Epidemiolog Ingin Nakes Dapat Vaksinasi Ketiga Pfizer atau Moderna demi Keselamatan

Lewat akun Twitternya, epidemiolog Pandu Riono meminta agar tenaga kesehatan bisa mendapat vaksinasi ketiga menggunakan vaksin Pfizer atau Moderna.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Jul 2021, 13:02 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 13:02 WIB
Vaksin COVID-19 Moderna
Dalam perpanjangan kerja sama yang dilakukan pada Jumat (4/12/2020), Moderna Inc sepakat menambah 4 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Israel.(AFP/Joel Saget)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Pandu Riono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan tenaga kesehatan (nakes) vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna, demi mencegah lebih banyak kematian pada kelompok tersebut.

Hal itu disampaikan epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu dalam sebuah tulisan di akun Twitternya, @drpriono1 pada Minggu (4/7/2021).

"Pak @Jokowi Mohon lindungi nakes kita dengan vaksinasi ke 3 dg vaksin yg berbeda, Pfizer atau Moderna, demi menyelamatkan nyawa nakes yg terdampak lonjakan kasus yg semakin tak terbendung," tulisnya.

"Beri apresiasi pada semua nakes, yg tak pernah mengeluh demi menyelamatkan setiap nyawa," kata Pandu Riono.

Vaksin COVID-19 Moderna pada Jumat (2/7/2021), telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Vaksin Moderna dapat EUA BPOM

Aktivitas di pusat distribusi vaksin COVID-19 Moderna di Mississippi
Pekerja menyiapkan box berisi vaksin Moderna COVID-19 untuk dikirim di pusat distribusi McKesson di Olive Branch, Mississippi, AS, Minggu (20/12/2020). Selama seminggu, Pemerintah federal berencana mendistribusikan total 7,9 juta dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer Inc (AP Photo/Paul Sancya, Pool)

Vaksin Moderna merupakan vaksin COVID-19 berbasis mRNA pertama yang mendapatkan izin penggunaan darurat oleh BPOM, untuk digunakan di Tanah Air.

Sejauh ini, selain dari Moderna, vaksin Pfizer-BioNTech juga merupakan vaksin COVID-19 mRNA yang sudah banyak digunakan oleh negara-negara lain.

"Kemarin kami menambah satu lagi jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan Emergency Use Authorization dari Badan POM yaitu vaksin Moderna COVID-19 Vaccine," kata Penny K. Lukito, Kepala BPOM.

"Vaksin ini didapatkan melalui COVAX Facility, yaitu jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX Incorporated USA," kata Penny dalam konferensi pers virtualnya.


Vaksin Pfizer Direncanakan Mulai Masuk Agustus 2021

Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak dengan batasan usia 12-15 tahun. (AFP/Luis Acosta)

Penny menambahkan, vaksin Moderna digunakan bagi orang berusia 18 tahun ke atas dan diberikan secara injeksi intramuskular, dengan dosis 0,5 ml dengan dua kali penyuntikkan, serta rentang waktu penyuntikan sebulan.

BPOM juga mengungkapkan bahwa berdasarkan uji klinis fase tiga, vaksin COVID-19 Moderna memiliki efikasi hingga 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga 65 tahun, serta 86,4 persen pada usia di atas 65 tahun.

Sementara, vaksin COVID-19 Pfizer belum mendapatkan EUA dari BPOM RI. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa mereka akan mulai didatangkan pada Agustus 2021.

"Rencananya Agustus total 50 juta, tapi bertahap setiap bulan lima sampai 12 juta," kata Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes saat dihubungi Health Liputan6.com, Senin (21/6/2021).

Nadia menambahkan, vaksin COVID-19 Pfizer tersebut dibeli secara langsung oleh pemerintah Indonesia.


Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya