Kemenkes Pastikan Kasus HMPV di China Belum Masuk Indonesia, Tapi Waspadai Karakteristik Virus Ini

Kemenkes memastikan virus HMPV belum masuk Indonesia, meski kasus di China terus meningkat. Masyarakat diimbau tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Jan 2025, 11:35 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 11:02 WIB
Geger HMPV di China, Kemenkes: Belum Ada di Indonesia, Tetap Waspada
Kemenkes memastikan tidak ada kasus HMPV di Indonesia meski virus ini mewabah di China. Masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan untuk mencegah penularan. Foto: AI by deepai.org.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan penjelasan terkait merebaknya virus Human Metapneumovirus (HMPV) di China yang belakangan ini menjadi perhatian internasional.

Virus ini dilaporkan telah menyebar dengan cepat dan meluas, menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di wilayah China bagian utara. Beberapa rumah sakit bahkan dilaporkan kewalahan dalam menangani jumlah pasien yang terus bertambah.

Menanggapi hal tersebut, Kemenkes RI memastikan bahwa hingga saat ini, Indonesia belum terdeteksi adanya kasus HMPV. Namun, pemerintah tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah kemungkinan penularan virus tersebut.

Juru Bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko tertular HMPV virus China.

Dia mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, serta menggunakan masker saat berada di tempat umum.

"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan," kata Widyawati dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Kemenkes pada Sabtu, 4 Januari 2025.

Kemenkes RI juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus memantau situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Peningkatan kewaspadaan dilakukan di pintu-pintu masuk negara, terutama untuk pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).

Pemerintah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. "Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini (HMPV) tidak masuk ke Indonesia," tambah Widyawati.

Apa Itu Penyakit HMPV?

HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.

Virus ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tapi berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV. Meski demikian, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan istirahat cukup efektif dalam membantu meringankan gejala.

"Kemenkes mengajak masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini. Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah pencegahan dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan," ujar Widyawati.

HMPV Bisa Picu Masalah Serius

Dalam keterangan lain, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes mengingatkan bahwa HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius. Terutama pada anak-anak dan lansia.

Dia menekankan pentingnya kewaspadaan dan langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran virus ini di Indonesia.

Dokter spesialis penyakit dalam Unismuh Makassar itu menjelaskan, HMPV pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda. Meski demikian, ada kemungkinan virus ini telah lama beredar sebelum dikenali secara resmi.

"HMPV termasuk keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau benda yang terkontaminasi," kata Nurmila mengutip laman resmi Unismuh Makassar, Sabtu (4/1/2025).

Bagaimana Karakteristik HMPV?

Nurmila, menambahkan, HMPV memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari virus pernapasan lainnya.

Dalam hal pola penyebaran, virus ini lebih aktif pada akhir musim dingin hingga musim semi di daerah beriklim sedang. Infeksi HMPV biasanya menyebabkan gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.

Namun, pada kelompok rentan, gejalanya dapat berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia. Jika dibandingkan dengan respiratory syncytial virus (RSV) dan influenza, HMPV memiliki beberapa perbedaan mencolok.

RSV cenderung menyebabkan bronkiolitis pada bayi, sementara influenza sering menimbulkan gejala sistemik berat, seperti nyeri otot dan demam tinggi. Sebaliknya, HMPV lebih fokus pada gangguan saluran pernapasan.

Nurmila menerangkan bahwa HMPV memiliki mekanisme penularan yang mirip dengan flu biasa. Virus ini menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

Pada kasus ringan, gejala biasanya sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu. Namun, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan pengidap penyakit kronis berisiko mengalami komplikasi serius.

Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya