Liputan6.com, Lampung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan membuka kemungkinan syarat perjalanan harus vaksin booster. Kemungkinan booster ini melihat jika kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terus naik.
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, selama enam hari berturut-turut, kasus harian COVID-19 berada di atas angka 1.000. Penambahan kasus baru dalam dua hari terakhir juga nyaris menyentuh angka 2.000.
Baca Juga
"Kalau (sampai) Juli nanti, angka kasus kita masih terus juga naik, belum tahu kapan turun. Kita akan mungkin membuat persyaratan perjalanan itu harus (vaksin) booster. Ini demi kita semua," jelas Luhut dalam sambutan Puncak Acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia LAGAWIFEST 2022 di Lampung pada Kamis, 23 Juni 2022.
Advertisement
Menurut Luhut, perkembangan kasus COVID-19 global juga tengah naik. Bahkan hampir di seluruh negara di dunia, terlebih dengan adanya penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5.
"Saya mohon pemahaman kita bersama. Karena di Amerika saja (kasus COVID-19) sedang naik. Hampir semua dunia sekarang naik. Singapura yang dekat dengan kita juga naik sangat tinggi," bebernya.
"Malaysia juga sedang naik tinggi. Jadi, saya mohon, kita semua harus disiplin, harus mendengarkan arahan Pemerintah."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tetap Waspada dan Segera Booster
Perkembangan COVID-19 secara nasional, lanjut Luhut Binsar Pandjaitan, harus diwaspadai. Sebab, ada kecenderungan naik.
"Sekarang, ada cenderungan naik karena BA.4 dan BA.5. Nah, ini perlu kita waspadai dengan baik walaupun tingkat rumah sakit tuh masih rendah, keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) masih rendah juga tingkat kematian masih sangat rendah," katanya.
"Dan juga angka positivity rate masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 5. Tapi saya mohon, kita semua waspada. Kita tidak ingin mengulangi kesalahan yang lalu."
Pemerintah tetap terus memonitor perkembangan kasus COVID-19. Masyarakat diimbau untuk segera vaksinasi booster sebagai bentuk perlindungan.
"Kami monitor (kasus COVID-19) ini semua. Presiden Joko Widodo (Jokowi) perintahkan kita tetap hati-hati. Yang belum booster, saya saranin ya booster," terang Luhut.
"Booster ini sudah dibuktikan, dia akan banyak membantu untuk mengurangi pressure (tekanan) dari varian BA.4 dan BA.5 tadi. Jadi, saya betul-betul minta Bapak/Ibu sekalian, ayo mari kita semua ber-booster!"
Advertisement
Alarm yang Harus Diwaspadai
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan, kenaikan kasus positif belakangan ini menjadi peringatan yang harus diwaspadai dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Meskipun angka kenaikan ini terbilang tidak tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan, tetapi kenaikan ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," tegas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 21 Juni 2022.
Dari perkembangan penanganan terkini, kenaikan kasus mingguan sebesar 105 persen. Dari 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 pada pekan ini. Kenaikan ini turut memengaruhi kenaikan kasus aktif, yang sebelumnya 4.734 menjadi 8.594 pada pekan ini.
Kenaikan kasus terbanyak disumbangkan dari tiga provinsi, yaitu, DKI Jakarta (naik 2.769 kasus), Jawa Barat (naik 686 kasus), dan Banten (naik 285 kasus).
"Dengan meningkatnya kasus positif dan kasus aktif, maka seharusnya kasus kematian ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan. Nyatanya, di pekan terakhir, terjadi kenaikan kematian mingguan dari 28 menjadi 44 kasus," imbuh Wiku.
"Dan seharusnya, dengan naiknya angka kematian, maka segera lakukan evaluasi dan mitigasi agar kematian tidak terus meningkat."
Positivity Rate Naik tapi Masih Aman
Dari sisi persentase kesembuhan COVID-19 nasional terbilang masih tinggi, yakni 97,28 persen. Namun, angka ini sedikit menurun. Diharapkan kesembuhan kembali didorong agar terus meningkat, beriringan dengan upaya penurunan tren kematian.
Hal lain yang menjadi perhatian dalam masa terjadi kenaikan kasus, pemeriksaan (testing) menjadi salah satu indikator penting. Sebab, angka yang tinggi akan meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat sehingga semakin cepat menjaring kasus untuk segera ditangani dengan baik sesuai gejalanya.
Pada angka positivity rate mingguan masih di bawah 5 persen hingga pekan ini. Meski begitu, harus diwaspadai karena terjadi kenaikan selama empat minggu berturut-turut. Dari sebelumnya 0,33 persen di minggu ke-4 Mei, menjadi 2,23 persen pada pekan ini.
"Kabar baiknya, positivity rate ini masih di bawah 5 persen, dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan sehingga tidak mendekati 5 persen dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat," pungkas Wiku.
Advertisement