Liputan6.com, Jakarta Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech berhasil mengamankan otoritas darurat AS dan Eropa. Vaksin ini telah dilakukan uji coba terakhir yang menunjukkan tingkat keberhasilan mencapai 95 persen. Selain itu, dalam pengujian vaksin ini diketahui tidak ada efek samping yang serius untuk kedepannya.
Keberhasilan dari vaksin Pfizer dan BioNTech ini pun secara konsisten ditemukan di berbagai usia dan etnis. Dilansir Liputan6.com dari Channel News Asia, Kamis (19/11/2020) hasil uji akhir ini dinilai cukup menjanjikan untuk mengobati para pasien yang telah positif COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pun disebut dapat mengabulkan penggunaan dadutar pada pertengahan Desember mendatang. Hal ini pun dikatakan langung oleh Kepala Eksekutif BioNTech, Ugur Sahin kepada Reuters TV. Selain itu, persetujuan syarat di Uni Eropa baru bisa didapat pada minggu kedua Desember 2020.
"Jika semua berjalan lancar, saya bisa membayangkan bahwa kami mendapat persetujuan pada paruh kedua Desember dan mulai meluncurkannya sebelum Natal, tetapi sebenarnya hanya jika semuanya berjalan positif," ujarnya.
95 Persen efektif
Tingkat keberhasilan dari vaksin yang dikembangkan oleh pembuat obat AS dan mitra Jerman BioNTech ini pun disebut jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan sebelumnya. Bahkan, para ahli menyebut jika pencapaian tersebut merupakan sebuah hasil yang cukup signifikan dalam usaha untuk mengakhiri masa pandemi.
"Yang pertama dalam sejarah umat manusia: kurang dari satu tahun dari urutan virus hingga uji klinis berskala besar dari sebuah vaksin, terlebih lagi berdasarkan teknik yang sama sekali baru," kata Enrico Bucci, seorang ahli biologi di Temple University di Philadelphia.
Sebelumnya, dari 170 sukarelawan yang telah terular COVID-19 dan mengikuti uji coba vaksin Pfizer, 162 orang telah menerima plasebo dan bukan vaksin. Dimana artinya vaksin Pfizer 95 persen efektif untuk mengakhiri pandemi COVID-19 ini.
Pfizer sendiri menyebutkan jika meraka akan membuat sebanyak 50 juta dosis vaksin pada tahun ini. Jumlah tersebut pun dinilai cukup untuk digunakan oleh 25 juta orang. Sedangkan untuk 2021 mendatang, mereka berencana akan membuat sekitar 1,3 miliar dosis.
Kelompok petugas layanan kesehatan sendiri akan diprioritaskan di Amerika Serikat dan Inggris. Hal ini memerlukan waktu berbulan-bulan sebelum peluncuran skala besar dimulai di dua negara tersebut.
Advertisement