Peneliti Ungkap Masker Bisa Hambat Penularan COVID-19, Tapi Tak Sepenuhnya Hilangkan Risiko

Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan virus Corona penyebab COVID-19.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 06 Nov 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi Masker
Ilustrasi Masker (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Masker menjadi bagian dari protokol kesehatan yang harus diterapkan di masa pandemi. Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan virus Corona penyebab COVID-19. Meski demikian, para peneliti Jepang mengungkap, masker--dengan jenis profesional sekalipun--tidak bisa menghilangkan risiko penularan sepenuhnya.

Untuk studi, para peneliti di University of Tokyo membangun bilik aman (secure chamber) yang dilengkapi dua kepala manekin dengan posisi saling berhadapan. Salah satu kepala manekin itu dipasangi nebuliser--alat yang bisa menyemprotkan semacam droplet--untuk simulasi batuk dan mengeluarkan partikel virus corona asli. Sementara kepala manekin lainnya dibuat meniru gerak napas alami dengan ruang yang memungkinkan virus masuk melalui udara.

Studi tersebut menunjukkan, masker dari bahan katun mengurangi paparan virus hingga 40 persen dibandingkan tanpa penggunaan masker. Sementara masker N95 yang biasa digunakan para tenaga medis, mampu menghadang paparan hingga 90 persen. Namun, beberapa partikel virus tetap bisa masuk meskipun masker N95 telah dipasang dengan tambahan selotip.

Saat masker terpasang pada kepala manekin yang batuk, kain katun serta masker bedah bisa memblok lebih dari 50 persen transmisi virus.

"Ada efek sinergis ketika kedua penerima virus serta penyebar virus menggunakan masker," tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan pada 21 Oktober lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Kelembapan Juga Berdampak pada Penyebaran Virus

Belakangan ini ada kesepakatan yang berkembang di antara para ahli kesehatan bahwa virus penyebab COVID-19 bisa menyebar di udara. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS merevisi panduan mereka bulan lalu dan menyatakan patogen tersebut bisa bertahan di udara selama berjam-jam.

Tim peneliti Jepang lain menggunakan simulasi superkomputer untuk menunjukkan bahwa kelembapan berdampak signifikan terhadap penyebaran partikel virus secara airborne.

Bisa disimpulkan, studi tersebut menguatkan bahwa protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) perlu diterapkan secara terpadu agar pencegahan penularan COVID-19 lebih optimal.


Infografis 3M

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya