"Dia bisa menyusu segera begitu dibaringkan di dadaku setelah lahir. Selama satu jam penuh, dia menyusu. Ini terlihat karena kepala dan rahangnya bergerak," ucap Talley, seperti dikutip dari BuzzFeed News, Senin (4/6/2018).
Sayangnya, beberapa hari kemudian, Talley merasa, menyusui lebih menyakitkan, terutama saat Lucy melekat pada puting.
"Konsultan laktasi di rumah sakit menunjukkan, beberapa cara mendapatkan posisi yang nyaman untuk menyusui bayi. Itu membantu sedikit. Setelah pulang ke rumah dari rumah sakit, rasa sakitnya muncul dan tidak hilang-hilang," Talley menambahkan.
Lucy menyusu sepanjang waktu, tapi ia masih tidak terlalu berat. Terkadang bayi mungil akan bangun karena lapar setiap tiga puluh menit sekali di malam hari.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Berat badan tidak naik
Pada pemeriksaan berat badan, satu dan dua minggu, dokter anak memperhatikan, berat badan Lucy tidak naik. Dokter mengatakan, jika Lucy tidak naik berat badan setelah satu bulan, dia akan membutuhkan susu formula.
"Kami terus mencoba untuk menyusui. Lucy masih tampak menyusui, sepanjang waktu," lanjut Talley.
Pada usia satu bulan, berat badan Lucy masih belum naik dan penampilannya mulai berubah. Pipinya yang dulu gemuk, kini lebih cekung. Matanya cekung dan hampa. Satu bulan setelah lahir, berat badan Lucy hanya 3,3 kg.
Dokter tidak tahu, mengapa Lucy tidak naik berat badan. Dokter pun menyarankan, Talley mulai memberikan susu formula agar membantu Lucy menambah berat badan.
"Aku pikir, ada masalah dengan ASI. Kalau ASI aku terlalu sedikit atau tidak ada cukup kalori dalam ASI," Talley melanjutkan.
Talley juga bertemu dengan seorang konsultan laktasi, yang bisa membaca gerak lidah dan bibir Lucy saat menyusui.
Advertisement
Tidak bisa mengangkat lidah
Konsultan laktasi memberi Lucy sebotol ASI donor dan menyaksikan ia mengisap. Saat itulah, baru diketahui Lucy menderita tongue-tie dan lip-tie. Tongue-tie berupa kelainan karena adanya selaput yang terletak di bawah lidah sehingga membatasi pergerakan lidah dan mulut.
Lip-tie adalah kelainan jaringan yang menghubungkan bibir atas ke mulut. Tak ayal, ia tidak bisa mengangkat lidahnya ke langit-langit mulut.
Untuk mendapatkan ASI pun harus berjuang mengisapnya meski ASI yang diperoleh sedikit. Lucy akhirnya dapat tertolong setelah dokter memotong memotong selaput yang menghalangi pergerakan lidah dan bibir.
Pemotongan selaput menggunakan gunting atau laser. Lucy dapat menyusu dan berat badannya naik 1 kg dalam 12 hari.
"Wow, setelah itu, aku tidak sakit sama sekali untuk menyusui. Dia juga minum ASI sepanjang waktu," ucap Talley.