Deteksi Omicron, Menkes Budi Upayakan Produksi Reagen PCR SGTF Dalam Negeri

Upaya memproduksi reagen PCR SGTF dalam negeri untuk mendeteksi Omicron.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Des 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 22 Des 2021, 07:30 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Saikin ke PT Fyrom International, salah satu produsen alat kesehatan buatan dalam negeri di Bekasi pada 28 Juni 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat ini tengah berupaya melakukan pengadaan reagen PCR S-Gene Target Failure (SGTF) dapat diproduksi di dalam negeri guna memerkuat deteksi varian Omicron.

Tes PCR dengan SGTF dapat mendeteksi kekhasan Omicron, yakni tidak memiliki elemen yang disebut S-Gene. Bila hasil tes PCR menunjukkan hasil positif tapi tidak memiliki elemen tersebut, kasus tersebut dikategorikan probable dengan kemungkinan besar merupakan varian Omicron. 

"Untuk surveilans 3T (testing, tracing, treatment) dan karantina, kami terus perbaiki. Ini saya lagi meeting (pertemuan), gimana caranya dapat produksi reagen SGTF yang bisa diproduksi di dalam negeri," kata Budi Gunadi usai Rapat Tingkat Menteri tentang Persiapan Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 pada Selasa, 21 Desember 2021.

Upaya lain mengantisipasi varian Omicron, pemerintah juga mempertimbangkan opsi penambahan karantina pelaku perjalanan luar negeri menjadi 14 hari. Opsi diterapkan jika persebaran Omicron semakin luas.

"Saya juga minta tadi (tempat) karantina diperbanyak. Karena kan (opsi karantina) diperpanjang dari 10 hari jadi 14 hari. Nah, banyaknya orang yang pulang, seharusnya bisa dihitung, berapa banyak (tempat) karantina yang dibutuhkan," Budi menjelaskan.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Hasil Tes PCR SGTF Keluar 4-6 Jam

Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR
Petugas medis menata sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Penerapan tes PCR menggunakan metode S-Gene Target Failure (SGTF) dilakukan di pintu perbatasan Indonesia kedatangan pelaku perjalanan internasional juga dijaga ketat demi mengantisipasi masuknya kembali varian Omicron.

Apalagi dalam sepekan terakhir, terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk perbatasan.

"Semua kita tes PCR dan genom sekuensing. Ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibanding pintu masuk udara. Oleh karena itu, kami dengan bantuan TNI, Polri dan Kementerian Dalam Negeri akan memperkuat proses surveilans dan juga karantina," terang Menkes Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers, Senin (20/12/2021).

"Selain genom sekuensing, kita juga sudah menggunakan tes PCR dengan SGTF yang bisa jauh lebih cepat mendeteksi."

Penggunaan SGTF dinilai jauh lebih cepat mendeteksi kemungkinan pelaku perjalanan membawa varian Omicron, hanya dalam waktu 4-6 jam saja. (Selengkapnya: Hadapi Omicron, Data Penggunaan PeduliLindungi Bakal Bisa Diakses Publik)

Infografis Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia

Infografis Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya