Deteksi TB Capai Rekor Tertinggi Tahun 2022, Tembus 700 Ribu Kasus

Temuan kasus tuberkulosis (TB) tahun 2022 di Indonesia mencapai lebih dari 700.000 kasus.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2023, 09:00 WIB
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh
ilustrasi temuan kasus tuberkulosis (TB) tahun 2022 di Indonesia mencapai lebih dari 700.000 kasus. /credit pixabay/kalhh

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi tuberkulosis (TB) sebanyak lebih dari 700.000 kasus. Angka tersebut termasuk tertinggi sejak TB menjadi program prioritas nasional.

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, pendeteksian tertinggi tuberkulosis berkat adanya komitmen dari pemerintah dan surveilans yang semakin gencar.

“Pendeteksian adalah langkah awal untuk bisa mengobati pasien TB, sehingga tahun 2022 dilakukan deteksi TB besar-besaran,” ujarnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 31 Maret 2023.

Prioritas Cari Penderita TB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita atau deteksi TB, sehingga 90 persen dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024.

“Kemenkes menargetkan pencapaian deteksi TB sebesar 90 persen pada 2024. Upaya skrining besar-besaran sudah dimulai sejak 2022,” lanjut Syahril.

Penyakit TB di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan jumlah kasus 969.000 dan kematian 93.000 per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, jumlah kasus TB terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. Di Indonesia, jumlah kasus TB terbanyak berada di kelompok usia produktif, rentang usia 45 sampai 54 tahun.

Kerja Sama Luar Negeri Tangani Tuberkulosis

Menyebabkan Paru-Paru Basah
Ilustrasi kerja sama penanganan TB di Indonesia dengan luar negeri. Credit: pexels.com/pixabay

Dikatakan Mohammad Syahril, Kemenkes sudah membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk mendorong dana Global Fund yang disalurkan ke provinsi, kabupaten/kota agar terealisasi lebih cepat.

Bahkan untuk percepatan penanganan TB, Pemerintah juga telah menjalin kerja sama luar negeri untuk pengendalian TB di Indonesia. Pada 14 November 2022 terjalin kerja sama Indonesia dengan United Arab Emirates (UAE) dalam pengentasan TB.

UAE melalui Nota Diplomatik Kedubes PEA di Jakarta No. 1/3/19-281 menyampaikan komitmen Pemerintah Uni Emirat Arab untuk memberikan hibah berupa Financial Aid sebesar 10 juta USD untuk mendukung program pencegahan tuberkulosis di Indonesia.

Pengobatan TB sampai Tuntas dan Sembuh

Penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara tuntas sampai sembuh, terang Syahril, salah satu upaya yang terpenting dalam memutus penularan TB di masyarakat.

Angka keberhasilan pengobatan TB sensitif obat di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 85 persen. Sementara angka keberhasilan pengobatan TB resisten obat di Indonesia tahun 2022 secara umum keberhasilannya 55 persen.

Dalam Strategi Nasional Eliminasi TB yang tertuang pada Perpres Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, ada sejumlah strategi mengatasi TB di Indonesia.

Mulai dari penguatan komitmen, peningkatan akses layanan TB, optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TB, pengobatan TB dan pengendalian infeksi, kemudian pemanfaatan hasil riset dan teknologi.

Belum Semua Kasus TB Ditemukan

Ilustrasi paru-paru/credit pixabay/oracast
Ilustrasi belum semua kasus TB ditemukan. /credit pixabay/oracast

ertepatan dengan Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati pada 24 Maret 2023, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia, Tjandra Yoga Aditama mengingatkan bahwa sampai dengan saat ini Indonesia adalah penyumbang kasus TB ke dua terbesar di dunia.

Posisi Indonesia berada tepat di bawah India dengan estimasi jumlah kasus TB baru sebanyak 969.000 setahunnya. Angka kematian yang diakibatkan TB pun mencapai 144.000 jiwa dalam satu tahun.

Dari jumlah kasus tersebut, Tjandra Yoga mengatakan, belum semua ditemukan, belum semua diobati, dan disembuhkan.

"Data sampai Februari 2023 menunjukkan angka penemuan kasus TB 74 persen di tahun 2022 dan yang berhasil masuk dalam pengobatan adalah 86 persen untuk TB sensitif obat dan 54 persen untuk TB resisten obat," katanya melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat (24/3/2023).

Target Pengobatan TB 90 Persen

Lebih lanjut dijelaskan Tjandra Yoga, dari yang diobati, angka keberhasilan pengobatan untuk TB sensitif obat adalah 85 persen, padahal targetnya adalah 90 persen.

Sedangkan untuk pasien TB resisten obat, angka keberhasilan pengobatan atau treatment success rate-nya jauh lebih rendah lagi, hanya 51 persen dengan traget yang harus dicapai adalah 80 persen.

Infografis Ventilasi Penting untuk Cegah Penyebaran Covid-19
Infografis Ventilasi Penting untuk Cegah Penyebaran Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya