Pengobatan di Masa Depan Mungkinkan Tubuh Lawan Diabetes dengan Sendirinya

Para peneliti menemukan bahwa sel tertentu mampu menggantikan peran penghasil insulin yang hilang saat orang mengalami diabetes

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi diabetes (iStockphoto)
Ilustrasi diabetes (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami orang di dunia. Hingga saat ini, kondisi tersebut merupakan salah satu yang sulit untuk memproduksi insulin ini menjadi salah satu penyakit yang sulit diobati.

Namun, para peneliti menemukan harapan untuk para penderita diabetes di masa depan. Ilmuwan di University of Bergen, Norwegia menemukan bahwa sel-sel yang memproduksi glukagon di pankreas, dapat mengubah identitasnya dan beradaptasi untuk melakukan pekerjaan sel-sel insulin yang rusak atau hilang.

"Kita mungkin menghadapi awal dari bentuk pengobatan yang sama sekali baru untuk diabetes, di mana tubuh dapat memproduksi insulin sendiri dengan bantuan start-up," kata peneliti Luiza Ghila di Raeder Research Lab, Department of Clinical Science, UiB seperti dikutip dari Medical Xpress pada Selasa (8/1/2019).

Para peneliti menemukan, hanya sekitar 2 persen dari sel di pankreas itu yang bisa mengubah dirinya. Namun, mereka optimis dengan adanya potensi pendekatan pengobatan terbaru.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Pengobatan di masa depan

Diabetes (Foto: iStockphoto)
Tidak semua diabetesi memiliki badan gemuk. Di beberapa negara seperti India, orang dengan diabetes ternyata banyak yang kurus. (Foto: iStockphoto)

Para peneliti menemukan, mekanisme perubahan identitas sel bukanlah proses pasif. Namun hasil dari sinyal sel-sel di sekitarnya.

Dalam studi ini, sel yang diteliti mampu meningkatkan jumlah sel penghasil insulin hingga 5 persen. Ini dibantu dengan obat yang mempengaruhi proses pemberian sinyal antar sel. Sejauh ini, hasilnya hanya terlihat pada model hewan.

"Jika kita memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang mekanisme di balik fleksibilitas sel ini, maka kita mungkin bisa mengendalikan dan mengubah lebih banyak identitas sel sehingga lebih banyak insulin," tambah Ghila.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa ini bukan hanya kabar baik untuk para penderita diabetes.

"Kemampuan sel untuk mengubah identitas dan fungsi dapat menjadi penemuan yang menentukan dalam mengobati penyakit lain yang disebabkan oleh kematian sel, seperti Alzheimer dan kerusakan sel akibat serangan jantung," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya