Ketulusan Hati Sang Pakar Jantung Teguh Santoso Mengobati Pasien

Bagi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Teguh Santoso, melihat pasien sembuh merupakan kebahagiaan yang tak terkira.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Nov 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2018, 10:00 WIB
Jantung
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Teguh Santoso (Fitri Haryanti Harsono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Teguh Santoso dikenal kerap menangani kasus penyakit jantung yang kompleks. Ia sering menerima pasien yang sudah berobat ke luar negeri tapi belum juga sembuh.

Ketika pasien tersebut ditangani Santoso dan tim, perlahan-lahan kondisi jantung pasien membaik. Dalam banyak kasus, banyak pasien yang kembali pulih.

“Misi seorang dokter itu kan mengobati pasien. Saya biasa menangani pasien yang (punya penyakit jantung) kompleks. Banyak pasien saya yang datang itu sesudah berobat dari luar negeri tapi belum sembuh-sembuh. Akhirnya, kami kerjakan (tangani kondisinya) di sini,” ucap Santoso dalam konferensi pers “ISICAM – InaLive 2018” di Jakarta pada 24 November 2018 ditulis Senin (26/11/2018).

Dari sekian banyak kasus dengan kompleksitas tinggi yang pernah ditangani, ada beberapa yang ia ingat betul. Salah satunya ketika ia membantu pasien yang pernah dioperasi pasang ring jantung (stent), lalu mau dioperasi jantung lagi, kondisi tubuhnya kian memburuk. Ada juga saat pasien hendak pasang ring jantung, tapi kondisi pembuluh darahnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk melalui prosedur tersebut.

“Mau dipasang stent sana sini udah buntu (kondisi pembuluh darah jantung pasien tidak memungkinkan). Tapi ternyata kami bisa perbaiki ring. Pasien bisa hidup secara normal dan bekerja lagi. Itu memberikan suatu kepuasan rohaniah yang luar biasa, buat saya dan pasien juga,” cerita Santoso.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Menolong satu orang sama dengan menolong satu keluarga

Penanganan Pembuluh Darah
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Teguh Santoso pada Konferensi Pers ISICAM-INALive 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta (Fitri Haryanti Harsono/Liputan6.com)

Perasaan bahagia juga dirasakan pria kelahiran Purwokerto, 24 Juli 1944 ini setiap kali berhasil menolong pasien. Ketika prosedur yang dilakukannya berhasil, kata Santoso, sangat luar biasa dan patut disyukuri.

Apalagi pasien yang ditangani rupanya sudah berobat ke berbagai rumah sakit dan ditolak dokter bedah karena kondisi tak bisa ditangani.

“Banyak hal menarik saat menolong pasien. Bisa tolong pasien yang ditolak dokter bedah kardiovaskular sebelumnya. Akhirnya, kondisi pasien itu kami yang bisa kerjakan. Itu mengandung risiko. Bukan kasus ringan. Tapi hasilnya (operasi) yang baik itu sebuah prestasi yang luar biasa, yang tidak bisa dibeli dengan uang,” tambah dokter yang sehari-hari praktik di RS Medistra Jakarta ini.

Dalam praktiknya, Santoso, yang ahli dalam bidang Percutaneous Coronary Intervention (PCI)—intervensi jantung dengan menggunakan kateter, sering menangani pasien laki-laki yang sebagian besar kepala keluarga. Sehingga ketika ia berhasil menolong pasien tersebut berarti ikut menolong satu keluarga.

“Itu luar biasa sekali,” ujar Santoso.

Pertolongan Tuhan dan minta pasien berdoa

Jantung
Santoso (berkaca mata) selalu berdoa, bahkan meminta pasien berdoa setelah operasi. (Fitri Haryanti Harsono/Liputan6.com)

Ada sebuah kebiasaan yang dilakukan Santoso, sebelum dan sesudah operasi. Kebiasaan tersebut merupakan bagian dari filosofi hidupnya dalam bekerja, yakni berdoa meminta kelancaran dari Tuhan. 

“Saya selalu sampaikan kepada pasien, kalau yang saya lakukan, yang menolong adalah Tuhan, bukan saya. Saya punya filosofi yang sangat sederhana. Hidup saya itu sederhana. Saya punya iktikad baik buat menolong orang. Saya berdoa kepada Tuhan agar  saya bisa menolong pasien,” ujar dokter yang kerap melakukan Live Case Demo, di dalam maupun luar negeri ini.

Setelah operasi selesai, Santoso meminta pasien berdoa sesuai keyakinan masing-masing. 

“Kalau sudah selesai operasi, saya minta pasien berdoa sesuai agamanya masing-masing. Ada pasien yang beragama Islam, Budha, Hindu, dan Kristen. Doanya, bahwa mereka tertolong itu yang menolong bukan saya. Yang menolong itu Tuhan," ucap Santoso.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya