Liputan6.com, Jakarta - PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan yang disahkan pada 26 Juli 2024 mengandung ketentuan penting mengenai Pengamanan Zat Adiktif, termasuk rokok dan rokok elektronik.
Ini merupakan langkah besar dalam upaya pengendalian konsumsi produk tembakau di Indonesia. Namun, seberapa efektifkah regulasi ini dalam mengatasi masalah rokok yang semakin meluas?
Baca Juga
1. Apa Itu PP Nomor 28 Tahun 2024?
PP Nomor 28 Tahun 2024 adalah peraturan terbaru yang mengatur berbagai aspek terkait pengamanan zat adiktif, dengan fokus khusus pada rokok dan rokok elektronik. Regulasi ini mencakup berbagai ketentuan, termasuk pengaturan tentang peredaran, pemasaran, konsumsi, serta labeling dan peringatan kesehatan.
Advertisement
Regulasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, yang merupakan kelompok rentan terhadap adiksi nikotin.
2. Poin-Poin Utama dalam Regulasi
PP ini mencakup beberapa aspek penting, antara lain:
- Peraturan tentang Rokok Elektronik: Pengaturan mengenai penggunaan dan pemasaran rokok elektronik.
- Larangan Zat Tambahan: Pelarangan penggunaan zat tambahan yang dapat meningkatkan daya tarik atau risiko kesehatan.
- Peraturan Pengemasan: Aturan mengenai desain dan informasi yang harus dicantumkan pada kemasan produk.
- Peraturan Peredaran/Penjualan: Ketentuan mengenai distribusi dan penjualan produk tembakau.
- Kawasan Tanpa Rokok: Penetapan area yang dilarang untuk merokok.
- Pengaturan Iklan, Promosi, dan Sponsor: Pembatasan iklan dan promosi produk tembakau untuk mengurangi daya tarik bagi konsumen, khususnya anak dan remaja.
3. Tanggapan Para Ahli tentang PP Nomor 28 Tahun 2024
Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, Prof Hasbullah Thabrany, mengungkapkan, meski PP ini merupakan langkah maju, regulasi ini masih belum ideal. Menurutnya, tantangan dalam mengatur produk tembakau secara ketat tidak lepas dari tekanan kuat dari industri rokok dan pendukungnya.
"Walaupun regulasi ini belum sempurna, kami mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah menandatangani PP ini," kata Hasbullah. Dia mengingatkan pentingnya implementasi PP ini secara efektif dan mendukung proses sosialisasi untuk memastikan masyarakat memahami hak mereka atas perlindungan kesehatan.
Advertisement
4. Efektivitas Regulasi Terhadap Masalah Rokok
Untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia, PP Nomor 28 Tahun 2024 diharapkan dapat membawa dampak positif, seperti:
- Menurunkan Angka Merokok: Dengan pengaturan yang lebih ketat, diharapkan jumlah perokok, khususnya di kalangan remaja, dapat menurun.
- Meningkatkan Kesadaran Kesehatan: Peringatan kesehatan yang lebih jelas dan pengaturan iklan diharapkan dapat mengurangi daya tarik rokok.
- Mengurangi Beban Kesehatan: Dengan menurunnya jumlah perokok, diharapkan angka kesakitan dan kematian terkait penyakit tidak menular, seperti stroke dan kanker paru-paru, dapat berkurang.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti:
- Implementasi yang Konsisten: Penting untuk memastikan bahwa regulasi ini diterapkan secara konsisten di seluruh daerah.
- Pengawasan dan Penegakan Hukum: Kebutuhan akan pengawasan yang ketat dan penegakan hukum untuk mencegah pelanggaran terhadap ketentuan yang ada.
5. Kesimpulan
PP Nomor 28 Tahun 2024 merupakan langkah signifikan dalam upaya mengatasi masalah rokok di Indonesia. Meski belum sempurna, regulasi ini memiliki potensi untuk mengurangi prevalensi merokok dan dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada implementasi yang konsisten, pengawasan yang ketat, dan dukungan masyarakat.
Ke depan, peran serta semua pihak --- pemerintah, industri, dan masyarakat --- sangat penting untuk memastikan bahwa PP ini dapat mewujudkan tujuan-tujuannya dan berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Advertisement