Sakit Leher Usai Bangun Tidur, Wanita Ini Tiba-tiba Lumpuh

Wanita asal Wales ini tidak mengira bahwa sakit lehernya berujung pada kelumpuhan yang membuat hidupnya berubah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Sep 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi Fobia dan Kursi Roda (iStockphoto)
Seorang wanita di Wales awalnya hanya sakit leher, namun tiba-tiba dia tidak bisa bergerak (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Usia Helen Fincham baru 21 tahun waktu dia pertama kali mengalami sakit leher. Awalnya dia mengira tidur yang tak baik malam itu.

Beberapa jam setelah sakit leher itu, Helen mengalami kejadian tak mengenakkan. Dadanya terasa mengencang dan membuatnya tak bisa beranjak dari tempat tidurnya. Segera, wanita asal Bridgend, Wales itu memanggil paramedis.

"Mereka datang untuk membantu saya dan saya jatuh tersungkur, saya menatap mereka bingung mengapa saya tidak berdiri," kata wanita yang saat ini berusia 24 tahun itu.

Di rumah sakit yang terletak di Swansea, dokter memeriksa kondisinya, termasuk refleks kakinya yang harusnya bergerak saat diketuk lututnya.

"Kakiku tidak melakukan itu, saya menangis, saya bahkan tidak bisa menghapus air mata saya sendiri," katanya seperti dikutip dari LAD Bible pada Rabu (4/9/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Radang Sumsum Tulang yang Langka

Mimpi
Usai sakit leher, seorang wanita di Wales tiba-tiba tidak bisa menggerakkan tubuhnya (iStockphoto/demaerre)

Dokter mendiagnosis Helen dengan kondisi langka yaitu mielitis transversa. Ini merupakan kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan sumsum tulang belakang.

Dikutip dari Mirror, tidak ada obat untuk kondisi ini. Namun, perawatan dan rehabilitasi membantu pasien untuk pulih dan mengurangi gejalanya.

Kondisi ini membuat Helen menghabiskan waktunya setengah tahun di rumah sakit dan satu tahun di rehabilitasi. Selama itu, dia melakukan terapi untuk bisa melakukan beberapa gerakan dan mengembalikan kekuatan lengannya.

"Saya bisa menggerakkan tangan cukup untuk memberi makan diri saya sendiri, tapi saya tidak bisa memotong makanan atau menyiapkan itu," kata Helen.

Para perawat yang terus berjaga mau tidak mau harus terus mengawasinya. "Saya sangat tergantung pada orang lain untuk mandi, berpindah, keluar dari mobil," katanya.

Dia juga tinggal di sebuah ruangan yang telah dimodifikasi sesuai dengan kondisi Helen. Setiap minggunya, Helen juga melakukan fisioterapi agar bisa lebih mandiri.

"Tapi ini bukan patah kaki yang bisa saya perbaiki dalam enam minggu. Saya membutuhkan fisioterapi untuk membantu saya lebih kuat dan semoga setelah saya lebih kuat, saya bisa kuat secara alami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya