Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa keamanan dan manfaat dari vaksin COVID-19 harus dipastikan dahulu di populasi dewasa, sebelum dapat diuji klinis pada anak.
Pernyataan ini disampaikan oleh Lucia Rizka Andalusia, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dan Direktur Registrasi Obat BPOM dalam sebuah dialog virtual pada Kamis (26/3/2021).
Baca Juga
"Uji klinis pada anak-anak hanya boleh dilakukan manakala uji klinis pada kelompok populasi dewasa telah menunjukkan keamanan dan efektivitas yang baik," kata Rizka.
Advertisement
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu, Rizka mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan anak-anak tergolong subjek yang rentan.
"Kemudian juga sistem imunitasnya juga masih berkembang, belum stabil. Jadi kita tidak boleh memberikan atau melakukan uji klinik pada anak, sebelum kita yakin bahwa dia (vaksin) aman dan bermanfaat untuk dewasa," ujarnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Uji Klinis Sinovac pada Anak Belum Selesai
BPOM pun mengungkapkan bahwa uji klinis vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh Sinovac di China pada kelompok usia anak belum selesai. Menurut Rizka, mereka baru pada sampai di fase kedua.
"Uji klinis Sinovac untuk anak-anak belum ada hasilnya. Masih sedang on-going (berlangsung), itu pun baru fase dua di China," katanya.
Namun Rizka mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan sendiri uji klinis vaksin COVID-19 kepada kelompok anak.
"Mungkin kita akan melakukan uji klinik sendiri untuk populasi pada anak-anak tersebut. Kita bisa merencanakan untuk kegiatan tersebut," kata Rizka.
Awal pekan ini, peneliti dari Sinovac menyebut bahwa vaksin COVID-19 CoronaVac yang mereka kembangkan kemungkinan aman dan memicu kekebalan dari virus corona terhadap kelompok usia anak dan remaja.
Data awal untuk vaksin CoronaVac pada anak belum dipublikasikan di jurnal medis yang mendapatkan ulasan sejawat.
Advertisement