Kasus Tuberkulosis Ditargetkan Turun hingga 65 per 100 Ribu Orang, Menkes: Kalau Bisa Lebih Rendah

Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa saat ini ada pelajaran yang bisa diambil dari penanganan COVID-19 untuk menangani tuberkulosis

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Mar 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 12:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungan kerja persiapan vaksinasi COVID-19 di Yogyakarta, juga hadir dalam peresmian gedung BBTKLP Yogyakarta pada 21 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia ditargetkan dapat menekan kasus tuberkulosis (TB) hingga 65 kasus per 100 ribu penduduk.

Dalam puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2021 pada Rabu (24/3/2021), Budi Gunadi mengatakan bahwa saat ini, ada 316 dari 100 ribu orang yang terkena TBC di Indonesia.

"Target kita adalah bagaimana menurunkan dari 316 menjadi 65 per 100 ribu rakyat Indonesia yang terkena TBC," kata Budi Gunadi dalam kegiatan yang juga disiarkan secara virtual di Youtube Kementerian Kesehatan tersebut.

Meski begitu, Budi berharap agar di tahun 2030, angkanya bisa lebih rendah dari target tersebut. "Kata hati saya menginginkan kalau bisa lebih rendah daripada 65 per 100 ribu."

Budi mengakui bahwa angka temuan dan penanganan tuberkulosis di tahun 2020 menurun akibat terdampak pandemi COVID-19. Salah satu penyebabnya adalah pasien yang enggan datang ke fasilitas kesehatan akibat takut tertular virus corona.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Belajar dari Penanganan COVID-19

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 21 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Menkes Budi mengatakan, penanganan pandemi COVID-19 sesungguhnya bisa dipelajari dan dimanfaatkan dalam menangani tuberkulosis. Salah satu pembelajaran adalah soal kualitas data.

"Kalau kita tidak rapi mengumpulkan data, meminta laporan, meminta semua lab memasukkan data, meminta semua rumah sakit baik pemerintah, puskesmas, maupun klinik swasta, kita tidak akan memiliki informasi yang lengkap untuk mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan yang tepat," ujarnya.

Selain itu, pemerintah saat ini telah banyak berinvestasi untuk infrastruktur di seluruh fasilitas kesehatan, dalam menangani pandemi COVID-19. "Banyak kemiripan yang harusnya bisa kita replikasi, bisa kita ulang, bisa kita gunakan untuk menangani TBC," kata Budi.

Di sini, ia mengatakan adalah pemanfaatan infrastruktur yang bisa dilakukan terkait dengan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), serta isolasi pasien.

"Itu semua harusnya bisa kita lakukan bersama-sama. Mumpung saat pandemi COVID-19 ini dialokasikan dana yang cukup besar, kenapa tidak sekalian kita manfaatkan untuk mengatasi masalah TBC ini?"

Budi menambahkan, masyarakat yang bergerak bersama-sama juga terbukti dapat mengurangi beban dari pandemi COVID-19. "Hal ini sekaligus harus kita gunakan juga untuk kasus TBC."

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya