Mengenal Penyakit EVALI, Infeksi Paru Akibat Rokok Elektrik

Normalnya diagnosis dilakukan sama seperti penyakit pernapasan lainnya.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 13 Jun 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 19:30 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Penyakit paru terkait rokok elektrik yang membuat jatuh sakit lebih dari 1.000 orang, serta menelan korban jiwa lebih dari 20 orang di Amerika Serikat tahun lalu akhirnya diberikan sebuah nama oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Dalam laporannya di Morbidity and Mortality Weekly Report pada 11 Oktober, CDC menyebut penyakit paru itu sebagai EVALI atau singkatan dari "e-cigarette or vaping product use associated lung injury" yang dalam bahasa Indonesia berarti penyakit paru terkait penggunaan produk rokok elektrik atau vaping.

Hingga saat ini belum ada tes atau diagnose untuk penyakit EVALI ini. Normalnya diagnosis dilakukan sama seperti penyakit pernapasan lainnya. Hal ini dikarenakan gejala penyakit EVALI muncul hampir mirip dengan gangguan pernapasan lainnya.

Karena penyakit EVALI tidak bisa dianggap sepele, maka penting untuk mengenal seputar penyakit ini. Berikut ulasan seputar penyakit EVALI yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (11/3/2020).

Mengenal tentang Penyakit EVALI

Penyakit EVALI
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Penyakit EVALI sebenarnya merupakan singkatan dari e-cigarette or vaping used-associated lung injury yang dalam bahasa Indonesia berarti penyakit paru terkait penggunaan produk rokok elektrik atau vaping. Dahulu penyakit ini lebih dikenal sebagai vaping pulmonary illness atau VAPI.

Penyakit yang diakibatkan oleh rokok elektrik yang kemudian diubah menjadi EVALI terkait meningkatkan kasus tersebut. Awal mula infeksi paru-paru ini ditemukan pada 2019, setelah dinas kesehatan seluruh Amerika Serikat bekerja sama untuk mengidentifikasi infeksi paru-paru yang muncul pada orang sehat.

Seiring berjalannya waktu dan sejumlah penelitian terus dilakukan, para dokter dan peneliti menemukan satu kesamaan dari beberapa penderita. Mereka menggunakan rokok elektrik dan vape. Karena itulah, EVALI disebut-sebut sebagai penyakit paru-paru yang mengintai pengguna vape atau rokok elektrik.

Penyebab Penyakit EVALI

Penyakit EVALI
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

CDC dan Food and Drug Administration sendiri masih kesulitan dalam melakukan investigasi terkait kasus ini sejak penemuan awal. Hal itu dikarenakan banyaknya ragam jenis produk yang tersedia.

Hampir 60 persen penderita menggunakan produk dengan nikotin, sementara 76 persen menggunakan produk berbasis THC atau Tetrahydrocannabinol (senyawa yang terkandung dalam ganja).

"Mungkin ada lebih dari satu penyebab wabah ini," kata kepala FDA Ned Sharpless mencurigai.

Gejala Penyakit EVALI

Penyakit EVALI
Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Melansir dari People, penderita yang mengalami EVALI akan terkena gejala seperti pneumonia yaitu batuk, nyeri dada, dan sesak napas. Di samping itu, gejala lainnya adalah sakit perut, mual, muntah, dan diare disertai demam, rasa dingin, dan penurunan berat badan.

"Semua penyedia layanan kesehatan yang mengevaluasi pasien EVALI harus bertanya tentang penggunaan produk rokok elektrik atau vaping, dan idealnya harus bertanya tentang jenis zat yang digunakan," tulis CDC dalam laporan tersebut.

Cara Mengobati Penyakit EVALI

Penyakit EVALI
Ilustrasi dokter (iStockphoto)

EVALI merupakan jenis penyakit paru-paru yang masih terbilang baru, sehingga masih diperlukan penelitian dan percobaan untuk mencari tahu bagaimana pengobatannya yang efektif. Menurut American Lung Association, pada beberapa kasus yang dilaporkan, sekitar 96% penderita yang mengalami kondisi kronis ini membutuhkan perawatan rawat inap. 

Selain itu, jenis perawatannya pun tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Bahkan penggunaan obat primer, seperti antibiotik, antivirus, dan kortikosteroid pun dipakai untuk melawan peradangan di paru-paru. 

Jika paparan EVALI sudah sangat parah, penderita diharuskan untuk berobat rawat inap dengan fasilitas ventilator. Hal ini dikarenakan kemungkinan besar mereka akan kesulitan untuk bernapas dengan tubuh sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya