Menkes Budi Pastikan Pneumonia Misterius di China Bukan Patogen Baru seperti SARS-CoV-2

Kejadian pneumonia misterius di China bukan berasal dari patogen baru seperti SARS-CoV-2.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Nov 2023, 11:03 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 10:45 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan kejadian pneumonia misterius di China bukan berasal dari patogen baru. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memastikan peningkatan kejadian pneumonia misterius di China bukan berasal dari jenis patogen baru. Seperti diketahui pneumonia misterius atau istilahnya "pneumonia yang tidak terdiagnosis" (clusters of undiagnosed pneumonia) sedang menyerang anak-anak di China.

"Itu sudah diperiksa oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bakteri yang ada di sana, bukan infeksi dari patogen baru," kata Menkes Budi usai Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 28 November 2023.

Dari laporan WHO tersebut, infeksi penyakit pernapasan yang dilaporkan terjadi pada anak-anak di China. Disebutkan bahwa penyebab utama pneumonia yang merebak adalah Mycoplasma pneumoniae.

Mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri penyebab penyakit pernapasan. Penyakit karena bakteri ini muncul saat situasi musim panas bagi negara-negara yang memiliki empat musim.

Ada Peningkatan Penularan tapi Tidak Mengkhawatirkan

Adanya infeksi Mycoplasma pneumoniae dinilai tidak mengkhawatirkan. Ada penularan infeksi pada anak-anak di China, tapi bakteri itu bukan patogen baru seperti SARS-CoV-2.

Seperti diketahui, SARS-CoV-2 adalah virus penyebab COVID-19.

"Ada infeksi dari influenza, infeksi dari Respiratory Syncytial Virus (RSV) sama pneumonia mikroplasma kalau enggak salah ya. Jadi, penambahannya, kenaikannya memang karena ada peningkatan penularan aja, tapi tidak mengkhawatirkan," jelas Budi Gunadi.

"Ya karena bukan bakteri atau patogen baru seperti SARS-CoV-2."

Surveillans Amati Pneumonia

Sebagai langkah antisipasi kejadian Mycoplasma pneumoniae di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memperkuat surveilans untuk mengamati tren penyakit pneumonia.

"Kita memastikan aja surveilansnya. Kita kan ada sentinel untuk surveilans di tempat-tempat yang kita melakukan surveilans dan kita mengamati, apakah kenaikan penyakit-penyakit pneumonia pada anak-anak gitu saja," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Dan sampai sekarang, kita melihat tidak ada yang naik tinggi gitu ya."

Surat Edaran Kewaspadaan Mycoplasma Pneumonia

Pabrik Cokelat Kinder di Belgia Ditutup Sementara, Buntut Kasus Salmonella
Ilustrasi Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. (pexels/Anna Shvets).

Kemenkes RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Surat edaran yang terbit pada tanggal 27 November 2023 ini diteken Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Surat Edaran ini bertujuan sebagai langkah kewaspadaan dalam upaya mengantisipasi terjadinya kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, tulis Maxi dalam surat edaran yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 28 November 2023.

Surat kewaspadaan Kemenkes RI terkait Mycoplasma pneumonia ditujukkan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.

Pemantauan Kasus yang Dicurigai Pneumonia

Dalam surat edaran Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia.

Ia juga meminta KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.

Kewaspadaan Pelaku Perjalanan

Upaya lain pengawasan di pintu masuk negara sebagaimana surat edaran Kemenkes RI, antara lain:

  1. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan setempat dalam rangka kewaspadaan.
  2. Berkoordinasi dengan penanggung jawab alat angkut untuk kewaspadaan dini pelaku perjalanan.
  3. Berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi untuk kewaspadaan dini termasuk penelusuran data ketika ditemukan kasus dicurigai Pneumonia.
  4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan bagi masyarakat bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara.
  5. Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC): 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
  6. Memfasilitasi pengiriman spesimen yang memerlukan pengiriman port-to-port ke laboratorium rujukan nasional.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai Mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel Surveilans Influenza Like Illness (ILI) - Severe Acute Respiratory Infection (SARI).

 

Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Hindari Penularan Covid-19, Ayo Jaga Jarak! (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya