5 Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Pria dan Wanita yang Kerap Diabaikan

Ada banyak jenis masalah kesehatan seksual dan reproduksi tapi sayangnya kerap diabaikan oleh masyarakat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Agu 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2024, 20:00 WIB
Perdarahan Setelah Hubungan Seksual Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks. Foto: Freepik
Kesehatan seksual dan reproduksi jarang dibahas karena banyak yang menganggap ini hal tabu. Alhasil informasi soal hal tersebut tidak diketahui dengan baik oleh masyarakat. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan seksual dan reproduksi jarang dibahas karena banyak yang menganggap ini hal tabu. Hal ini membuat banyak masyarakat enggan untuk membahas dan memeriksakan kesehatan seksual.

"Kurangnya pengetahuan serta anggapan tabu mengenai kesehatan seksual menyebabkan pemahaman di masyarakat masih minim. Akibatnya, penanganan medis sering terlambat," kata dokter Monica C. Dewi.

Menurut Monica, penting bagi masyarakat untuk memahami jenis-jenis masalah kesehatan seksual juga gejala awal yang menyertai. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyakit yang lebih serius.

Wanita yang juga Medical Manager Halodoc ini mengungkapkan ada beberapa masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang terjadi oleh masyarakat namun masih kerap diabaikan. Berikut beberapa diantaranya:

Endometriosis

Endometriosis yang merupakan kondisi medis akibat pertumbuhan jaringan endometrium di luar dinding rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya.

Penderita endometriosis biasanya mengalami volume darah yang banyak saat menstruasi, pendarahan di luar siklus menstruasi, nyeri haid yang hebat, nyeri saat berhubungan seksual, perut terasa kembung, darah pada urine.

Beberapa wanita juga dapat mengalami keluhan seperti diare, konstipasi, mual, hingga infertilitas.

Vaginismus

"Vaginismus adalah kondisi medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina secara tidak sadar yang terjadi ketika adanya penetrasi seksual pada vagina," kata Monica dalam keterangan tertulis.

Penderita vaginismus tidak dapat mengatur atau menghentikan kontraksi otot-otot vagina. Selain itu, wanita dengan kondisi akan merasa nyeri saat berhubungan seksual yang disertai perasaan sesak, dan sensasi terbakar atau menyengat.

Disfungsi Ereksi

Menurut Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 35,6% responden melaporkan mengalami disfungsi ereksi. Sayangnya banyak yang tidak mencari bantuan medis. Survei dari Global Study of Sexual Attitudes and Behaviors mengungkapkan bahwa 78% pria yang mengalami disfungsi seksual tidak mencari bantuan medis.

Apa ciri-ciri disfungsi ereksi? Ciri utama disfungsi ereksi adalah sulitnya mempertahankan atau mencapai ereksi.

Penyebab disfungsi ereksi berkaitan dengan berbagai kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah psikologis seperti kecemasan atau depresi.

Varikokel

Varikokel adalah kondisi terjadinya pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam kantung pelindung testis (skrotum).

Varikokel umumnya dialami oleh pria dewasa sekitar 15% dan remaja pria sekitar 20%.

Gejala yang seringkali dialami penderita yakni rasa sakit seperti terpukul benda tumpul saat berdiri dan ukuran testis yang berbeda. Kondisi varikokel ini dapat menyebabkan kemandulan atau penurunan kualitas sperma pada pria.

Penurunan Libido

Turunnya gairah seksual (libido) pada pria maupun wanita dalam jangka panjang ternyata dapat menjadi indikasi adanya penyakit seperti diabetes maupun penyakit jantung. 

Monica menjelaskan bahwa diabetes maupun penyakit jantung dapat mempengaruhi aliran darah, termasuk ke penis atau vagina yang dapat menyebabkan berkurangnya libido.

Selain itu, penurunan libido juga dapat dikaitkan dengan stress maupun depresi yang dialami oleh seseorang.

 

Bila Alami Gejala, Konsultasikan ke Dokter

Dengan pemahaman masyarakat yang lebih baik tentang permasalahan kesehatan dan reproduksi maka bila mendapati gejala segera periksakan ke tenaga kesehatan.Ia juga menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk menjaga kesehatan termasuk kesehatan seksual.

"Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan seksual," kata Monica.

Ia menuturkan bahwa Halodoc telah menyediakan layanan pemeriksaan yang dapat dilakukan secara home care, seperti check-up pranikah hingga skrining penyakit menular seksual.

"Halodoc menyadari bahwa edukasi dan akses terhadap bantuan medis menjadi sangat penting agar masyarakat mampu menjaga kesehatan seksualnya. Untuk itu, Halodoc terus berkomitmen untuk memperluas akses berkonsultasi dengan dokter spesialis terpercaya agar dapat memberikan rekomendasi penanganan yang tepat,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya