Liputan6.com, Jakarta Doa khutbah kedua merupakan salah satu rukun dalam khutbah Jumat. Dengan kata lain, doa khutbah kedua merupakan hal yang wajib dilakukan dalam khutbah Jumat. Tidak sah sebuah khutbah Jumat, jika khatib tidak membaca doa khutbah kedua.
Mengingat bahwa khutbah Jumat merupakan salah satu syarat sah dari shalat Jumat, maka doa khutbah kedua juga akan memengaruhi keabsahan keseluruhan shalat Jumat. Artinya, jika khutbah Jumat tidak sah karena doa khutbah kedua tidak dibaca, makan shalat Jumat yang dilaksanakan setelah itu juga tidak sah.
Advertisement
Oleh karena itu, setiap muslim yang hendak berlaku sebagai khatib pada shalat Jumat, selain memahami materi khutbah yang disampaikan, dia juga perlu memahami rukun dan syarat khutbah jumat.
Advertisement
Lalu apa saja rukun dan syarat khutbah Jumat, dan bagaimana bacaan doa khutbah kedua? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2023).
Rukun Khutbah Jumat Lengkap
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, doa khutbah kedua merupakan salah satu rukun khutbah Jumat. Rukun dalam bahasa arab bermakna sudut pada ruangan, tiang, penyangga, dan penegak bagunan. rukun juga dipahami sebagai sisi yang lebih kuat dari perkara yang yang utama. Sedangkan berdasarkan hukum Islam, rukun adalah sesuatu yang membuat sesuatu tidak akan ada kecuali denganya.
Dengan kata lain, rukun adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan dalam seuatu tata cara ibadah. Karena doa khutbah kedua merupakan salah satu rukun khutbah Jumat, maka tanpa doa khutbah kedua tidak ada khutbah Jumat, atau khutbah Jumat menjadi tidak sah.
Adapun rukun dari khutbah Jumat antara lain adalah sebagai berikut:
- Mengucapkan puji-pujian kepada Allah SWT.
- Membaca shalawat atas Rasulullah saw.
- Mengucapkan dua kalimat syahadat.
- Berwasiat (bernasihat).
- Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu dua khutbah.
- Berdoa untuk semua umat Islam pada khutbah yang kedua.
Advertisement
Bacaan Rukun Khutbah Termasuk Doa Khutbah Kedua
Penting untuk dicatat, bahwa khusus untuk rukun-rukun khutbah yang telah disebutkan di atas, semuanya wajib disampaikan dalam bahasa Arab, termasuk doa khutbah kedua. Sedangkan selain lima rukun (nasehat tambahan) tersebut tidak diharuskan berbahasa Arab.
Adapun bacaan rukun-rukun khutbah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Puji-pujian kepada Allah SWT
Salah satu rukun khutbah Jumat adalah membaca puji-pujian kepada Allah SWT. Karena membaca puji-pujian kepada Allah SWT termasuk rukun khutbah Jumat, maka hal itu wajib disampaikan dalam bahasa Arab. Adapun bacaan puji-pujian kepada Allah SWT yang menjadi rukun Khutbah Jumat antara lain adalah sebagai berikut,
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
2. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Rukun yang kedua adalah membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Adapun bacaannya adalah sebagai berikut,
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Mengucapkan Kalimat Syahadat
Adapun rukun khutbah jumat yang ketiga adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ada beberapa bacaan kalimat syahadat, salah satu contohnya adalah sebagai berikut,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الل
Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Artinya: "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan (Rasul) Allah."
4. Wasiat untuk Bertakwa
Rukun khutbah Jumat yang keempat adalah berwasiat kepada diri sendiri dan jamaah shalat jumat untuk terus bertakwa kepada Allah SWT. Adapun bacaannya adalahs ebagai berikut,
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
5. Membaca Ayat Alquran pada Salah Satu Khutbah
Rukun khutbah Jumat yang kelima adalah membaca ayat Alquran di salah satu dari dua khutbah. Adapun ayat Alquran yang dibaca minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tidak ada ketentuan ayat Alquran mana yang harus dibaca, bisa disesuaikan dengan isi khutbah yang akan disampaikan. Misalnya jika isi khutbah memiliki tema berlomba-lomba dalam kebaikan, maka khotib bisa membaca ayat berikut,
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)
6. Doa Khutbah Kedua
Sperti yang telah dijelaskan sebelumnya, doa khutbah kedua merupakan salah satu dari rukun khutbah Jumat. Tanpa khutbah doa khutbah kedua, maka khutbah Jumat tidak sah, dan shalat Jumat juga tidak akan sah. Adapun bacan doa khutbah kedua adalah sebagai berikut,
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Syarat Khutbah Jumat
Selain harus memenuhi rukun-rukunnya, termasuk doa khutbah kedua, khutbah Jumat harus dilaksanakan dengan memenuhi syarat-syarat khutbah Jumat. Syarat adalah sesuatu yang mesti ada, yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tapi suatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu.
Dalam konteks khutbah Jumat, syarat khutbah Jumat memang tidak termasuk dalam serangkaian hal yang harus disampaikan dalam khutbah Jumat. Hanya saja, jika syarat tersebut tidak dipenuhi, makan khutbah Jumat akan menjadi tidak sah.
Adapun syarat-syarat khutbah Jumat antara lain adalah sebagai berikut:
- Khutbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari saat matahari tinggi dan mulai bergerak condong ke arah Barat.
- Khutbah Jumat dilaksanakan dengan berdiri jika mampu.
- Khatib hendaklah duduk di antara dua khutbah.
- Khutbah disampaikan dengan suara yang keras dan jelas.
- Khutbah dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya.
- Khatib suci dari hadas dan najis.
- Khatib menutup aurat.
Advertisement