Liputan6.com, Jakarta Pada dasarnya, seks merupakan hubungan yang menukarkan cairan tubuh. Namun, ada satu cairan yang mungkin tidak ingin Anda temui setelah melakukan hubungan seks yakni darah. Hal ini disebut postcoital bleed.
"Bercak darah dalam jumlah yang sedikit dan sesekali merupakan hal yang normal dan baik-baik saja" kata dokter kebidanan dan kandunga Banner University Medical Phoenix, Nichole Mahnert.
Akan tetapi bila hal ini terjadi beberapa kali periksakanlah dengan dokter Anda. "Biasanya penyebab tidak berbahaya tetapi beberapa diantaranya bisa berbahaya," kata Obgyn dan Pendiri Integrative Medical Pratice of Irvine, California, Felice Gersh.
Advertisement
Baca Juga
Jika Anda menyadari adanya noda merah di seprai atau kaki Anda setelah Anda melakukan hubungan seks lebih baik berkonsultasi dengan dokter kebidanan dan kandugnan untuk penyebabnya. Seperti melansir dari Health, Rabu (29/5/2019) berikut 7 penyebab keluar darah dari organ intim setelah melakukan hubungan seks:
1. Efek kontrasepsi
Salah satu efek konsumsi kontrasepsi adalah kemampuannya dalam mengatur siklus Anda. Dokter Mahnert mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal tipe apapun dapat menyebabkan hal ini. Biasanya Anda akan menyadarinya saat Anda baru mengonsumsi pil misalnya.
Tubuh biasanya akan membutuhkan waktu selama beberapa bulan untuk menyesuaikan diri. Namun hal lain juga bisa terjadi.
"Kontrasepsi hormonal bisa membuat vagina kering sehingga hubungan seksual menjadi menyakitkan dan ada pendarahan," kata dokter Mahnert.
Advertisement
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
IMS dapat menyebabkan berbagai gejala tidak menyenangkan. Pendarahan setelah hubungan seksual adalah salah satunya. Khususnya bila infeksi mengarah ke inflamasi serviks yang disebut cervicitis.
"Serviks yang teriritasi dapat menyebabkan pendarahan dengan gesekan," kata dokter Gersh.
Dokter Manhert menekankan bahwa IMS sama seperti klamidia, gonore dan trichomoniasis dapat menjadi cervicitic. Jadi, noda apapun bisa disebabkan oleh salah satu infeksi umum ini.
"Sebagian perempuan tidak memiliki gejala IMS maka itulah mengapa penting untuk mencari penanganan saat Anda memiliki gejala seperti pendarahan abnormal," kata Gersh.
3. Polip
Gersh mengatakan bahwa polip merupakan jaringan yang terbentuk di serviks atau uterus. Bersifat jinak dan dapat memiliki ukuran dari beberapa milimeter hinga centimeter. Polips yang menggantung di serviks, kemungkinan bisa tersenggol sehingga menyebabkan keluar darah saat berhubungan seksual.
"Polip memiliki banyak pembuluh darah dan dapat berdarah bila tersenggol sehingga Anda mungkin akan melihat sedikit jumlah darah setelah melakukan hubungan seks," kata Gersh.
Polip merupakan hal yang sering terjadi pada perempuan 40 tahun keatas. Jika Anda curiga bahwa polyp merupakan penyebab pendarahan setelah Anda melakukan hubungan seks maka kunjungilah dokter kandungan Anda untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Advertisement
4. Vagina Kering
Jika Anda tidak terlalu basah saat melakukan seks maka ada kemungkinan Anda akan mengalami pendarahan.
"Dokter Anda dapat membicarakannya dengan Anda mengenai pilihan yang bisa dilakukan seperti pelumas atau hal lain tergantung penyebab kekeringannya," kata dokter Mahnert.
Pastikanlah Anda membicarakannya dengan dokter Anda dibandingkan melakukan diagnosis terhadap diri sendiri ataupun mencoba untuk menanganinya sendiri.
"Secara umum, perempuan harus menjauhi lorong produk pembersih vagina di supermarket karena produk tersebut dapat memperburuk gejala yang ada," kata Mahnert.
5. Infeksi Bakteri atau Infeksi Jamur
Dua hal tersebut merupakan hal umum. Diperkirakan tiga dari empat perempuan kemungkinan mengalami salah satu hal tersebut selama hidup.
"Infeksi apapun dapat menyebabkan inflamasi dan iritasi yang dapat menyebabkan pendarahan selama hubungan seksual," kata dokter Mahnert.
Namun, pendarahan bukanlah gejala umum dari kedua infeksi tersebut. Biasanya yang umum adalah rasa gatal di sekitar area vagina.
"Tapi bila serviks terinfeksi dan terjadi inflamasi alias cervicitis maka akan ada sedikit darah setelah melakukan seks karena adanya gesekan," kata dokter Gersh.
Advertisement
6. Tanda dari Fibroid
Uterus Anda terbentuk dari glandular dan muscular tissue. Fibroid merupakan kelebihan pertumbuhan jinak dari muscular tissue. Ukurannya bisa sekecil pea atau sebesar grapefruit dan biasanya tumbuh keluar dinding uterine.
"Lebih dari 75 persen perempuan akan memiliki fibroid di masa-masa tertentu pada masa reproduktifnya," kata Manhert.
Sebagian perempuan mungkin tidak meyadari bila mereka mengalami hal ini. Bila terdiagnosa pun biasanya tidak ada penanganan yang dibutuhkan. Masalah dapat terjadi bila pertumbuhan fibroid terlalu besar. Bila hal ini terjadi, dokter Anda mungkin akan mendiskusikan pilihan perawatan yang bisa dilakukan seperti menghilangkannya melalui operasi. Letak fibroid juga mengalami peran oenting terkait pemicu pendarahan.
"Fibroid dapat menyebabkan pendarahan saat mereka berada di dalam ruang uterine sepenuhnya maupun separuhnya. Mereka memiliki banyak darah dan pergerakan dari seks dapat membuatnya berdarah," kata dokter Gersh.
7. Kanker Serviks
American Cancer Society memperkirakan ada sekitar 13.240 kasus baru kanker serviks terjadi di tahun 2018. Menurut Gersh, pendarahan saat melakukan seks merupakan salah satu gejalanya.
"Pendarahan biasanya tidak banyak dan tidak menyakitkan. Hal ini disebabkan vascular nature dari kanker serviks dan pergerakan seks yang dapat menyebabkan pendarahan," kata dokter Gersh.
Dokter Mahnert menyarankan jika Anda memiliki pendarahan abnormal secara terus menerus maka beritahu dokter Anda. Anda mungkin akan diperiksa dan dokter Anda akan memastikan bahwa Anda telah melakukan papsmear.
Penulis: Khairuni Cesario
Advertisement