Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) akan mengirimkan 6,8 ton logistik kesehatan untuk membantu korban Gempa Turki dan Suriah. Utamanya, obat-obatan dan alat logistik kesehatan lain yang dibutuhkan dalam penanganan korban bencana gempa.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, keberangkatan 6,8 ton logistik kesehatan disesuaikan dengan masa tanggap darurat bencana gempa di Turki dan Suriah. Hal ini terbagi menjadi pengiriman untuk minggu pertama dan kedua masa tanggap darurat.
Baca Juga
Untuk minggu pertama, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan pelru dioperasi karena luka.
Advertisement
Kemudian untuk minggu kedua, adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.
“Kementerian Kesehatan akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan pada minggu pertama dan kedua,” ujar Dante saat Rapat Tingkat Menteri (RTM) Terkait Rencana Percepatan Bantuan Kemanusiaan Gempa Turki dan Suriah di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Selain itu, Kemenkes RI telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana gempa di Turki dan Suriah.
Persiapan Pengiriman 62 Dokter
Hari ini, Kamis (9/2/2023), Wamenkes Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, sebanyak 62 dokter siap diberangkatkan untuk membantuk korban Gempa Turki dan Suriah. Ke-62 dokter ini merupakan tenaga cadangan kesehatan untuk menangani kegawatdaruratan bencana.
Peralatan dan perlengkapan medis beserta obat-obatan juga akan dipersiapkan untuk dibawa.
"Minggu ini akan kita berangkatkan 62 dokter dan kita mitigasi dokter-dokter tersebut akan diberangkatkan sebagai 62 dokter beserta alat medis, obat-obatannya, alat operasi untuk membantu korban bencana alam yang ada di Turki dan Suriah," ujar Dante saat memberikan keynote speech acara 'Sarasehan Dies Natalis ke-73 FKUI' di Gedung IMERI FKUI Jakarta.
Dante juga lega karena bantuan tenaga cadangan kesehatan sudah terbentuk sebelumnya. Hal ini belajar dari penanganan pandemi COVID-19, yang mana membutuhkan banyak sekali relawan tenaga kesehatan.
"Kemarin, saya dapat Bapak Menko PMK (Muhadjir Effendy) untuk memberikan bantuan tenaga kesehatan ke bencana alam di Turki dan Suriah. Untung kita sudah mempunyai tenaga cadangan kesehatan," imbuhnya.
Advertisement
Segera Kirim Tenaga Medis dan SAR
Tak hanya tenaga cadangan kesehatan dari Kemenkes RI, ada pula Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh BASARNAS.
Pada rapat Rabu (8/2/2023), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan poin-poin penting.
“Saya tadi baru menghadap Presiden tentang rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah. Intinya Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin,“ ujarnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Rapat Koordinasi mengusulkan Pemerintah RI mengutamakan pemberian bantuan berupa Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dan dukungan logistik peralatan dan kebutuhan dasar masyarakat pasca bencana.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pembiayaan pemberian bantuan kepada Turki dan Suriah dapat menggunakan dana siap pakai.
"Selanjutnya adalah beberapa bahan logistik seperti selimut yang memang sangat diperlukan karena di sana sedang winter, matras, baju dingin, keranjang, detergen dan lainya. Selain itu, Pemerintah juga perlu segera mengirimkan tenaga medis dan SAR," katanya.
Suhu udara di lokasi kejadian memang sedang sangat dingin. Bisa sampai minus 9 derajat Celsius.