Kemenkes Beberkan Bahaya Keracunan Chiki Ngebul, Organ Bisa Rusak

Efek keracunan Chiki Ngebul yang menggunakan nitrogen cair dapat mengakibatkan kerusakan organ.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Jan 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 15:00 WIB
ilustrasi radang tenggorokan saat puasa/pexels
ilustrasi radang tenggorokan saat puasa/pexels

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan nitrogen cair pada jajanan 'Chiki Ngebul' atau yang populer disingkat 'Cikbul' dinilai dapat membahayakan organ tubuh. Pada kasus berat, jajanan yang sedang digandrungi anak-anak dapat mengakibatkan kerusakan organ.

Dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor KL.02.02/C/90/2023 Tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair Pada Produk Pangan Siap Saji, ada beberapa efek samping jika mengonsumsi Cikbul.

Sebagaimana SE yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 11 Januari 2023, penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau keracunan pangan, yaitu:

  1. Menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit.
  2. Menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair dapat memicu kesulitan bernapas yang cukup parah.
  3. Mengonsumsi nitrogen yang sudah dicairkan dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar, karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh. Bahkan, tidak sedikit kasus terparah yang menunjukkan bahwa ice smoke dapat memicu kerusakan internal organ tubuh.

SE Kemenkes soal Chikbul ini ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 6 Januari 2023. Surat edaran ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan dan peningkatan kewaspadaan pada penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji untuk mencegah terjadinya keracunan pangan.

Merobek Dinding Lambung

Penyebab Asam Lambung Naik
Penyebab Asam Lambung Naik Credit: pexels.com/Raw

Direktur RSUD Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, dari sisi kesehatan dirinya menyebut jika Chiki Ngebul itu memang tidak layak untuk dikonsumsi.

"Snack-nya layak konsumsi, yang tidak layak dikonsumsi, karena ada zat nitrogen yg ditambahkan di situ. Untuk menimbulkan efek asap bisa keluar dari mulut," kata Yunia kepada Liputan6.com di Sukoharjo, Selasa (10/1/2022). 

Efek dari nitrogen yang disemprotkan ke jajanan atau snack tersebut menjadikan makanan yang terkena zat itu menjadi tidak layak dikonsumsi terlebih bagi yang memiliki riwayat penyakit pernapasan.

"Nitrogen ini dapat menimbulkan efek negatif bila dikonsumsi, dan bila terhirup, dapat menimbulkan sesak napas. Apalagi bila konsumen memiliki riawayat asma," tutur Yunia.

Yunia menambahkan, efek paling berbahaya apabila terlalu sering mengonsumsi snack ngebul, nitrogen itu bisa membahayakan kondisi lambung manusia yang mengonsumsinya. Kondisi itu bisa semakin parah karena kandungan nitrogen bisa merobek dinding lambung.

"Bila dikonsumsi, nitrogen cair dapat merusak dinding lambung, sehingga robek atau berlubang. Ini yang menimbulkan nyeri mendadak di perut dan perut menggembung besar dan keras," tambahnya.

Beri Edukasi kepada Masyarakat

Kenali Alasan Anak Tidak Mau Makan dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi seorang anak yang menolak makan. (Sumber foto: Pexels.com).

Di wilayah Sukoharjo khususnya yang sudah ditangani RSUD dalam kasus terkait Chiki Ngebul, menurut Yunia Wahdiyati, belum ditemukan. Namun, ia mengaku pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan memberikan imbauan kepada masyarakat tentang bahaya Cikbul apabila dikonsumsi.

"Untuk kasus yang dilarikan ke RSUD belum ada, sampai dengan saat ini belum ada," ucapnya, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

"Kami juga berupaya memberikan edukasi ke masyarakat, melalui kegiatan PKRS (Pendidikan Kesehatan RS) tentang bahaya konsumsi chiki ngebul."

Kasus keracunan Cikbul dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat yang masuk, sebanyak 28 anak di Jawa Barat, yakni di Tasikmalaya dan Bekasi.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Barat akan terus mengkaji kemungkinan larangan peredaran makanan bernitrogen cair, dan akan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk meningkatkan kewaspadaan atas konsumsi cikbul oleh anak-anak.

Kementerian Kesehatan RI melalui surat No. SR. 01.07/111/5/67/2023 meminta rumah sakit dan Dinas Kesehatan di daerah untuk melapor ke Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan jika menemukan kasus keracunan jajanan berasap akibat dicampur nitrogen cair.

Sisa Nitrogen yang Terminum

Minum - Vania
Ilustrasi Minum/https://unsplash.com/Giorgio Trovato

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana membeberkan upaya penanggulangan sementara yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat terhadap kasus keracunan Chiki Ngebul.

Upaya yang dimaksud dalam rilis resmi Dinkes Jabar yang tayang pada Selasa, 10 Januari 2023, sebagai berikut:

  • Melanjutkan informasi SE kewaspadaan dari Kemenkes ke Dinkes Kabupaten/Kota
  • Melakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang dilaporkan
  • Memantau terus perkembangan kasus dan kemungkinan penambahan jumlah
  • Mengimbau Dinkes Kabupaten/Kota untuk meninjau kembali izin usaha makanan dengan nitrogen cair
  • Dinkes Jabar menyiapkan SE khusus ke Dinkes Kabupaten/Kota mengenai kewaspadaan makanan dengan nitrogen

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Ryan Bayusantika menambahkan, ketika mengonsumsi Cikbul, kemungkinan ada sisa nitrogen cair terminum.

Ia berharap masyarakat lebih berhati-hati karena ternyata makanan yang mengandung cairan nitrogen berbahaya bagi anak-anak.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya