Liputan6.com, Jakarta Tidur yang cukup penting untuk menjaga kesehatan, tetapi apakah berbahaya jika terlalu banyak tidur?
Beberapa dari kita mungkin tergoda untuk tidur berjam-jam di akhir pekan terlebih libur panjang. Namun, para ahli mengingatkan bahwa tidur berlebihan bisa jadi tanda ada kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti gangguan tiroid dan penyakit jantung. Selain itu, keinginan untuk tidur berlebihan terkait dengan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Baca Juga
Berikut ini merupakan dampak dari tidur berlebihan dan tidur seperti apa yang disebut berlebihan, dilansir dari Men'sJournal.
Advertisement
Usia biasanya menentukan jumlah tidur yang Anda butuhkan per malam. Namun, karena ada variabel penting lain, seperti kondisi kesehatan secara umum, kebiasaan gaya hidup, dan gangguan tertentu, sehingga dapat memengaruhi kebutuhan tidur Anda. Misalnya, jika Anda sangat aktif atau sedang sakit atau situasi kehidupan yang penuh tekanan, Anda mungkin memerlukan lebih banyak istirahat daripada biasanya.
Mengesampingkan variabel tersebut, orang dewasa membutuhkan tidur selama 7 hingga 8 jam per malam. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), berikut waktu tidur yang dibutuhkan berdasarkan usia.
- Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): 14 hingga 17 jam (termasuk tidur siang)
- Bayi (4 hingga 12 bulan): 12 hingga 16 jam (termasuk tidur siang)
- Balita (1 hingga 2 tahun): 11 hingga 14 jam (termasuk tidur siang)
- Prasekolah (3 hingga 5 tahun): 10 hingga 13 jam (termasuk tidur siang)
- Usia sekolah (6 hingga 12 tahun): 9 hingga 12 jam
- Remaja (13 sampai 18 tahun): 8 sampai 10 jam
- Dewasa (18 hingga 65 tahun): 7 hingga 8 jam
Â
Simak Video Berikut Ini:
Penyebab Tidur Berlebih
Selain kondisi medis yang telah disebutkan di atas, berikut ini merupakan penyebab lain Anda tidur berlebihan.
1. Hipersomnia idiopatik: Juga disebut kantuk berlebihan di siang hari (EDS), hipersomnia menyebabkan kebutuhan ekstrem tidur di siang hari. Keinginan untuk tidur tidak dipenuhi dengan tidur siang dan seringkali mengakibatkan periode tidur yang lebih lama di malam hari.
Hipersomnia sering kali disertai dengan tingkat energi yang rendah, masalah fokus, retensi memori yang buruk, dan gejala kecemasan. Mereka yang mengalami hipersomnia seringkali membutuhkan 10 hingga 12 jam tidur.
2. Apnea tidur obstruktif: Gangguan tidur ini menyebabkan pernapasan berhenti saat tidur. Oleh karena itu, penderita apnea tidur sering mengalami gangguan pada malam hari yang memengaruhi siklus tidur normalnya, sehingga mereka memperpanjang waktu tidurnya.
3. Depresi: Kelelahan kronis adalah salah satu gejala paling umum dari gangguan depresi mayor (MDD). Selain itu, obat antidepresan juga dapat menyebabkan rasa kantuk yang ekstrem.
4. Obat-obatan tertentu: Beberapa obat dapat menyebabkan kantuk yang membuat durasi tidur lebih panjang. Obat tertentu juga dapat membuat Anda sulit untuk rileks dan tertidur di malam hari, sehingga mengganggu ritme sirkadian alami dan menyebabkan keinginan untuk tidur berlebihan.
5. Narkolepsi: Ketidakkonsistenan tidur REM dan rasa kantuk yang berlebihan sering kali menyebabkan penderita narkolepsi tidur berlebihan.
6. Penyakit jantung: Kelelahan yang terus-menerus mungkin merupakan tanda penyakit jantung. Ketidakmampuan jantung untuk memompa secara efisien dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk, tingkat energi yang rendah, dan kelelahan kronis.
7. Masalah tiroid: Gangguan tiroid dapat berdampak negatif pada tingkat energi, pola tidur, dan suasana hati. Hipotiroidisme menyebabkan kelesuan, depresi, dan kelelahan, sedangkan hipertiroidisme menyebabkan kegelisahan, lekas marah, sulit tidur, dan kecemasan.
Â
Â
Advertisement
Efek Tidur Berlebih
a. Obesitas: Penelitian menunjukkan mereka yang rutin tidur 9 hingga 10 jam malam lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan berlebih dan obesitas.
b. Diabetes: Meskipun penelitian belum meyakinkan, beberapa penelitian cukup mampu menunjukkan hubungan dengan diabetes dan peningkatan waktu tidur pada wanita paruh baya dan lebih tua.
Satu studi National Library of Medicine menelaah kebiasaan tidur 276 orang selama 6 tahun dan menemukan bahwa mereka yang memiliki durasi tidur terlalu pendek dan terlalu panjang lebih cenderung mengalami intoleransi glukosa, yang menyebabkan diabetes.
c. Sakit punggung: Orang yang tidur lama lebih mungkin mengalami nyeri dan radang sendi, khususnya di daerah pinggang. Hal ini sering terjadi karena kelelahan otot yang terjadi saat Anda berbaring telentang untuk waktu yang lama. Tidur berlebihan di kasur yang tidak mendukung atau dalam posisi canggung juga dapat menyebabkan sakit punggung kronis.
d. Sakit kepala: Tidur lebih lama dari rata-rata sering menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan sakit kepala.
e. Kecemasan dan depresi: Jadwal tidur yang konsisten membantu menjaga kadar hormon. Jika kita tidur lebih lama dari yang diperlukan, kadar kortisol, adrenalin, dan serotonin kita bisa menjadi tidak seimbang, sehingga menyulitkan kita untuk mengelola stres dan kecemasan. Seiring waktu, ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan depresi.
f. Penyakit jantung: Studi menunjukkan bahwa pria dan wanita yang mengalami jumlah tidur yang tidak cukup atau berlebihan memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan tingkat kematian yang lebih tinggi karena komplikasi jantung.
g. Stroke: Sebuah penelitian selama 6 tahun yang melibatkan 31.750 orang dewasa dengan usia rata-rata 63 tahun menemukan bahwa mereka yang tidur lebih dari 8 jam semalam memiliki kemungkinan 23 persen lebih besar untuk mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidur selama 7 hingga 8 jam semalam.
h. Fungsi kekebalan tubuh yang buruk: Durasi tidur yang lebih lama dapat memengaruhi produksi sitokin, kelompok protein, peptida, atau glikoprotein yang membantu sistem kekebalan. Akibatnya, waktu tidur yang lebih lama dari biasanya dapat mengakibatkan fungsi kekebalan tubuh yang buruk.
Â
Tips untuk Menghindari Tidur Berlebih
Kiat-kiat berikut dapat membantu Anda mendapatkan tidur malam yang nyenyak dan menghindari komplikasi berbahaya dari tidur berlebihan.
1. Pertahankan jadwal tidur yang konsisten
Menjaga waktu tidur dan waktu bangun yang ditetapkan memastikan Anda memiliki tidur 7 hingga 8 jam. Selain itu, jadwal tidur yang konsisten dapat mencegah ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan tidur berlebihan. Seiring waktu, tubuh Anda menjadi terkondisikan untuk mengharapkan istirahat selama waktu-waktu ini, sehingga memudahkan Anda untuk tidur dan bangun setiap pagi.
2. Hindari minuman berkafein setelah jam 2 siang
Minuman berkafein, seperti soda dan kopi, dapat merangsang sistem saraf dan menyulitkan Anda untuk tidur dengan tenang. Selain itu, kopi bisa membuat Anda merasa mengantuk daripada waspada, yang menyebabkan kantuk di siang hari. Kafein diketahui dapat mengurangi jumlah tidur nyenyak yang Anda alami, sehingga memungkinkan Anda tidur berlebihan.
3. Ciptakan ruang tidur yang sempurna
Penting untuk membuat kamar tidur Anda senyaman mungkin, entah itu sepi, dan gelap yang memungkinkan Anda untuk meningkatkan tidur nyenyak. Pasang tirai anti tembus pandang untuk memblokir cahaya, gunakan penutup telinga jika suara di luar membuat Anda tetap terjaga, dan jauhkan perangkat elektronik dari kamar tidur. Perubahan ini dapat membantu Anda menemukan istirahat yang lebih berkualitas dan memastikan Anda tidak kesiangan.
4. Hindari paparan cahaya biru
Melatonin, hormon tidur, dipicu oleh kegelapan. Pada siang hari, saat kita terpapar sinar matahari, produksi melatonin rendah untuk membuat kita tetap waspada. Namun, saat matahari terbenam, dan kita terkena lebih sedikit cahaya, melatonin meningkat, dan kita menjadi lelah. Cahaya biru dari perangkat elektronik dapat meniru efek sinar matahari dan mencegah produksi melatonin, sehingga kita lebih sulit untuk tertidur.
5. Buatlah buku harian tidur
Buku harian tidur dapat membantu Anda melacak kebiasaan tidur Anda dan bagaimana hal itu memengaruhi suasana hati, perilaku, dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Â
Advertisement