Orangtua, Jangan Lupa Kontrol Penggunaan Medsos Anak

Anak terutama yang berada di fase trial bisa saja meniru apa yang ia lihat di medsos (media sosial).

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 17:00 WIB
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi kecanduan media sosial. (Foto: unsplash.com)

Liputan6.com, Makassar- Penggunaan media sosial (medsos) pada anak perlu dikontrol oleh orang tua. Hal ini perlu dilakukan mengingat materi di medsos tidak semuanya positif, ada juga materi yang tidak pas bagi anak sehingga berdampak pada pola pikir, moral, dan psikologis anak.

"Sosial media sekarang ini sudah bebas banget. Sementara bagi remaja atau anak-anak kita tengah berada di usia trial (mencoba) yang tinggi, dan meniru sehingga apa yang diliat itu yang ditiru," jelas kata psikolog perkembangan dan pendidikan, Eva Meizara Puspita Dewi di Makassar seperti dikutip Antara News, Jumat (12/4/2019).

Orangtua bisa mencari tahu apa yang dilakukan anak saat bermain media sosial serta pergaulan dan interaksinya ketika di dunia maya.

Jika ada yang melenceng, orangtua bisa memberikan edukasi agar baik bagi perkembangan moral anak. Selain itu, orangtua juga perlu mengedukasi hal-hal apa saja yang bisa dilakukan saat menggunakan media sosial.

 

 

Demam Medsos Sudah Melanda Pedesaan

Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial (iStockphoto)

Tren penggunaan Instagram, Facebook, Twitter dan medsos lainnya bukan hanya di daerah perkotaan saja juga di pedesaan.

"Sekarang medsos sudah sampai di desa-desa bahkan di pelosok, jadi semuanya sudah tersentuh dan akses itu terbuka secara luas tanpa ada batasan. Karena itu, pemerintah juga harus berperan dalam menyaring konten-konten yang tidak selayaknya dipertontonkan secara komersial," ungkap Eva. 

Selain keluarga, peranan sekolah juga sangat menentukan pembentukan karakter pada anak-anak. Memperbanyak edukasi terkait bahaya sosmed, pendalaman literasi media, serta upaya pencegahan menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat ini.

Kata Eva, dari sekolah, seharusnya ada pencegahan berupa hukuman yang jelas bagi siswa yang melakukan hujatan atau cacian melalui medsos karena jika tidak ada, anak-anak ini akan merasa tidak terjadi apa-apa.

"Seperti yang sering muncul, bullying antarsesama siswa. Guru tidak boleh tinggal diam, harus mengambil langkah-langkah pencegahan agar hal ini tidak terjadi terus menerus bahkan bertambah dan dilakukan anak-anak yang lain," tandas Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.

 

Andil Masyarakat

Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial (iStockphoto)

Selain itu, masyarakat juga andil dalam mencegah dampak negatif dari medsos. Masyarakat harus saling menjaga satu sama lain, berani menegur jika ada hal-hal yang tidak sesuai kepada anak-anak.

"Anak yang dimaksud bukan hanya anak biologis kita, tapi anak-anak sekitar kita menjadi tanggung jawab bersama. Memang ini perlu didiskusikan oleh orangtua, perlu pemahaman komperehensif supaya tidak ada ketersinggungan," jelasnya.

Perbaikan tayangan televisi sebagai tontonan masyarakat juga dianggap Eva menjadi tugas pemerintah untuk perbaikan masa depan bangsa. Sebab tidak sedikit tayangan malah dianggap memicu kasus bullying maupun perilaku tidak terpuji kerap dipertontonkan di televisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya