Bikin Geleng-Geleng, Negara Ini Kembangkan Kuburan Digital

Bagaimana jadinya ya.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 11 Apr 2019, 17:51 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2019, 17:51 WIB
Melihat Festival Qingming, Ritual Ziarah Makam di China
Seorang pria berjalan diantara batu nisan saat festival Qingming di sebuah pemakaman di Shanghai (6/6). Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang. (AFP/Johannes Eisele)

Liputan6.com, Jakarta Soal inovasi, negara China tak ada habisnya membuat penemuan-penemuan unik. Bahakn kini negara ini bisa dikatakan setara dengan negara-negara barat. Bahkan dalam beberapa hal, bisa dibilang inovasi mereka jauh lebih unggul. 

Apalagi, didukung dengan kondisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, China berusaha untuk mengaplikasikan beragam teknologi dalam seluruh aspek kehidupan warganya.

Inovasi mereka yang terbaru ini bahkan dianggap sangat melampaui zaman dan jauh dari akal sehat. Bayangkan saja, mereka mengaplikasikan teknologi untuk suatu hal yang bagi sebagian besar orang dianggap sangat sakral, yaitu pemakaman. Beberapa kota di negeri tirai bambu ini, mualai mengembangkan konsep pemakaman ramah lingkungan, dan membangun kuburan berbasis digital.

Hal ini mereka lakukan, tak lain karena harga tanah yang terus meningkat dan penduduk yang makin padat. Tentu saja kondisi ini memaksa banyak keluarga harus mengeluarkan uang lebih untuk menguburkan kerabatnya. Kurangnya lahan juga membuat permintaan area pemakaman sangat diminati.

Harga Pemakaman di China

Di kota seperti Beijing, rata-rata harga lot pemakaman lebih dari 100.000 yuan atau sekitar Rp 210,34 juta, seperti yang Liputan6.com lansir dari The Guardian, Kamis (11/4/2019).

Sementara, harga lot kuburan tradisional di Tianshou, salah satu kuburan paling populer di ibu kota China itu, mencapai 29.800 yuan hingga 288.000 yuan atau Rp 62,68 juta-Rp 605,82 juta.

Mahalnya harga tanah pemakaman ini juga membuat beberapa keluarga membeli apartemen khusus untuk menempatkan abu jenazah kerabat mereka.

Untuk mengatasi hal ini, para pejabat mengeluarkan pedoman guna mendorong lebih banyak proses penguburan yang lebih ramah lingkungan, daripada mendirikan banyak nisan di makam.

Dengan cara pemakaman ramah lingkungan, abu jenazah atau sisa-sisa tubuh kerabat di dalam guci dapat hancur di tanah. Area yang dikhususkan untuk penguburan ramah lingkungan berkapasitas lebih dari 2.000 guci yang terkubur di tanah. Pengelola kuburan juga tidak menyediakan tanda maupun lot khusus.

Inovasi Baru untuk Pemakaman

Sedangkan jika menggunakan metode penguburan tradisional, area yang sama hanya akan menampung sekitar 500 hingga 600 lot kuburan. Pemerintah kota Shanghai juga mempromosikan pemakaman laut dan menawarkan subsidi kepada operator pemakaman dan keluarga.

Daerah lain malah menawarkan layanan tambahan untuk membuat pemakaman hijau lebih menarik.

Pemakaman Anxian Yuan di provinsi Zhejiang di timur China menyediakan aplikasi yang dapat digunakan keluarga. Mereka hanya perlu memindai kode QR pada pohon atau perlengkapan lainnya di dekat tempat kerabat mereka dimakamkan. Alih-alih merawat kuburan yang sebenarnya, keluarga bisa menyalakan lilin digital atau meninggalkan bunga digital untuk almarhum.

Permintaan Pemakaman Digital Meningkat

"Penerimaan masyarakat terhadap pemakaman ramah lingkungan meningkat," ujar direktur pemasaran dan perencanaan di Tianshou, Sun Ying. 

"Saya pikir di masa depan, akan ada semakin banyak orang bergabung dengan cara penguburan hemat lahan ini," lanjut dia.

Selain itu, dalam undang-undang yang direvisi tentang manajemen pemakaman pemerintah pusat meminta pemerintah daerah untuk memberikan dukungan keuangan bagi pemakaman umum yang lebih murah bagi penduduk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya