Ada 1.626 Kasus Omicron di Indonesia, Menkes Budi: 20 Butuh Oksigen

Ada 1.626 kasus Omicron di Indonesia dengan 20 di antaranya, membutuhkan oksigen.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Jan 2022, 14:33 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 12:48 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin hadir dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta pada Selasa, 31 Agustus 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, ada 1.626 kasus Omicron di Indonesia pada 24 Januari 2022. Dari jumlah tersebut, yang membutuhkan oksigen ada 20 pasien.

"Kami melaporkan yang sudah terkonfirmasi ada 1.600-an yang kena Omicron (tepatnya 1.626 kasus), yang memang dirawat membutuhkan oksigen hanya sekitar 20 pasien dan wafat 2 orang," ungkap Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).

Lebih lanjut, Budi Gunadi mengatakan, kenaikan kasus Omicron di seluruh dunia terpantau tinggi. Bahkan melebihi kenaikan kasus pada varian Delta.

"Di seluruh dunia, kasus Omicron naik dengan cepat dan tinggi, malah lebih dari kenaikan kasus Delta. Tetapi baiknya adalah turunnya juga cepat dan hospitalisasi rendah," lanjutnya.

"Ini masih jauh sangat rendah dibandingkan dengan kasusnya varian Delta."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Protokol Kesehatan Tetap Dijalankan

Kasus COVID-19 Melonjak, Pasar Tradisional Terapkan Pembatasan Aktivitas
Pedagang beraktivitas di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (28/6/2021). Pemprov DKI Jakarta melakukan pembatasan mobilitas warga, salahsatunya pembatasan operasional pasar tradisional untuk menekan penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Upaya mengendalikan kasus Omicron, menurut Budi Gunadi Sadikin, adalah memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan. Masyarakat juga tidak perlu panik.

"Kita tidak perlu panik, tapi harus terus waspada dan hati-hati karena memang lagi penularannya tinggi. Tapi tidak perlu panik karena memang hospitalisasi rendah," ujarnya.

"Selanjutnya, memastikan bahwa protokol kesehatan tetap dijalankan, memakai masker, mencuci tangan, dan mengurangi kerumunan."

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya