Stroke, Saat Pembuluh Darah Otak Tersumbat

Banyak dari Anda pasti sudah mengetahui apa itu penyakit stroke. Namun, beberapa dari Anda mungkin masih tidak memahami penyakit ini

oleh Liputan6 diperbarui 06 Agu 2013, 10:24 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2013, 10:24 WIB
stoke-130805c.jpg
Banyak dari Anda pasti sudah mengetahui apa itu penyakit stroke. Namun, beberapa dari Anda mungkin masih tidak memahami dengan benar mengenai penyakit ini.

Deskripsi
Stroke adalah suatu jenis penyakit yang timbul ketika pasokan darah ke bagian otak terganggu. Akibatnya, otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Bila dibiarkan begitu saja, sel-sel otak akan mati, biasanya dalam hitungan menit, dan dapat merenggut nyawa.

Penyakit ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Stroke iskemik
Dari semua jenis stroke yang ada, jenis ini adalah jenis yang paling banyak dialami. Stroke jenis ini terjadi ketika pembuluh arteri yang tersambung ke otak mengalami penyumbatan atau menyempit. Akibatnya, pasokan darah menuju ke otak menjadi berkurang (iskemia). Stroke iskemik dibagi menjadi dua jenis:
•  Stroke trombotik
Jenis stroke ini terjadi ketika terdapat bekuan darah di salah satu pembuluh arteri yang memasok darah ke otak Anda. Bekuan darah tersebut terbentuk akibat adanya timbunan lemak atau plak yang menumpuk di pembuluh arteri. Hal ini menyebabkan aliran darah ke otak berkurang (aterosklerosis).
• Stroke emboli
Jenis stroke ini terjadi ketika bekuan darah terbentuk di organ tubuh yang letaknya jauh dari otak Anda, biasanya dalam organ hati. Jenis bekuan darah ini disebut dengan istilah embolus.

2. Stroke hemoragik
Jenis stroke ini dapat terjadi bila pembuluh darah yang ada dalam otak bocor atau pecah. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan adanya titik-titik lemah pada dinding pembuluh darah (aneurisma). Pecahnya arteriovenous malformation (AVM), pembuluh darah berdinding tipis, juga turut menjadi penyebab dari stroke hemoragik, meskipun hal ini jarang terjadi. Jenis stroke ini dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
• Pendarahan intraserebral
Pembuluh darah yang ada di otak pecah dan kemudian darah tersebut tumpah ke dalam jaringan otak yang berada di sekitarnya. Hal ini dapat merusak sel-sel otak. Pendarahan intraserebral dapat terjadi bila Anda memiliki tekanan darah tinggi, luka berat, kelainan pada pembuluh darah, dan menggunakan obat pengencer darah.
• Pendarahan subarachnoid
Pembuluh darah yang berada pada atau dekat permukaan otak pecah dan kemudian darah tersebut tumpah ke dalam ruang yang berada di antara permukaan otak dan tengkorak Anda. Setelah terjadi pendarahan, pembuluh darah yang ada di otak akan melebar dan menyempit tak menentu (vasospasme). Hal ini menyebabkan sel-sel yang ada pada otak rusak dan aliran darah menuju otak ikut berkurang. Ketika Anda mengalami hal ini, biasanya Anda akan mengalami sakit kepala parah.

3. Transient Ischemic Attack (TIA)
Transient Ischemic Attack (TIA) disebut juga dengan istilah ministroke. Serangan ini terjadi akibat suplai darah menuju otak berkurang akibat pembuluh darah tersumbat. Biasanya hal ini hanya terjadi selama kurang dari lima menit dan bersifat sementara. Namun, bila Anda telah mengalami hal ini, itu berarti Anda berisiko besar mengalami kerusakan otak permanen.

Stroke termasuk dalam keadaan darurat medis. Sehingga, pengobatan harus cepat diberikan guna meminimalkan kerusakan pada otak dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi potensial, seperti:
• Kelumpuhan
Kurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan tubuh Anda lumpuh, biasanya hanya pada satu sisi tubuh. Selain itu, Anda juga tidak dapat mengendalikan otot-otot tertentu, seperti pada salah satu lengan atau wajah. Hal ini dapat menyebabkan Anda mengalami kesulitan untuk melakukan beberapa jenis kegiatan sehari-hari, seperti berjalan, makan, minum, dan berpakaian. Namun, apabila ditangani dengan cepat dan tepat, risiko kelumpuhan dapat dicegah.
• Kesulitan berbicara atau menelan
Jika terserang stroke, otot-otot yang ada di mulut dan tenggorokan Anda sulit digerakkan. Hal ini menyebabkan Anda kesulitan berbicara dan menelan. Banyak orang yang menjadi cadel (dysarthria) setelah mengalami stroke. Selain itu, And ajuga akan mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis. Namun, Anda dapat melakukan terapi pidato dan bahasa patolog guna meningkatkan keterampilan mulut Anda.
• Perubahan perilaku dan tidak dapat merawat diri
Orang yang mengalami stroke mungkin tidak dapat beraktifitas seperti orang pada umumnya. Mereka hanya dapat terlentang di atas tempat tidur. Selain itu, mereka juga tidak dapat merawat diri mereka sendiri. Biasanya, orang yang mengalami stroke akan menggunakan pengasuh untuk membantu dan merawat diri mereka.
• Tubuh terasa nyeri
Stroke akan membuat tubuh pengidapnya mati rasa dan terasa nyeri. Tak jarang, timbul juga berbagai sensasi anehdi bagian tubuh mereka yang terkena stroke, seperti kesemutan. Beberapa orang yang mengalami stroke mungkin akan menjadi sensitif terhadap perubahan suhu, terutama suhu dingin. Komplikasi ini umumnya akan Anda rasakan beberapa minggu setelah mengalami stroke. Namun, beberapa obat dapat digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang terasa pada tubuh Anda.
• Masalah emosional
Pengidap stroke lebih sulit mengendalikan emosi dan terkadang dapat menyebabkan mereka depresi.
• Hilangnya memori ingatan dan sulit berpikir
Setelah terserang stroke, Anda mungkin kehilangan memori ingatan pada otak. Namun, beberapa ada yang mengalami kesulitan berpikir dan memahami sesuatu.
Komplikasi ini masih dapat diobati. Namun, tingkat keberhasilan penyembuhan antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan penyakit stroke yang dialami.Untuk itu, lebih baik Anda memberikan pengobatan secepat mungkin guna meminimalisir risiko yang mungkin lebih parah.

Gejala
Berikut beberapa tanda yang mungkin akan Anda alami ketika akan terserang penyakit stroke:
• Sakit kepala
Jika kepala Anda tiba-tiba terasa sakit dan disertai dengan muntah dan tingkat kesadaran menurun, mungkin saja hal ini menjadi pertanda Anda akan mengalami stroke.
• Mati rasa dan kelumpuhan pada beberapa bagian tubuh
Bila ada bagian tubuh Anda yang terasa lemah dan kemudian mati rasa, hal ini bisa menandakan Anda akan terserang stroke. Bila tidak segera ditangani, tubuh Anda akan lumpuh. Hal ini biasanya hanya menyerang satu sisi tubuh Anda. Selain itu, pertanda stroke dapat terasa ketika Anda tersenyum. Salah satu sisi dari bibir Anda terasa lebih berat.
• Masalah dengan berjalan
Anda mungkin akan kehilangan keseimbangan tubuh, terutama ketika Anda berjalan.
• Masalah dengan kemampuan berbicara dan memahami
Anda mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengucapkan kata-kata ketika berbicara. Biasanya, Anda menjadi cadel ketika mengucapkan sesuatu. Selain itu, kemampuan untuk memahami sesuatu juga akan berkurang.
• Masalah pada penglihatan
Penglihatan Anda mungkin menjadi kabur atau bahkan menghitam, baik pada satu mata atau bahkan kedua mata Anda.
Bila Anda merasa mengalami hal-hal seperti di atas, segera cari pengobatan. Sebab, apabila hal itu terjadi dalam kurun waktu yang lama, mungkin saja penyakit ini tidak dapat tertangani dengan baik dan maksimal.

Penyebab
Stroke umumnya disebabkan oleh terganggunya aliran darah menuju otak. Hal ini menyebabkan otak Anda tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, sel-sel yang ada pada otak akan mati. Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh arteri (stroke iskemik) atau bahkan akibat pembuluh darah bocor atau meledak (stroke hemoragik). Namun, ada beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko stroke sekaligus memungkinkan Anda mengalami serangan jantung, seperti:
• Memiliki riwayat keluarga pengidap penyakit jantung, stroke, atau TIA
• Usia
Berusia 55 tahun atau lebih
• Ras
Orang yang memiliki ras Afrika-Amerika memiliki risiko terserang stroke lebih tinggi daripada orang dari ras lain.
• Jenis kelamin
Kaum pria lebih berisiko terkena stroke. Namun, bila sudah mengalaminya, kaum wanita lebih mungkin meninggal dunia.
• Tekanan darah tinggi
Bila tekanan darah Anda lebih tinggi dari 120/80 mmHg, Anda lebih mungkin terserang stroke.
• Kadar kolestrol tinggi
Bila Anda memiliki tingkat kolestrol total lebih tinggi dari 200 mg/dL atau 5,2 mmol per liter, Anda berisiko terserang stroke.
• Kelebihan berat badan atau obesitas
• Jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik
• Kebiasaan merokok atau menjadi perokok pasif
• Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar
• Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan methamphetamine
• Penggunaan pil KB atau melakukan terapi hormon yang mencakup estrogen
• Mengidap penyakit diabetes dan penyakit jantung (gagal jantung, kelainan jantung, infeksi jantung, atau jantung berirama tidak normal)
• Mengalami gangguan tidur, obstructive sleep apnea, di mana tingkat oksigen dalam tubuh mengalami naik turun, khususnya pada malam hari

Pengobatan
Setiap detik dari hidup Anda diperhitungkan. Lakukan pengobatan secepat mungkinh setelah Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas. Jangan menunggu gejala pergi. Semakin lama stroke berjalan dan tidak diobati, semakin besar pula potensi kerusakan dan cacat pada otak.
Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu mengevaluasi jenis stroke yang Anda alami dan melihat bagian otak mana yang terkena penyakit ini. Berikut beberapa jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk memastikan apakah Anda mengalami stroke atau tidak:
• Pemeriksaan fisik
Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang Anda alami sebelum memeriksakan diri Anda ke dokter. Biasanya dokter akan menanyakan apakah Anda pernah mengalami cedera pada kepala atau tidak. Dokter juga akan memeriksa riwayat keluarga Anda yang mungkin bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit stroke. Selain itu, dokter juga akan memeriksa tanda-tanda kecil dalam tubuh Anda guna melihat apakah ada endapan kolestrol atau pembekuan darah di dalam tubuh Anda.
• Tes darah
Jenis pemeriksaan ini dapat membantu dokter untuk melihat kadar gula dalam darah dan mengecek kecepatan pembekuan darah Anda. Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah Anda pernah mengalami infeksi.
• CT scan
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan otak dengan menggunakan CT scan. Pada jenis pemeriksaan ini, dokter menggunakan serangkaian sinar-X yang dapat menggambarkan organ otak Anda. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah Anda mengalami pendarahan pada otak, apakah ada sel tumor, stroke, dan kondisi lain yang menyerang bagian otak. Dokter mungkin akan memberikan suntikkan pewarna ke dalam pembuluh darah Anda supaya ia dpaat melihat kondisi pembuluh darah Anda secara lebih rinci dan akurat.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada jenis pemeriksaan ini digunakan gelombang radio dan magnet yang kuat untuk menciptakan tampilan rinci dari otak Anda. MRI dapat mendeteksi jaringan otak yang rusak akibat pendarahan dan serangan stroke. Terkadang, dokter juga akan menyuntikkan pewarna ke dalam pembuluh darah Anda untuk melihat kondisi pembuluh darah Anda dengan lebih rinci dan akurat.
• Carotid ultrasound
Jenis tes ini menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambaran dari bagian dalam pembuluh arteri karotid di leher Anda. Tes ini dapat menunjukkan penumpukan simpanan lemak (plak) dan aliran darah di pembuluh arteri karotis.
• Angiogram serebral
Dokter akan menyisipkan tabung fleksibel tipis (kateter) melalui sayatan kecil, biasanya di pangkal paha. Kemudian, tabung tersebut akan semakin masuk, melewati pembuluh arteri utama dan menembus ke pembuluh arteri karotis atau vertebralis Anda. Pada jenis pemeriksaan ini, dokter juga akan menyuntikkan pewarna ke dalam pembuluh darah Anda agar mereka dapat terlihat lebih jelas ketika terpapar oleh sinar-X. Prosedur ini lebih memberikan tampilan rinci dari pembuluh arteri di otak dan leher.
• Echocardiogram
Dokter menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambaran detil dari organ jantung Anda. Selain itu, dengan melakukan jenis pemeriksaan ini, dokter dapat menemukan sumber bekuan darah yang ada dalam organ hati yang mungkin telah menyebar hingga otak dan menyebabkan stroke. Sebuah tabung fleksibel yang telah dilengkapi oleh perangkat kecil (transduser) dipasang di tenggorokan dan turung ke dalam kerongkongan Anda. Tabung tersebut menghubungkan bagian belakang mulut ke perut Anda.
Setelah terdiagnosis, dokter akan menentukan jenis stroke apa yang Anda alami, stroke iskemik atau stroke hemoragik. Jenis pengobatan akan disesuaikan oleh jenis stroke yang Anda idap.

1. Stroke iskemik
Untuk mengobati jenis stroke ini, dokter harus terlebih dahulu memulihkan aliran darah menuju otak dengan cepat. Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi jenis stroke ini:
• Perawatan darurat dengan obat
Jika diberikan ke dalam pembuluh vena, pengobatan ini harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam setelah merasakan gejalanya. Pengobatan yang dilakukan dengan cepat tidak hanya meningkatkan kesempatan Anda untuk tetap bertahan hidup, tetapi juga dapat mengurangi risiko komplikasi yang dapat timbul dari penyakit stroke yang Anda alami. Dokter mungkin akan memberikan:
- Aspirin
Obat ini merupakan jenis obat anti-trombotik yang dapat mengurangi kemungkinan Anda mengalami penyakit stroke yang lebih parah. Selain itu, jenis obat ini juga dapat mencegah terbentuknya gumpalan darah. Dosis dari obat ini dapat bervariasi dan dapat memberikan efek samping yaitu darah menjadi lebih encer. Tak hanya aspirin, dokter juga mungkin akan memberikan resep obat heparin yang dapat mengencerkan darah. Namun, jenis obat ini jarang digunakan.
- Alteplase atau injeksi intravena aktivator jaringan plasminogen (TPA)
Obat ini diberikan melalui suntikkan yang diberikan melalui pembuluh darah yang ada di lengan Anda. Obat ini dapat menghilangkan gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah Anda. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, obat ini harus diberikan 4,5 jam setelah gejala stroke mulai terasa. Obat ini dapat mengembalikan aliran darah dan melarutkan bekuan darah penyebab stroke.
• Prosedur darurat
Terkadang, dokter akan memberikan rekomendasi pengobatan yang harus dilakukan sesegera mungkin. Dokter mungkin akan memberikan pilihan pengobatan sebagai berikut:
- Obat yang diterapkan langsung ke otak
Dokter akan menyisipkan tabung tipis dan panjang (kateter) yang dimasukkan melalui pembuluh arteri di pangkal paha dan akan menyusup hingga mencapai otak.
- Menghilangkan bekuan mekanik
Dokter akan menggunakan kateter dan disisipkan ke dalam otak Anda. Hal ini dilakukan untuk mengambil dan menghapus bekuan darah yang ada dalam pembuluh darah Anda.
• Prosedur lainnya
Untuk mengurangi risiko Anda agar tidak mengalami penyakit stroke lain, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur pengobatan untuk membuka pembuluh arteri yang sudah mengalami penyempitan akibat plak. Pilihan pengobatan ini termasuk:
- Endarterektomi
Jenis pengobatan ini dilakukan untuk menghilangkan timbunan lemak atau plak dari pembuluh arteri karotid yang ada di sepanjang sisi leher hingga otak Anda. Dokter akan membuat sayatan sepanjang bagian depan leher, membuka pembuluh arteri karotis, dan kemudian menghilangkan timbunan lemak (plak) yang menyumbat pembuluh arteri karotis. Dokter kemudian akan memperbaiki pembuluh arteri tersebut dengan memberikan jahitan. Prosedur ini dapat mengurangi risiko stroke iskemik. Namun, endarterektomi juga memberikan risiko, terutama bagi orang dengan penyakit jantung atau kondisi medis lainnya.
- Angioplasti dan stent
Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan kateter yang telah dilengkapi oleh tabung jala (stent) dan terdapat balon di ujungnya. Alat itu dimasukkan ke dalam pembuluh arteri yang ada di pangkal pahal dan memasukkannya hingga pembuluh arteri karotis yang tersumbat di bagian leher Anda. Dokter akan mengembangkan balon di pembuluh arteri yang mengalami penyempitan kemudian tabung jala (stent) akan dimasukkan ke dalam lubang untuk menjaga pembuluh arteri Anda agar tidak menyempit kembali.

2. Stroke hemoragik
Perawatan untuk jenis stroke ini lebih berfokus untuk mengontrol pendarahan dan mengurangi tekanan pada otak Anda. Pengobatan juga dilakukan untuk mengurangi risiko yang dapat timbul di masa depan. Berikut pilihan pengobatannya:
- Langkah-langkah darurat
Jika Anda mengambil warfarin (Coumadin) atau obat anti-platelet seperti clopidogrel (Plavix) untuk mencegah pembekuan darah, Anda mungkin akan diberi obat atau transfusi produk darah untuk melawan efek samping yang timbul. Anda juga mungkin akan diberi obat-obatan untuk menurunkan tekanan di otak Anda (tekanan intrakranial), menurunkan tekanan darah atau mencegah kejang. Orang yang memiliki stroke hemoragik tidak dapat diberi jenis obat, seperti aspirin dan TPA, karena obat ini dapat memperburuk perdarahan. Setelah pendarahan berhenti di otak Anda, pengobatan biasanya melibatkan istirahat dan perawatan medis suportif. Jika luas perdarahan besar, operasi dapat digunakan dalam kasus-kasus tertentu untuk menghilangkan darah dan mengurangi tekanan pada otak.
- Pembedahan untuk memperbaiki kondisi pembuluh darah
Pembedahan dapat digunakan untuk memperbaiki kelainan pembuluh darah tertentu yang terkait dengan stroke hemoragik. Dokter mungkin merekomendasikan satu dari prosedur ini setelah stroke atau jika Anda berisiko tinggi mengalami aneurisma spontan atau arteriovenous malformation (AVM) pecah:
1. Kliping bedah.
Dokter akan menempatkan penjepit kecil di dasar aneurisma, untuk menghentikan aliran darah ke dalamnya. Hal ini dapat menjaga aneurisma agar tidak meledak, atau dapat mencegah perdarahan kembali dari aneurisma yang baru saja mengalami pendarahan.
2. Embolisasi endovascular
Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memasukkan kateter ke dalam arteri di pangkal paha dan menuntunnya hingga mencapai otak Anda. Hal ini dilakukan dengan bantuan sinar X-ray.

3. Bedah penghapusan AVM
Dokter dapat menghapus AVM kecil jika itu terletak di daerah yang dapat diakses dari otak Anda, untuk menghilangkan resiko pecah dan menurunkan risiko stroke hemoragik. Namun, itu tidak selalu mungkin untuk menghapus AVM kalau terlalu besar atau jika itu terletak jauh di dalam otak Anda.
Setelah mendapatkan pengobatan, pasien harus dipulihkan terlebih dahulu agar tubuh mereka kembali kuat dan organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, Anda juga harus melakukan gaya hidup yang sehat untuk mempertahankan kondisi tubuh Anda setelah mendapatkan pengobatan. Berikut beberapa jenis rekomendasi gaya hidup sehat:
• Mengontrol tekanan darah
Salah satu hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terserang stroke adalah dengan mengontrol tekanan darah Anda. Jika Anda telah terkena stroke, menurunkan tekanan darah adalah satu-satunya cara yang tepat untuk mencegah diri Anda terserang oleh penyakit stroke berikutnya. Berolahraga, mengelola stres, menjaga berat badan yang sehat, dan membatasi jumlah natrium dan alkohol yang Anda makan dan minum adalah beberapa cara yang dapat membantu tekanan darah Anda tetap stabil. Selain merekomendasikan perubahan gaya hidup, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi.
• Mengelola diabetes
Kadar gula dalam darah tinggi menjadi salah satu penyebab penyakit stroke. Untuk itu, kelolalah diabetes dengan melakukan diet sehat, berolahraga, mengontrol berat badan, atau dengan mengkonsumsi obat untuk menangani penyakit diabetes.
• Berhenti menggunakan tembakau
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko stroke. Bukan hanya perokok saja, melainkan juga bagi orang yang menghisap asap rokok juga akan terkena dampaknya. Dengan berhenti menggunakan tembakau, risiko stroke dapat diminimalisir.
• Makan diet kaya buah-buahan dan sayuran
Diet yang mengandung lima atau lebih porsi harian buah atau sayuran dapat mengurangi risiko stroke.
• Menjaga berat badan yang sehat
Kelebihan berat badan memberikan kontribusi untuk faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes. Kurangi berat badan Anda hingga berada pada berat badan yang ideal.
• Menghindari obat-obatan terlarang
Berbagai jenis narkoba, seperti kokain dan methamphetamine berisiko menimbulkan penyakit stroke. Kokain dapat menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi jumlah aliran darah ke otak.
• Mengurangi jumlah alkohol
Alkohol menjadi salah satu hal yang menyebabkan timbulnya penyakit stroke. Mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang tinggi dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, stroke iskemik, dan stroke hemoragik. Namun, bila Anda hanya mengkonsumsinya dalam jumlah yang kecil, pembekuan darah dapat diminimalisir dan dapat mencegah terserang stroke iskemik.

(Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya