Menkes Budi Tepis Isu UU Kesehatan Bakal Banjiri Tenaga Kesehatan Asing di Indonesia

Isu UU Kesehatan yang akan 'membanjiri' tenaga kesehatan asing di Indonesia ditepis Menkes Budi Gunadi Sadikin.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Jul 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 14:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bicara mengenai isu yang berembus soal tenaga kesehatan asing yang akan membanjiri Indonesia selepas UU Kesehatan yang baru ini disahkan di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 11 Juli 2023. (Dok Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta UU Kesehatan yang baru saja disahkan turut mengundang anggapan bahwa regulasi tersebut justru akan ‘membanjiri’ tenaga kesehatan asing di Indonesia. Isu ini berembus di kalangan sebagian dokter yang menilai alangkah baiknya untuk memberdayakan tenaga kesehatan sendiri.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menepis adanya kemudahan masuknya tenaga kesehatan asing ke Indonesia. Dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan yang baru, proses masuk tenaga kesehatan asing terbilang ketat.

“Sebenarnya semua tenaga kerja kesehatan yang masuk harus melalui proses adaptasi. Cuma ada bedanya. Bedanya, proses dipermudah bagi mereka dengan lulusan fakultas kedokteran ternama di dunia,” jelas Budi Gunadi usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2023).

“Misalnya, Universitas Harvard dan mereka dengan riwayat karier pekerjaan di institusi ternama seperti Mayo Clinic. Jadi dibedakan tergantung dia lulusan mana dan bekerja di mana.”

Pengalaman Saat Krisis Perbankan

Sebagai pembanding, Budi Gunadi mengkilas balik pengalaman saat terjadi krisis perbankan tahun 1998. Pada waktu itu, bankir asing dibatasi hanya boleh membuka cabang di beberapa wilayah tertentu.

"Pada saat krisis terjadi karena kita ketahui kualitas perbankan di Indonesia waktu itu jadi menurun di bawah kualitas perbankan asing di perbankan," tutur Budi Gunadi yang 30 tahun lebih berkecimpung di dunia perbankan.

"Saya merasakan waktu itu yang namanya bankir-bankir asing dibatasi sekali, satu kota cuma ada 5 ada 4 enggak boleh lebih cabang bank asing. Enggak boleh buka di mana-mana, hanya boleh di Jakarta, buka di Surabaya apa enggak boleh ya jadi Citibank, Standard Chartered sangat terbatas.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tidak Ada Ribuan Bankir Asing Datang

Selanjutnya, perubahan di perbankan terjadi dengan tidak dibatasinya bankir asing membuka cabang. Apakah dengan itu berarti bankir asing ‘membanjiri’ Indonesia?

Menkes Budi Gunadi Sadikin menjawab, hal itu malah tidak terjadi sama sekali. Sebaliknya, perusahaan multinasional besar berdatangan. 

“Dengan dibukanya waktu terjadi krisis, terbuka semua Citibank bisa buka ratusan cabang CIMB Niaga, dari Malaysia jadi bisa buka 300 lebih UOB, dari Singapura 300 lebih juga bank asing,” bebernya.

“Apa yang terjadi? Yang terjadi, tidak ada itu ribuan bankir-bankir asing datang, enggak ada. Yang terjadi adalah perusahaan-perusahaan multinasional besar ini datang. Dia bawa mungkin 10, 15, 20 orang direkrut.”


Tidak Perlu Menutup Tenaga Kesehatan Asing

Hari Dokter Nasional, Jokowi: Mereka Pahlawan Tanpa Pamrih
Ilustrasi masuknya dokter asing ke Indonesia, tidaklah harus dianggap sebagai sebuah ancaman. (pexels/gustavo fring).

Kala itu, banyak lulusan fakultas ekonomi ternama di Indonesia direkrut perusahaan multinasional, yang kemudian mempelajari sistem perbankan internasional terbaru sehingga kualitas perbankan nasional semakin bagus.

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, hal yang sama bisa terjadi di dunia kesehatan. Masuknya dokter asing ke Indonesia, tidaklah harus dianggap sebagai sebuah ancaman. 

“Yang ingin saya sampaikan, kita tidak perlu menutup tenaga kesehatan asing yang masuk. Sama seperti perbankan dan bankir asing dulu,” ucapnya.


Semua Negara Kekurangan Dokter

Disampaikan kembali oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, faktanya semua negara di dunia, bahkan Negara Anggota G20 dan G7 menyatakan kekurangan dokter. Sehingga tidak mungkin juga berbondong-bondong dokter asing datang ke Indonesia.

“Saya ikut G20 meeting, ketemu semua Menteri Kesehatan negara 20 Anggota, saya bertemu G7 meeting, ketemu 7 negara dengan Gross Domestic Product (GDP)  tertinggi,” lanjutnya.

“Enggak ada satupun yang bilang kelebihan dokter. Semua bilangnya kekurangan dokter. Kalau di Indonesia udah lulus jadi dokter, dia keluar negeri nyari kerja yang gajinya mungkin 10 kali lipat gajinya lebih besar.”

Layanan ke Masyarakat Akan Lebih Baik 

Dengan dibukanya tenaga kesehatan asing untuk bekerja di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.

“Dengan kita membuka diri, ini membuktikan akan meningkatkan kualitas dan yang paling penting adalah masyarakat layanannya akan lebih baik,” imbuh Budi Gunadi.

“Fokus kita adalah masyarakat. Selama masyarakat mendapatkan layanan lebih baik itu adalah tugas kita bersama.”

Infografis Rektor Asing di Kampus Negeri, Biar Apa?
Infografis Rektor Asing di Kampus Negeri, Biar Apa? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya