Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, China melaporkan lonjakan kasus Human Metapneumovirus (HMPV), yang menyebabkan gejala mirip flu berat. Virus ini bahkan telah membuat rumah sakit kewalahan dalam menangani pasien yang terus berdatangan. Kabar ini memicu kekhawatiran akan potensi penyebaran HMPV ke negara lain, termasuk Indonesia.
Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes, mengingatkan bahwa HMPV Virus China dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang serius, terutama pada anak-anak dan lansia.
Advertisement
Baca Juga
Dalam penjelasannya, dr. Nurmila menekankan pentingnya kewaspadaan dan langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia.
Advertisement
Kapan HMPV Dimulai?
HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda, meskipun Nurmila menyebutkan bahwa virus ini kemungkinan telah beredar lebih lama sebelum dikenali secara resmi.
Virus HMPV termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau melalui benda yang terkontaminasi.
"Virus ini lebih aktif pada akhir musim dingin hingga musim semi di daerah beriklim sedang," kata dr. Nurmila, mengutip laman resmi Unismuh pada Sabtu, 4 Januari 2025.
Infeksi HMPV biasanya menyebabkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas. Namun, pada kelompok yang lebih rentan, seperti anak-anak, lansia, dan pengidap penyakit kronis, gejala dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.
Perbedaan HMPV dengan Influenza
Jika dibandingkan dengan virus pernapasan lainnya, seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan influenza, HMPV memiliki beberapa perbedaan mencolok.
RSV cenderung menyebabkan bronkiolitis pada bayi, sementara influenza lebih sering menimbulkan gejala sistemik yang berat, seperti nyeri otot dan demam tinggi. HMPV, di sisi lain, lebih berfokus pada gangguan saluran pernapasan, seperti batuk dan sesak napas.
Mekanisme penularan HMPV mirip dengan flu biasa. Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Dalam kasus ringan, gejala HMPV biasanya sembuh dalam waktu beberapa hari hingga seminggu. Namun, kelompok rentan berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius, yang bisa mengarah pada perawatan rumah sakit.
Bagaimana Cara Mencegah Virus Human Metapneumovirus?
Dr. Nurmila menegaskan bahwa, meskipun sebagian besar kasus HMPV tergolong ringan, kewaspadaan terhadap penyebaran virus ini tetap perlu ditingkatkan. Mengingat tingginya potensi penularan, langkah pencegahan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit sangat dianjurkan.
Dengan memperhatikan ciri-ciri dan perbedaan antara HMPV dan influenza, diharapkan masyarakat bisa lebih waspada dan memahami cara mengatasi serta mencegah penyebaran virus ini.
Kewaspadaan terhadap infeksi saluran pernapasan menjadi hal yang semakin penting, apalagi di tengah potensi penyebaran virus yang terus berkembang.
Advertisement
Belum Ada Vaksin untuk HMPV
Hingga saat ini, belum ada vaksin khusus maupun obat antivirus yang efektif untuk HMPV. Upaya pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, serta menggunakan masker, sangat dianjurkan.
"Antibiotik tidak efektif melawan HMPV, kecuali ada infeksi bakteri sekunder, seperti pneumonia," katanya.
Di Makassar, kesiapan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus HMPV menjadi perhatian penting. Pelatihan tenaga kesehatan, termasuk program Pencegahan Penyakit Infeksi Emerging, telah dilakukan sebagai bagian dari langkah nasional untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kapan Harus Cari Pertolongan Medis?
Nurmila mengingatkan masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang memburuk.
“Demam tinggi, kesulitan bernapas, atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan adalah tanda bahaya yang memerlukan perawatan darurat,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat, terutama di musim hujan.
Human Metapneumovirus menjadi pengingat bahwa ancaman infeksi saluran pernapasan terus berkembang.
“Dengan peningkatan kesadaran dan kewaspadaan, masyarakat dapat meminimalkan dampak buruk virus ini terhadap kesehatan,” pungkasnya.
Advertisement