Deddy Corbuzier Nyaris Meninggal karena Badai Sitokin Usai Negatif COVID-19

Deddy Corbuzier cerita pengalamannya kena badai sitokin padahal sudah negatif COVID-19

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Agu 2021, 10:50 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2021, 10:50 WIB
Deddy Corbuzier
Pesulap Deddy Corbuzier ceritakan pengalamannya saat terkena badai sitokin dua minggu terakhir.. (Youtube Deddy Corbuzier)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pesulap yang lebih dikenal sebagai presenter kawakan, Deddy Corbuzier, menceritakan pengalamannya saat terkena badai sitokin dua minggu terakhir. Padahal, sudah negatif COVID-19.

Hal tersebut diungkap Deddy Corbuzier di unggahan Youtube terbaru pada Minggu, 22 Agustus 2021, mengenai alasannya menghilang dari dunia maya dua minggu terbaru.

Deddy Corbuzier mengatakan break selama dua pekan lantaran harus berkonsentrasi pada kesehatannya. Sebab, badai sitokin menghampiri usai dia negatif COVID-19.

“Saya sakit kritis, hampir meninggal karena badai sitokin, lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tanpa Gejala

Deddy menerangkan bahwa ia mengalami badai sitokin tanpa ada gejala apapun sebelumnya.

“Tanpa gejala apapun tiba-tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru-paru rusak 60 persen dalam dua hari.”

Untuk membawanya keluar dari masa kritis, para dokter yang terdiri dari Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan ikut turun tangan semaksimal mungkin untuk menstabilkan keadaannya.

Yes it's a life and death situation. Hebatnya oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini, hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yang parah.”

“Bayangkan kerusakan sebesar itu tanpa penurunan oksigen. That's and the doctor help.. Make me pass my critical time... Life and death. But then.. Kisah saya berlanjut.”


Terkait Badai Sitokin

Terkait badai sitokin, ahli virologi dan imunologi di Georgia State University, Mukesh Kumar menjelaskan bahwa itu adalah kondisi ketika terjadi produksi sitokin berlebihan dalam tubuh.

Badai sitokin ini memicu sistem kekebalan tubuh kehilangan kendali dan justru menyerang tubuh yang seharusnya dilindungi.

Pada dasarnya, sebagian sel tubuh akan mati karena badai sitokin. Badai sitokin ini menggerogoti paru-paru pasien, melansir laman WebMD, Minggu (22/8/2021)


Kisah Dokter Gunawan

Dalam keterangan yang sama, Deddy juga menyinggung soal salah satu dokter yang menanganinya yakni dokter Gunawan.

Menurut pria yang gemar mengenakan pakaian hitam itu, Gunawan yang merawatnya ternyata memiliki kisah luar biasa. Ia mendengar langsung kisah tersebut dari pasien-pasien sebelumnya.

“Dia mengeluarkan banyak uang pribadi untuk obat-obat dan biaya lainnya untuk banyak pasien. Karena dia tahu kalau tidak dibantu, mereka mati.”

Bahkan, Gunawan harus merelakan kendaraan pribadinya untuk membantu puluhan pasien tanpa memikirkan keadaan ekonominya sendiri. Sebagai tanda terima kasih, Deddy pun memberikan satu unit mobil untuk dokter tersebut.


Infografis Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat COVID-19

Infografis Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19
Infografis Pemicu dan Strategi Turunkan Angka Kematian Akibat Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya