Deteksi Dini Kanker Payudara Bisa Tekan Angka Kematian, Jangan Lupa SADARI dan SADANIS

Banyak kasus kanker payudara di Indonesia yang diketahui sudah stadium lanjut. Padahal bila dideteksi dini maka angka kesembuhan lebih tinggi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Okt 2024, 18:32 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2024, 18:16 WIB
Profesor DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpOnk Rad (K) mengatakan banyak perempuan terdeteksi kanker payudara sudah stadium lanjut. Padahal bila terdeteksi dini angka kesembuhan lebih tinggi.
Profesor DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpOnk Rad (K) mengatakan banyak perempuan terdeteksi kanker payudara sudah stadium lanjut. Padahal bila terdeteksi dini angka kesembuhan lebih tinggi.

Liputan6.com, Bali Deteksi dini merupakan upaya untuk menekan angka kematian akibat kanker. Namun, baru lima persen perempuan Indonesia yang tahu soal pemeriksaan dini kanker payudara seperti dengan metode ultrasonografi (USG) dan mamografi menurut data BMC Cancer 2018.

Melihat angka tersebut selaras dengan banyak kasus kanker payudara di Indonesia yang diketahui sudah stadium lanjut seperti disampaikan Ketua Scientific Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024, Profesor DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpOnk Rad (K).

“Kebanyakan pasien kanker yang diterapi sudah dalam stadium lanjut," kata wanita yang karib disapa Tati ini dalam salah satu sesi IICC 2024 bersama GE Healthcare yang digelar di Bali.

Padahal, bila kanker dideteksi lebih dini seperti dengan periksa payudara sendiri, USG mamae dan mamografi bisa meningkatkan kemungkinan untuk sembuh lebih besar.

"Deteksi dini akan meningkatkan keberhasilan penanganan kanker payudara secara signifikan sebanyak 43%, jika pasien rutin melakukan deteksi dan menghindari faktor risiko penyebab kanker," kata Tati dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat, 4 Oktober 2024. 

Hal senada juga disampaikan dokter spesialis radiologi konsultan payudara dan reproduksi perempuan Kardinah. Bila kanker payudara dideteksi dini lalu mendapatkan terapi tepat maka angka kesembuhan tinggi.

“Deteksi dini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan cukup tinggi yakni 80-90 persen," kata Kardinah. 

 

Kapan Perlu Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara?

kanker payudara
Ilustrasi deteksi dini kanker payudara. (Foto: Unsplash/Angiola Harry)

Kardinah mengatakan bahwa salah satu upaya deteksi dini kanker payudara dengan melakukan SADARI alias Pemeriksaan Payudara Sendiri. Hal ini dilakukan setiap bulan sejak berusia 20 tahun.

"Menurut American Cancer Society, SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-10) dan dapat dilakukan setiap bulan sejak usia 20 tahun," kata Kardinah di kesempatan yang sama.

Lalu, ada pemeriksaan payudara secara klinis (SADANIS) untuk wanita yang berusia lebih tua yakni 40 tahun ke atas. Pemeriksaan dini yang dimaksud adalah USG dan mamografi yang dapat dilakukan setiap 1-2 tahun sekali.

"Oleh karena itu, bagi perempuan Indonesia jangan lewatkan deteksi dini dengan SADARI, SADANIS di fasilitas kesehatan terdekat. Ikuti rekomendasi dokter untuk melakukan mammografi bagi Anda yang berusia diatas 40 tahun,” tutur Kardinah.

Dokter Radiologi Update Ilmu soal Mamografi

Selain mendorong masyarakat untuk aktif melakukan deteksi dini kanker payudara, aspek lain yang penting adalah dari sisi kemampuan ilmu tenaga kesehatan.Tati mengungkapkan bahwa tenaga kesehatan juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan deteksi dini maupun penanganan pasien kanker payudara. Termasuk pengoperasian teknologi yang digunakan.

"Dengan bekal transfer of knowledge dan adaptasi terhadap teknologi terbaru sangatlah penting, saya optimistis Indonesia bisa menurunkan angka kejadian kanker payudara," kata Guru Besar Ilmu Radiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Dalam sesi Breast Screening Workshop yang difasilitasi GE Healthcare pada forum IICC 2024, Kardinah mensosialiasasikan Guideline Mamografi, yaitu panduan bagi para dokter radiologi untuk menggunakan mamografi. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan para tenaga kesehatan.

Sehingga, 300 alat mamografi yang dibagikan ke rumah sakit di Indonesia, sehingga dokter radiologi bisa memperbaharui ilmu dalam menggunakan dan membaca hasil radiologi.

 

GE Healthcare Ajak Wanita Indonesia Deteksi Dini Kanker Payudara

Perusahaan diagnostik farmasi GE Healthcare memfasilitasi Breast Screening Wokshop pada 4-5 Oktober 2024 di IICC 2024 dan breast screening pada panitia dan peserta forum internasional tersebut.
Perusahaan diagnostik farmasi GE Healthcare memfasilitasi Breast Screening Wokshop pada 4-5 Oktober 2024 di IICC 2024 dan breast screening pada panitia dan peserta forum internasional tersebut.

Selain memfasilitasi Breast Screening Wokshop pada 4-5 Oktober 2024 di IICC 2024, perusahaan diagnostik farmasi GE Healthcare juga melakukan breast screening. Targetnya adalah partisipan yakni peserta dan panitia forum internasional tersebut.

 “Mengajak perempuan untuk melakukan deteksi dini, salah satunya di acara IICC 2024 ini. Juga merupakan salah satu upaya kami memberikan pengalaman ultrasonografi yang jauh lebih baik (mengurangi kecemasan dan ketakutan) dan juga memastikan setiap perempuan tidak melewatkan deteksi dini," kata Ultrasound General Manager, GE HealthCare ASEAN Korea ANZ, Matt Jones.

Selain dalam gelaran ini, GE Healthcare bekerja sama dengan Love Pink melakukan skrining USG payudara gratis pada wanita di beberapa kota di Indonesia selama Oktober - November 2024. Targetnya 500 wanita melakukan skrining USG gratis.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya