Liputan6.com, Jakarta - Mengatur pola makan atau diet merupakan salah satu cara efektif untuk menurunkan risiko kolesterol tinggi. Namun, pola diet tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik Subspesialis Nutrisi pada Kelainan Metabolisme Gizi, dr. Ida Gunawan, MS SpGK(K).
"Ya itu mesti personalize, jadi harus personal, mesti ketemu dengan orang profesional dalam hal ini dokter gizi. Nanti dilihat, kalau bicara kolesterol, kan, ornamennya banyak. Kolesterol total, HDL atau high-density lipoprotein (kolesterol baik), LDL atau low-density lipoprotein (kolesterol jahat), trigliserida, dan lipid profile yang lain," kata Ida kepada Health Liputan6.com usai peluncuran Smart Report 2.0 dan New Feature Health Plan Prodia di Jakarta pada Rabu, 15 Januari 2025.
Baca Juga
Ida menekankan pentingnya memahami faktor-faktor yang memicu kolesterol tinggi, termasuk kadar gula darah. Untuk itu, pasien perlu mendapatkan panduan dari dokter gizi agar pola makan yang dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan.
Advertisement
Kolesterol Diet Apa?
Secara umum, Ida memberikan beberapa saran penting untuk diet kolesterol:
1. Konsumsi Serat yang Cukup
Serat merupakan komponen penting dalam diet kolesterol. Makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
2. Batasi Lemak Jenuh
Lemak jenuh yang banyak terdapat pada makanan olahan, daging berlemak, dan produk susu tinggi lemak sebaiknya dikurangi. Sebagai gantinya, pilih sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
3. Hindari Karbohidrat Bertepung
"Kurangi karbo yang bertepung-tepung," kata Ida. Menurut Ida, karbohidrat olahan seperti roti putih dan makanan berbasis tepung dapat meningkatkan trigliserida, yang berdampak buruk pada profil lipid tubuh.
4. Olahraga
Selain menjaga pola makan, aktivitas fisik juga sangat dianjurkan untuk membantu meningkatkan kadar kolesterol baik. "Olahraga dapat membantu menaikkan kolesterol baik (HDL)," kata Ida.
Dengan meningkatnya HDL, risiko kolesterol jahat (LDL) yang menumpuk di pembuluh darah dapat ditekan.
5. Memantau Kadar Kolesterol
Di era modern ini, pemantauan kadar kolesterol semakin mudah dilakukan. Prodia, misalnya, menyediakan layanan pemantauan kadar kolesterol dan konsultasi dengan dokter yang dapat diakses secara daring melalui aplikasi.
Kontrol Kolesterol Lewat Aplikasi
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Business & Product PT Prodia Digital Indonesia & Direktur Digital Service Transformation & IT PT Prodia Widyahusada Tbk, Andri Hidayat, menjelaskan bahwa kolesterol tinggi menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian dari pihaknya.
Dalam aplikasi bernama U by Prodia, pasien bisa konsultasi sekaligus merancang rencana pengaturan pola makan dengan para ahli. Termasuk diet untuk mencegah atau menurunkan kolesterol tinggi.
"Di U by Prodia bisa melakukan lebih dari 5.0000 pemeriksaan lab, bukan hanya kolesterol tapi semua yang dibutuhkan pasien," ujar Andri kepada Health Liputan6.com.
Advertisement
Libatkan 300 Dokter
Andri tak memungkiri, penyakit kolesterol tinggi memang menjadi salah satu kondisi dengan kasus yang cukup banyak. Maka dari itu, pihaknya berupaya menyediakan layanan daring yang dapat menuntun pasien menjalani gaya hidup sehat.
Dia, menambahkan, aplikasi ini dilengkapi feature konsultasi gratis dengan dokter. Ada lebih dari 300 dokter yang sudah bergabung dan dapat melayani chat dari pasien.
"Ada sekitar 23 spesialis juga, paling banyak dokter umum, kemudian internis, obgyn ada, spesialis anak ada, bahkan konsultasi gizi juga ada," ujarnya.
Sediakan Program Health Plan
Pihak Andri pun menyediakan program rencana kesehatan atau health plan yang jumlahnya mencapai 14 jenis.
"Kita saat ini ada 14 health plan, jadi ada yang untuk menurunkan berat badan, ada yang khusus untuk menjaga orang-orang prediabetes agar tidak masuk ke diabetes, ada juga health plan bagi orang-orang yang ingin menurunkan kadar lemaknya.”
"Jadi 14 health plan ini sesuai dengan kebutuhan, ada pula bundling dengan katering sehat juga. Menariknya, pelanggan yang pakai saat ini kebanyakan usia muda, rata-rata usia 20 sampai 30 dan 20 sampai 40 itu paling banyak, mereka ternyata lebih antusias," jelas Andri.
Tumbuhnya kesadaran kesehatan di tengah masyarakat usia muda menurut Andri dipicu adanya pandemi COVID-19.
"Kita tahu waktu era pandemi COVID itu salah satu hal positifnya meningkatkan awareness masyarakat terhadap kesehatan, masyarakat jauh lebih peduli tentang hidup sehat, makan sehat, olahraga, bahkan mereka mengerti soal PCR, kalau dulu orang enggak tahu PCR itu apa," pungkas Andri.
Advertisement