Wakil Menkes Iran Terinfeksi Virus Corona

Wakil Menkes Iran mengatakan dirinya juga terkena virus corona penyebab COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Feb 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi Iran (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi menyatakan bahwa dirinya terkena virus corona COVID-19 satu hari usai dikabarkan demam di tengah sebuah konferensi pers terkait penyebaran penyakit tersebut.

Dalam sebuah video yang diunggahnya di media sosial, Harirchi mengatakan bahwa dia telah terkena virus corona COVID-19 dan harus diisolasi.

"Saya demam kemarin. Tes kembali menunjukkan positif tadi malam. Saya mengisolasi diri," kata Harirchi seperti dikutip dari The Guardian pada Rabu (26/2/2020).

"Saya akan mulai melakukan pengobatan. Saya hanya merasa sedikit lelah, saya demam, dan itu akan menurun," tambahnya.

Lebih lanjut, Harirchi optimistis bahwa dengan usaha para tenaga kesehatan dan Kementerian Kesehatan setempat, mereka akan berhasil mengatasi virus tersebut. "Kita akan mengalahkan corona. Yakinlah. Saya mengatakan ini jauh dari lubuk hati saya."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Tidak Mengenal Status Sosial

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Harirchi juga menegaskan bahwa penyakit tersebut tidak mengenal status sosial.

"Virus ini demokratis dan tidak membedakan antara miskin dan kaya maupun negarawan dan warga negara biasa," katanya di video yang diunggahnya pada Selasa waktu setempat.

Maka dari itu dia meminta agar pasien lain juga tetap menjaga dirinya karena mereka memiliki obat yang cukup efektif. Ia juga meminta agar para perawat dan dokter menjaga dirinya.

NBC News melaporkan bahwa Iran memiliki jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19 di luar Tiongkok. Pada hari Selasa, juru bicara Kemenkes Iran Kianoosh Jahanpour mengatakan bahwa 15 pasien meninggal dari total 95 kasus positif.

Namun, kantor berita Iran menambahkan bahwa satu pasien di Saveh meninggal dunia dan membuat korban meninggal dunia menjadi 16 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya