Liputan6.com, Jakarta Konstipasi (sembelit) pada anak sering terjadi selama potty training terutama pada anak laki-laki.
Jasly Koo, pakar nutrisi dan diet dari Layanan Gastroenterologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK Singapura, membocorkan solusi meredakan sembelit pada anak agar tidak berkembang menjadi kronis.
Sebab, saat sembelit sudah kronis, napsu makan anak jadi menurun, asupan makanan sehat yang seharusnya mereka konsumsi ikut berkurang, alhasil memengaruhi pertumbuhan.
Advertisement
Untuk kasus yang lebih parah, sembelit menyebabkan retensi tinja yang terlalu sering, rektum jadi tidak sensitif terhadap distensi, dan inkontinensia (tidak mampu menahan buang air besar) bisa terjadi.
Menurut dia, frekuensi pembuangan tinja seorang anak di minggu pertama kehidupan bisa mencapai empat kali sehari. Seiring umur yang terus bertambah, turun hanya dua kali per hari.
"Namun, saat si Kecil berumur empat tahun, pola pembuangan tinja menyerupai orang dewasa antara tiga kali sehari," ujarnya dikutip dari Singapore Health XChange pada Selasa, 18 September 2018.
Saat mengetahui anak sembelit, orangtua harus segera memberikan si Kecil obat pencahar karena dari makanan seperti buah dan sayur saja tidak cukup.
"Pemberiannya harus sesuai usia anak," kata Jasly.
Baca Juga
Â
Cegah Sembelit pada Anak
Bisa juga menggunakan laksatif yang bisa menghaluskan kotoran sehingga mudah untuk dibuang.
"Kalau kemampuan anak mengunyah sudah baik, bisa diberikan buah apel dan plum. Bisa berbentuk buah, buah kering, atau jus untuk melunakkan tinja," katanya.
Sebagai langka pencegahan, orangtua bisa melakukan diet tinggi serat. "Jangan lupa untuk menyertai asupan cairan yang cukup," kata dia menambahkan.
Advertisement