Liputan6.com, Jakarta Bau mulut merupakan hal lazim yang terjadi saat seseorang menjalankan puasa. Kondisi ini terjadi karena rongga mulut sedang kering sehingga jumlah volume air ludah berkurang.
"Bau mulut saat puasa terjadi karena jumlah volume air ludah berkurang. Bakteri di rongga mulut pun jadi lebih banyak. Ini karena tidak bisa dinetralisir air ludah," ujar dokter gigi Dina Adrianti dalam talkshow "Menghilangkan Bau Mulut Saat Puasa" di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (27/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Namun, bau mulut saat puasa bisa hilang setelah volume air ludah kembali normal. Hal ini terjadi saat kita sudah banyak minum saat berbuka puasa.
"Air ludah kembali lagi saat kita sudah banyak lagi minum atau wudhu sebelum salat," lanjut Dina, yang berpraktik di RS Anak Bunda Harapan Kita Jakarta.
Ketika volume air ludah meningkat, jumlah bakteri berkurang. Hal ini mengurangi bau mulut.
Simak video menarik berikut ini:
Bersifat sementara
Bau mulut yang terjadi saat puasa termasuk kategori sementara (temporary halitosis). Saat kebutuhan volume air ludah meningkat, bau mulut bisa tersingkir.
"Temporari halitosis ini bukan masalah medis. Karena kondisi itu akan kembali ke kondisi saat normal saat penyebab utamanya dihilangkan," Dina menambahkan.
Adapun bau mulut yang bersifat sementara, yakni selepas kita konsumsi makanan berbau tajam, seperti bawang, durian, jengkol, dan petai. Bau mulut tersebut bisa hilang saat kita berhenti makan atau tidak lagi konsumsi makanan tersebut.
Advertisement