Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang setuju jikalau pelukan bisa jadi bentuk interaksi fisik yang begitu hangat. Tak hanya bersama orangtua atau anak, melainkan pula pasangan.
Terlebih lagi, hubungan yang hangat membutuhkan keintiman yang terus-menerus perlu diusahakan. Kabar baiknya, menjaga keintiman bersama pasangan ternyata tak butuh upaya yang terlalu sulit.
Baca Juga
Sebab menjaga keintiman bisa dilakukan sesederhana dengan berpelukan. Lantas, berapa lama durasi pelukan yang dianjurkan untuk meningkatkan keintiman?
Advertisement
Keterangan dalam laman Psychology Today menyebut bahwasanya memeluk pasangan setidaknya 20 detik per hari akan sangat bermanfaat untuk hubungan.
Memicu Banyak Hormon Bahagia
Pelukan itu dipercaya tidak hanya membantu menciptakan ikatan bersama pasangan. Namun juga dapat memicu produksi oksitosin, hormon yang dikenal lebih akrab sebagai hormon cinta.
Terlebih lagi, studi yang dipublikasikan dalam Association for Psychological Science yang dikutip melalui Bustle, Senin (24/7/2023) menemukan bahwa pelukan selama 20 detik dapat menurunkan kadar kortisol, hormon yang berkaitan dengan stres.
Serta, dalam waktu bersamaan bisa melepaskan serotonin dan dopamin, dua neurotransmitter yang berkaitan dengan kebahagiaan.
Belum berhenti di sana. Menurut pakar hipnoterapi Emilie Leyes yang merujuk pada anjuran dalam National Library of Medicine, memberikan tekanan ekstra saat berpelukan turut memberi dampak positif.
Sedikit menekan tubuh pasangan saat berpelukan dapat ikut memicu sistem saraf otonom, yang mana mengontrol detak jantung dan tekanan darah.
Tubuh Terasa Rileks, Aman, dan Nyaman
Alhasil, dari pelukan yang dikombinasikan dengan sedikit tekanan dapat membuat tubuh terasa lebih rileks. Begitu pun dengan rasa nyaman dan aman yang perlahan bisa ikut dirasakan.
Gimana Kalau Belum Punya Pasangan?
Leyes mengungkapkan bahwa bagi yang belum memiliki pasangan dan bingung mau memeluk siapa, maka tak perlu khawatir. Pasalnya, memeluk bantal dalam durasi waktu yang sama yakni 20 detik turut bisa memberikan efek positif.
Leyes menambahkan, memeluk diri sendiri pun punya efek yang sama karena hormon yang dikeluarkan memang serupa.
"Lilitkan lengan Anda ke tubuh, peluk tubuh dengan sangat erat, tarik napas dalam saat melakukannya. Anda dapat membelai bahu atau lengan sendiri untuk mendapatkan efek menenangkan diri sendiri," kata Leyes.
Advertisement
Frekuensi Berpelukan yang Direkomendasikan
Anjuran dari terapis keluarga Virginia Satir terkait frekuensi berpelukan menjadi salah satu yang paling terkenal. Menurutnya, manusia memang membutuhkan lebih banyak pelukan dari apa yang kita pikirkan.
"Kita membutuhkan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup. Kita membutuhkan delapan pelukan sehari untuk pemeliharaan tubuh, dan kita membutuhkan 12 kali pelukan sehari untuk membantu pertumbuhan," ujar Virginia mengutip Forbes.
Tentu frekuensi tersebut bukan muncul tanpa sebab. Sama seperti penjelasan di atas, pelukan dipercaya dapat memberikan kebahagiaan. Bahkan, menumbuhkan rasa kedekatan, memperkuat ikatan, dan menjadi sumber relaksasi.
Kurangi Stres dan Meningkatkan Pernapasan
Selain itu, terapis pasangan Krista Jordan mengungkapkan bahwa ada pula penelitian yang membahas soal manfaat berpelukan setidaknya 30 menit, yang mana dapat menurunkan kadar kortisol hingga 50 persen.
"Penelitian yang dilakukan soal manfaat bersentuhan telah menunjukkan bahwa dengan 30 menit kontak fisik secara positif dapat mengurangi kadar kortisol yang bersirkulasi sebanyak 50 persen," ujar Krista mengutip Elite Daily.
"Kortisol adalah hormon terkait stres, yang jika dibiarkan beredar di dalam tubuh dapat merusak sel. Jadi di penghujung hari yang menegangkan, 30 menit berpelukan sebenarnya adalah apa yang disarankan oleh para dokter."
Jadi, sudahkah Anda memeluk pasangan, diri sendiri, atau pun bantal hari ini?
Advertisement