6 Tahun Gerakan NUSANTARA, 2 Juta Murid SD di Indonesia Paham Pedoman Gizi

Inilah manfaat yang didapat para murid setelah mengikuti sebuah kegiatan dari Program Gerakan NUSANTARA.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Des 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 17:00 WIB
Gerakan NUSANTARA
Gerakan NUSANTARA 2018 dengan Kegiatan Training of Trainers (ToT) Akhirnya Menjangkau Indonesia Bagian Timur, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong Papua Barat (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak dua juta murid sekolah dasar (SD) yang tersebar dari Indonesia bagian Barat hingga Timur, berhasil memahami pedoman gizi seimbang setelah mengikuti program Gerakan NUSANTARA (miNUm Susu TiAp Hari Untuk Anak Cerdas Aktif Indonesia). Angka itu merupakan total sejak awal penyelenggaran program ini pada 2013.

Program Gerakan NUSANTARA merupakan komitmen Frisian Flag Indonesia untuk membangun keluarga Indonesia yang kuat. Sebagai produsen produk-produk bergizi berbasis susu, FFI berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang, pentingnya membiasakan minum susu setiap hari, serta gaya hidup aktif kepada seorang anak.

"Ini bentuk inisiatif untuk memperbaiki status gizi seorang anak," kata Corporate Sustainbility Development Manager Frisian Flag Indonesia, Refa Hayudi di Kota Sorong, Papua Barat pada Jumat, 7 Desember 2018.

 

Gerakan NUSANTARA
Corporate Sustainability Development Manager Frisian Flag Indonesia, Refa Hayudi Griyanda, Saat Menutup Rangkaian Kegiatan Gerakan NUSANTARA 2018 di SD Inpres 109 Sorong (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Refa, menjelaskan, berdasarkan data dari riset kesehatan dasar (Riskesdas), Indonesia menghadapi beban malnutrisi ganda. Entah itu kekurangan gizi, stunting, atau obesitas. Tujuan diadakannya program ini, guna mengajak si Kecil, juga para orangtua, untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Selain memerhatikan pola makan seimbang dan membiasakan minum susu setiap hari, anak-anak pun diharapkan lebih aktif lagi.

"Indonesia merupakan negara tropis. Tapi masih banyak anak-anak yang kekurangan vitamin D. Dari situ kita melihat bahwa makin sedikit anak yang bermain di luar," ujarnya.

 

Menggandeng Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Gerakan NUSANTARA
Turut Hadir pada Penutupan Gerakan NUSANTARA 2018 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, Petrus Korisano S.PD M MPd dan Kepala Sekolah SD Inpres 109 Sorong, Maryatin (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Guna menyukseskan program ini, Frisian Flag Indonesia turut menggandeng Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK UI). Dari awal penyelenggaran Gerakan NUSANTARA, tim dari PKGK UI terus pembekalan dan setiap tahun dilakukan evaluasi.

Ketua PKGK UI, Ir Ahmad Shafiq, mengatakan, di tahun-tahun pertama penyelenggaraan program tersebut, pola yang diberikan berupa pelatihan mengenai edukasi gizi kepada murid-murid yang diberikan para sarjana gizi.

Anak-anak itu diberikan buku diary yang isinya berupa catatan pedoman gizi yang harus mereka terapkan di rumah. Pelatihan ini menyasar murid-murid kelas 4 dan 5 SD.

"Kalau kelas 1,2, atau 3, ini materikan terlalu berat. Sedangkan yang kelas 6, mereka sudah harus menghadapi ujian. Kelas 4 dan 5 ini di tengah-tengah," ujarnya.

Tak hanya murid sebenarnya, guru dan para orangtua juga diberikan pelatihan yang sama tapi lebih mendalam. Orangtua dari murid kelas 1, 2, dan 3 misalnya, mereka bisa menyampaikannya atau bahkan menerapkan langsung tanpa memusingkan si anak.

 

Training of Trainers (ToT)

Gerakan NUSANTARA
Setelah Mendapat Pelatihan dari Para Guru, Murid-Murid SD Inpres 09 Sorong 'Diuji' dengan DIadakannya Lomba "Pelangi di Piring Makanku' (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Namun, semenjak 2016, pola yang diberikan berubah. Gerakan NUSANTARA membentuk sebuah kegiatan Training of Trainers (ToT) yang diberikan kepada guru, untuk kemudian guru-guru itu berikan pengetahuan kepada para murid.

Berkaca pada kesuksesan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2018 ToT dilanjutkan sebagai salah satu metode yang terbukti efektif untuk memberikan ilmu kepada guru terkait pedoman gizi seimbang, yang harapannya dapat diteruskan kepada rekan guru lain dan murid.

Refa, menjelaskan, program tahun ini telah menjangkau 756,405 murid di 1,291 sekolah dasar yang tersebar di 11 Kota, 9 Kabupaten, dan 5 Provinsi.

Dan pada akhirnya, Gerakan NUSANTARA berhasil menjangkau Indonesia Timur. Tercatat, program ini telah melakukan kegiatan ToT kepada 434 guru dari 182 sekolah dasar di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, dan yang terakhir Kota Sorong dan Kabupaten Sorong dan menjangkau 65.039 murid.

"Namanya juga Nusantara, makanya menjangkau sampai ke sini," kata Refa.

"Alhamdulillah, 'Nusantara' nya benar-benar nusantara. 2013 dari bagian Indonesia Barat, Tengah, dan sekarang Timur," ujarnya.

 

ToT di Sorong

Pada pelaksanannya di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, lanjut Refa, kegiatan ToT telah dilakukan kepada 178 guru dari 53 sekolah. Kegiatan ini didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong. Pelatihan ini kemudian menjangkau 17,324 murid sekolah dasar di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, dan diharapkan menambah pengetahuan murid terkait kebiasaan gizi baik.

Ke depan FFI akan terus berkomitmen mempertahankan Gerakan NUSANTARA ini, dengan menjangkau daerah-daerah yang lainnya. "Kita akan lakukan bertahap," katanya.

Sejak awal penyelenggaraannya, Program Gerakan NUSANTARA telah menjakau 3,798 sekolah dan 2,132,740 siswa yang tersebar dari Indonesia bagian Barat hingga Timur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya